Chapter - 03

14K 788 15
                                    

Mawar dan Risa tengah duduk di bangku taman. Pandangan Mawar kosong, Ia masih memikirkan cintanya yang rumit. Mengapa harus kembarannya sendiri.

"Mawar. Lo kenapa sih diem aja?" tanya Risa menatap sahabatnya ini.

"Hati gue patah Ris" jawab Mawar sendu.

"Patah? maksud lo gimana?" tanya Risa serius.

"Melati pacarnya Vano" jawab Mawar. Lidahnya terasa kelu menyebutkan nama pasangan itu.

"Apa! lo serius? ya ampun" ucap Risa histeris. Ia merasa kasihan pada sahabatnya ini.

"Lucukan, percintaan gue. Gue dan kembaran gue jatuh cinta pada orang yang sama?" ucap Mawar terkekeh.

"Kenapa lo gak rebut aja dari Melati?" Ucap Risa ngasal.

Mawar menggeleng mendengar ucapan Risa. "Gue gak sejahat itu Ris. Melati tuh adek gue, gak mungkin gue nglakuin itu. Kebahagiaan dia adalah bahagianya gue" jawab Mawar.

"Tapi lo akan sakit dengan sendirinya" ujar Risa menatap dalam manik hitam Mawar.

"Kalau jodoh gak akan kemana" Mawar tersenyum menatap Risa dengan lembut.

"Sabar ya. Gue yakin kalau lo bisa dapatin cowok yang lebih baik dari Vano" ucap Risa meyakinkan.

"Dan gue berharap itu Vano, Ris" batin Mawar berharap.

"Kita jalan-jalan yuk Ris" ajak Mawar.

"Boleh. Ayo, kita ke mall aja" ucap Risa mengiyakan.

Risa terus mengajak Mawar untuk berbicara agar gadis itu tak lagi bersedih. Tak terasa, kini mereka sudah sampai di Mall. Mereka kini tengah menikmati capucino di salah satu outlet yang ada di sana.

"Lo gak makan?" tanya Risa pada Mawar.

"Nggak, gue gak lapar" jawab Mawar lirih. Akhir-akhir ini Mawar tak nafsu makan.

"Hai" sapa Melati dan Vano bersamaan. Hati Mawar mencelos, perih seketika. Mengapa harus bertemu di sini.

"Hai" balas Mawar.

"Kita gabung di sini sama kalian ya?" ujar Melati.
Mawar hanya mengangguk.

Melati dan Vano nampak romantis. Terbesit rasa iri di hati Mawar. Mawar tersenyum kecut, hatinya sakit berada di sini.

"Ris. Kita ke toko buku aja yuk." ajak Mawar.

Risa mengangguk paham. Pasti sahabatnya ini sakit melihat keromantisan di depannya.

"Kita duluan ya" ucap Mawar tersenyum pada Vano dan Melati.

***
Mawar duduk gazebo halaman belakang. Ia nampak menikmati membaca buku di pangkuannya. Memikirkan cintanya hanya membuatnya terluka sendiri.

"Mawar" ucap Melati mendekat.

"Kamu bawa apa Mel?" tanya Mawar.

"Bolu pandan" jawab Melati yang kini duduk di samping kembarannya.

"Makasih ya" ucap Mawar.

"Aku seneng banget hari ini" ucap Melati.

"Kenapa?" tanya Mawar penasaran.

"Kak Delva hari ini manjain aku Mawar. Dia turutin apa yang aku mau." jawab Melati tersenyum lebar.

Mawar tersenyum meskipun hatinya terluka. Berpura-pura bahagia itu menyesakkan dadanya. "Baik banget dia. Semoga kamu selalu bahagia sama dia" ucap Mawar susah payah.

"Kamu tau, orang tuanya juga baik banget sama aku. Serasa jadi menantunya kalau datang ke rumahnya" ucap Melati lagi. Hati mawar seolah di iris sebilah pisau kala mendengar kebagian adiknya, bukan karena iri tapi sakit entah karena apa.

Luka (Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang