Chapter - 16

18.1K 1.1K 144
                                    

Ada yang nunggu gak?

Happy Reading dan tandai typonya❤

Mawar sudah menyiapkan makan malam untuk suaminya. Meskipun Mawar tahu jika masakannya tak akan tersentuh tangan Vano. Setelah menyiapkan makanan, Mawar berganti baju. Dirinya ingin Vano menatapnya sebagai seorang istri, bukan pembantunya. Setelah berdandan dengan natural, Mawar menunggu Vano di ruang tamu dengan menonton serial sinetron.

Tak beberapa lama, suara ketukan pintu menyadarkannya. Mawar beranjak dari sana dan membukakan pintu.

"Malam kak" ucap Mawar terhenti. Matanya memanas melihat saudara kembarnya yang datang bersama suaminya.

"Mel" gumam Mawar.

"Hai Mawar" sapa Melati. Tangan Melati bahkan masih bergelayut manja di lengan Vano.

"Sayang ayo kita masuk" ucap Vano.

Sayang. Tak pernah sekalipun Vano memanggil dengan panggilan mesra seperti tadi. Mereka berdua masuk dan langsung menuju meja makan. Mawar menitikkan air matanya dan menghapusnya dengan cepat.

"Kamu mau makan apa kak?" tanya Mawar lembut.

"Sayang, ambilkan aku makanan ya" pinta Vano dengan mengelus pelan tangan Melati.

Melati mengambil alih piring yang di pegang Mawar. Mawar hanya diam dan menatap Melati, bukankah itu haknya dalam melayani Vano.

"Terima kasih sayang" ucap Vano lembut.

"Oh ya, tinggalkan kami berdua" ucap Vano tajam pada istrinya. Hati Mawar sesak mendengar ucapan Vano.

"Selamat makan" ucap Mawar menahan rasa sakitnya, bahkan Ia tersenyum lembut pada mereka.

Setelah Mawar pergi, Vano menatap Melati dengan tatapan lembutnya. "Sayang" ucap Vano.

"Iya kak" ucap Melati.

"Ayo makan" pinta Vano.

"Iya" balas Melati.

Melati sedikit kasihan melihat saudara kembarnya. Tapi dengan cepat otaknya menyanggahnya. Bukankah ini kesempatan baik untuk semakin dekat dengan Vano.

"Kak, apa kamu selalu memperlakukan Mawar seperti itu?" tanya Melati.

"Iya, karena aku membencinya" jawab Vano, Melati tersenyum mendengar pernyataan kekasihnya.

"Janji sama aku, jangan pernah kamu jatuh hati pada Mawar. Karena hanya aku yang berhak mencintaimu bahkan memilikimu" ucap Melati tegas.

"Tenang saja sayang. Aku tidak akan pernah mencintai jalang itu, karena aku sangat mencintaimu" balas Vano dengan mencium tangan Melati.

"Aku janji akan menikahimu, kita akan tinggal disini bersama anak-anak kita kelak" lanjut Vano. Melati serasa terbang kala Vano mengucapkan hal itu. Karena itu adalah impiannya.

"Lalu anak kamu dengan Mawar?" tanya Melati memicing.

"Kamu tahu kan? kalau aku membenci Mawar dan anak haram itu? karena mereka kita batal menikah sayang" ucap Vano. "Jadi kamu tenang saja, karena anak dari rahimmu yang ku akui" lanjut Vano dengan meyakinkan Melati.

"Baiklah kak, kutunggu kamu menepatinya" ucap Melati tersenyum lebar.

***
Mawar berdiri di balkon, menatap langit malam yang gelap. Tak ada satu cahaya bintang di sana, sama seperti hatinya yang remuk redam. Mengapa Melati setega itu kepadanya, bukankah dulu Melati bilang padanya jika dia jijik dengan bekasnya. Lalu apa sekarang? bahkan mereka sangat dekat dan mesra. Mawar tersenyum miris, ternyata kembarannya sangat munafik.

Luka (Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang