"lo apain Jehan?"
Dirga tersenyum miring mendapati pertanyaan Tian yang baginya sudah tidak perlu dijawab. Karna bagaimanapun, Tian merupakan orang asing dalam hubungan mereka. Oh lupa, mereka sudah tidak ada hubungan.
Selepas kepergian Jehan, Jefferey, juga Melati, Tian langsung mencari dimana Dirga berada. Dan Tian menemukan Dirga yang bersandar pada batang pohon, Tanpa berpikir panjang, Tian menghajar Dirga habis-habisan. Beruntung Willy yang hendak ke kamar mandi melihat itu semua dan membawa Dirga ke ugd sebelum Tian semakin menggila.
Dan disinilah mereka berada, pada bed 3 di ugd rumah sakit yang sama dengan Tian yang menatap tajam Dirga, juga anggota permata yang mengelilingi bed Dirga.
" gue tanya jawab kali sat"
Dirga mendecih sambil menahan ngilu di rahangnya. Bangkit dari tidurnya dan terduduk sambil menatap Tian sangar..
" bukannya ini yang lo mau? Kan lo bisa deketi Jehan kan? Iya?"
" bangsat lo"
Tian hampir akan meninju Dirga kembali jika bukan karna tangan Dinar yang menahan lengan Tian.
" sabar yan, sabar, istigfar"
" astagfirullah"
Tian berkacak pinggang membelakangi Dirga sambil menenangkan diri dari emosi yang sudah bisa meledak kapan saja.
" tapi tetep aja brengsek lo"
Keadaan hening. Baik Theo dan Dinar yang biasanya memimpin dan mengarahkan teman-temannya tidak berani mengambil tindakan. Karna permasalahan kali ini tidak hanya menyangkut Jehan, Dirga, dan Tian saja, melainkan Jefferey selaku kakak kandung Jehan jelas akan marah adiknya diperlakukann seperti ini apalagi oleh kawannya sendiri.
" setan lo semua"
Semuanya kompak menoleh ketika tirai disingkap dan mendapati Jefferey dengan muka masamnya.
" Dir, adek gue lo apain sih? Gue sampe bingung tadi dia nangis kenceng di jalan sampe pengen gue turunin sangking malunya"
" sorry"
Dirga membalas petanyaan Jefferey dengan muka tertunduk dan wajah yang ketara sekali merasa bersalah. Jefferey yang melihat itu hanya mengangguk kecil. Paham karna masalah Dirga sudah cukup berat apalagi jika permasalahan ini sampai dibesar-besarkan.
" its okay, gue paham kok"
Tian yang tidak terima Jefferey memaafkan Dirga dengan mudah, menatap Jefferey dengan tatapan sengit sedangkan Jefferey memasang ekspresi melotot.
" apa? Mau nyalahin sapa? Udah diem, gak tau timing banget sih lo"
" udah sana lo pada baikan dulu. Ntar salah satu gak ada nagis lo"
Theo menarik tangan Dirga dan Tian bersamaan lalu mengaitkannya. Persis sepeti anak kecil yang dipaksa maaf-maafan oleh ibunya.
Kegiatan mereka terhenti ketika perawat dengan terengah-engah menyingkap tirai Dirga.
"a-anu Mas Dirga, itu- anu
" kalo ngomong yang jelas sus, ini Dirga yang diajak ngomong saya yang kepo"
Theo menepuk pelan mulut Willy yang memang sering lepas kontrol pada saat – saat tertentu.
" Mas, nyonya Hella kondisinya semakin menurun, saya disuruh kemari sama mbahnya mas- loh mas?!"
Dirga meninggalkan bangsalnya secepat kilat diikuti teman – temannya yang ikut berlari meninggalkan Suster yang masih bengong. Karna bagi Dirga, Ibunya lebih penting dari apapun termasuk pernyataan tidak penting dari suster tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Little Spaces - Doyoung NCT
Fiksi PenggemarKami bertemu Bertatapan seolah saling mengungkap rindu Kamu, dengan kalung salib di leher mu. Aku, dengan tasbih digenggamanku ,-jh, Senin 2019 [PERMATA the series] Start : 190109 Fin : 190604