Chapter - 06

15.3K 806 25
                                    

Satu tahun berlalu, Mawar dan Melati sama-sama lulus dengan IPK yang memuaskan. Keenan dan Gladyss bangga kepada kedua putrinya.

"Selamat ya sayang mama bangga pada kalian berdua" ucap Gladyss memeluk bergantian Mawar dan Melati.

"Terima kasih atas doanya ma" ucap Mawar dan Melati bebarengan.

"Papa bangga sama kalian" ucap Keenan penuh haru.

"Papa" rengek manja kedua putrinya yang memeluk dirinya.

"Papa sayang kalian" ucap Keenan.

"Kami juga pa" ucap Mawar.

"Mel" ucap seseorang. Melati menoleh, sontak Ia melihat kekasihnya dengan senyum mengembang kearahnya.

"Kak Delva" ucap Melati memekik senang.

Vano mendekat pada kekasihnya lalu memberikan sebuket bunga mawar putih untuk kekasihnya. Mawar hanya menatap nanar kebahagiaannya, harusnya dirinya senang bukan malah bersedih seperti ini.

"Selamat sayang. Kamu udah lulus" ucap Vano menatap Melati lama. Pria itu sudah tidak sabar untuk mempersunting Melati menjadi istrinya.

"Iya kak, aku senang bisa lulus tepat waktu" balas Melati.

Mawar memutuskan untuk pergi dari sana, dadanya terasa sesak melihat mereka berdua. Di hari bahagianya harusnya Ia berbahagia, namun naas dihari bahagianya hatinya mendadak sakit.

***
"Mawar, kamu siap menggantikan papa nak?" tanya Keenan melirik Mawar.

"Em, pa. Mawar gak mau langsung menggantikan kedudukan papa. Mawar tuh pengen mulai dari nol. Jadi karyawati papa gitu" ucap Mawar.

"Kenapa sayang?" tanya Gladyss menatap Mawar.

"Ya karena Mawar gak mau. Mawar pengen bekerja dengan usaha Mawar sendiri" jawab Mawar tersenyum pada mamanya.

"Papa bangga sama kamu Mawar." ucap Keenan.

"Mungkin Melati mau, papa tanya sama dia" ucap Mawar kemudian.

"Kamu mau jadi CEO di kantor nak?" tanya Keenan pada Melati.

Melati nampak berpikir, Ia tak mau membuang peluang emas ini. "Ya pa, Melati mau. Tapi, Mawar harus jadi sekretarisnya Melati" ucap Melati. Bukan karena apa, Melati tidak mau jika saudara kembarnya itu hanya menjadi karyawan biasa. Mereka sama-sama anak Keenan dan Gladyss bukan.

"Tapi Mel"

"Gak ada tapi-tapian Mawar, kalau kamu gak mau aku juga gak mau" Melati berkata dengan nada merajuk, berharap Mawar mau.

"Oke deh, aku mau"

"Nah gitu dong, aku gak mau jauh dari kamu tau" ucap Melati.

Mawar berpamitan untuk masuk ke kamarnya. Di sana, Ia duduk termenung dengan sendu. Mengapa sangat sulit untuk melupakan Vano, berulang kali Ia menegaskan pada hatinya jika Vano adalah milik Melati. Tapi, semakin Mawar berusaha melupakan Vano justru sangat sulit baginya.

***

Dua bulan berlalu, semua berjalan dengan lancar. Satu bulan lalu, Vano datang melamar Melati dan pernikahan itu akan berlangsung lima bulan mendatang. Vano dan Melati tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya..

Melati dan Mawar nampak sibuk berbincang di ruangan Melati untuk membahas project baru mereka.

"Btw, aku dapat undangan ulang tahun dari Alvian. Dia juga nitip untuk kamu" ucap Melati, gadis itu mengeluarkan undangan tersebut dari tasnya lalu memberikannya pada Mawar.

Luka (Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang