Ada yang nunggu?
Tandai typo dan happy reading❤
Satu bulan berlalu, hubungan Vano dan Mawar hanya terkesan datar- datar saja. Bahkan Vano kini menjalin kasih dengan Melati. Mawar belum tahu hal itu, jika pun Mawar tahu Vano dan Melati tak perduli.
Kini Vano dan Mawar sudah pindah di rumah yang di beli oleh Vano. Ini adalah rumah impian Vano sejak dulu, jika Ia menikah maka Ia menempatinya dengan Melati. Namun naas, Ia malah menikah dengan Mawar.
Vano masih setia dengan sikap dingin, cuek dan kasarnya. Mawar hanya bisa bersabar dengan semuanya. Mawar hanya butuh pengakuan Vano untuk anaknya di akta kelahirannya nanti.
Vano kini tengah menunggu seorang gadis di cafe, senyumnya tak pernah luntur menunggu gadis pujaannya. Pria itu tak memikirkan sedikitpun perasaan istrinya. Bagi Vano, dalang dari semua masalah yang timbul adalah Mawar.
"Sayang" ucap gadis itu tersenyum.
"Hai sayang" balas Vano dengan senyum manisnya.
Gadis itu adalah Melati, gadis itu sangat senang kala Vano menemuinya dan meminta maaf. Vano juga meyakinkan dirinya, jika Vano akan bercerai dari Mawar.
"Aku kangen kamu kak" ucap Melati dengan nada merajuk.
"Aku juga sayang" balas Vano mencium singkat kening Melati. Jika saja Vano memperlakukan Mawar seperti Melati, alangkah bahagianya ibu hamil itu.
"Kamu gak akan pernah cinta sama Mawar kan?" tanya Melati. Melati masih sangat menginginkan jika kelak akan menjadi istri Delvano.
Vano tersenyum lembut kepada Melati. Sampai kapanpun, Ia tak akan mencintai wanita yang sudah merusak hidupnya. "Itu tidak mungkin terjadi sayang." jawab Vano dengan pasti.
"Baguslah, karena aku tidak mau jika kamu hidup dengan dia. Aku mencintaimu kak, hanya aku yang akan menjadi istrimu hingga maut memisahkan kita" ucap Melati panjang.
"Kamu tenang saja sayang" ucap Vano meyakinkan Melati.
***
Dirumah, Mawar duduk termenung memikirkan nasib pernikahannya. Ini baru dua bulan, tapi rasanya Ia ingin menyerah saja. Pergi jauh sejauh mungkin bersama janinnya. Tanpa Vano pun, dirinya bisa hidup. Tapi, Ia tak bisa karena Ia teringat akan Kedua orang tuanya. Iya sangat sayang papa dan mamanya.Mawar mulai menyiapkan makan malam untuk suaminya, meskipun Ia tahu jika Vano tak pernah menyentuhnya. Vano pun selalu pulang larut, jika jam kantor biasanya pulang pukul 4 sore tapi Vano pulang di atas pukul 10 malam. Mawar dengan sabarnya menunggu kepulangan suaminya. Vano dan Mawar memang tidur tak seranjang.
"Semoga kali ini kamu memakannya kak" gumam Mawar berharap.
Setelah menyiapkan makanan, Mawar duduk menunggu kepulangan suaminya di sofa. Mawar tahu jika Vano akan pulang larut seperti kemarin-kemarin.
Mawar merasa bosan menunggu kepulangan suaminya, bahkan tak terasa sudah tiga jam lebih menunggu Vano pulang. Mawar menatap jam yang menempel di dinding, sudah menunjukkan pukul 10.30 malam tapi Vano tak kunjung pulang juga. Mawar mulai khawatir dengan suaminya.
'Ceklek'
Pintu berwarna putih itu terbuka lebar, menampakkan seorang pria yang berjalan dengan sempoyongan. Vano mabuk malam ini, Mawar mendekati suaminya dan memapah tubuh kekar Vano."Kamu mabuk mas?" tanya Mawar khawatir. Pertanyaan yang tak seharusnya wanita itu tanyakan.
Vano tak merespon pertanyaan istrinya. Vano hanya mengikuti langkah Mawar menuju kamarnya. Mawar membaringkan Vano di ranjangnya. Dengan telaten Mawar melonggarkan dasi yang terpasang di leher suaminya. Ia juga melepaskan sepatu yang dikenakan Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka (Proses Terbit)
RomanceCerita kolaborasi dari Wife Hurt dan Fall In Love With My Husband. Cinta segitiga antara Mawar, Melati dan Vano. Vano dan Melati saling mencintai, hal itu yang membuat Mawar memendam rasa sakitnya. Ingin rasanya merebut Vano dari kembarannya sendiri...