Sabtu, 4 Februari 2017
Jehan terbangun dari tidurnya. Setelah sibuk menenangkan diri serta mengurus keperluan rumah duka, ia akhirnya bisa tidur. Melirik jam diatas nakas, mata Jehan membulat begitu menyadari ia bangun pukul berapa.
Pukul tujuh lewat lima belas menit. Yang berarti ia melewatkan salat subuh. Jehan beranjak dari tempat tidurnya yang melangkah menuju kamar kakaknya. Mencoba membuka pintu dengan satu dorongan, Jehan gagal karna pintunya terkunci.
Jehan menggulung lengan bajunya dan berniat untuk mengetuk pintu sekuat mungkin. Namun baru pukulan pertama, bukan pintu yang terpukul, justru hidung Jefferey yang memerah. Jefferey membuka pintu tepat saat tangan Jehan hampir mendarat di pintunya.
" napa sih dek?! Ribut amat pagi-pagi"
Bukannya menjawab, Jehan justru mendorong kakaknya ke dalam kamar dan menutup pintunya.
"sst, diem ntar mama bangun"
" udah bangun kali dari tadi, kamu aja kebo"
Jehan menghiraukan perkataan kakaknya dan memilih tiduran di tempat tidur.
" bang, Kak Dirga kapan berangkat?"
Jeff yang mendengar pertanyaan adeknya hanya mendengus geli mengingat seberapa kencangnya suara tangis Jehan tadi malam.
" udah dibikin nangis masih aja bucin"
" sapa nangis?!"
"KAMU, ADIKKU JEHAN TERSAYANG"
" santai dong gak usah ngegas. Lagian tau darimana?"
Jeff yang sudah merasa gemas dengan tingkah adiknya ikut membaringkan diri di samping Jehan dan menekan pipinya kuat - kuat.
" pertama, suara kamu kekencengan tadi malam, semoga mama gak sadar ya. Kedua, NGACA DONG itu mata seberapa bengkaknya"
Jehan langsung bangun dan berhadapan dengan cermin untuk memeriksa yang dikatakan Jeff. Dan benar adanya. Matanya sudah bengkak. Namun setelah menyadari bahwa itu bukan tujuan awalnya untuk berada disini.
" udah, lupain itu, Kak Dirga berangkat kapan?"
" dasar bucin"
Jehan berdecak karna lagi-lagi pertanyaannya hanya dianggap sebuah kebucinan saja. Padahal nyatanya tidak.
" bukan perkara bucinnya atau gimana, tapi ini juga menyangkut masalah hati bang. Setiap manusia pasti mencari tahu apa saja tentang orang yang disuka. Itu normal. Kecuali kalo lo emang gak suka sama orang"
Jefferey sedikit tertegun mendengar perkataan adiknya. Semuanya benar dan itu sampai terngiang di kepala.
" kamu gak bisa pukul rata semua hal yang dilakukan untuk orang yang disuka itu bucin bang."
" tapi kalo yang sampai ngikutin kemana-mana itu apa kalo gak bucin?"
" itu obsesi. Hanya sebuah keinginan untuk memiliki yang terkesan memaksa, tanpa peduli efeknya apa"
" ooh, gitu"
" udah gitu doang?" Jehan berbalik dan menatap kakaknya dengan pandangan tidak menyangka. Namun Jefferey hanya menganggukkan kepalanya polos.
" trus harus apa?"
Jehan menghela nafas kasar. Andai yang dihadapinya ini bukan kakak kandungnya, pasti sudah Jehan tending sampai keluar rumah. " udah gausah bacot, kapan berangkat??"
" besok, gak tau jam berapa pokoknya besok"
⁕Little Spaces⁕
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Little Spaces - Doyoung NCT
FanficKami bertemu Bertatapan seolah saling mengungkap rindu Kamu, dengan kalung salib di leher mu. Aku, dengan tasbih digenggamanku ,-jh, Senin 2019 [PERMATA the series] Start : 190109 Fin : 190604