Track 16 - Final Track

3.2K 351 109
                                    

" Walau kita tidak saling jumpa, Semoga tetap saling mendoakan dalam doa"

" Karena aku tidak pernah menyalahkan Tuhan. Untuk apa yang Dia susunkan"

" Sampai jumpa pada pertemuan tidak disengaja selanjutnya"

-, J.H Februari 2017.

⁕Little Spaces⁕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⁕Little Spaces⁕

Jehan mendudukkan diri. Sekarang masih pukul Sembilan lewat tiga belas menit.

Pukul tujuh tadi, Tian datang bersama teman – teman kakaknya yang lain. Mengajaknya pergi ketempat sebelah. Dengan alasan menemaninya mengambil suatu barang miliknya yang pernah dipinjam Dirga, Tian berhasil mengajak Jehan yang awalnya enggan memasuki tempat itu lagi.

Disinilah Jehan sekarang. Duduk di meja belajarnya sambil memandangi barang yang ia dapat dari rumah Dirga tadi. Sebuah Jurnal. Yang membuktikan bahwa Dirga berbohong tentang percakapan di rumah sakit.

Juga beberapa foto Jehan diletakkan di dalam Jurnal yang sengaja diambil saat sang empunya tidak sadar.

Jehan menghembuskan nafasnya beberapa kali. Lelah dengan tingkah laku seseorang yang membuat jurnal tersebut.

Jehan membuka lembaran pertama jurnal tersebut. Tidak ada yang istimewa, hanya coretan asal yang sepertinya tercipta karna sang pemilik sedang bosan.

Jehan membuka lembar demi lembar perlahan. Sama saja, tidak ada yang istimewa, bedanya, lembaran setelah lembar pertama adalah curahan isi hati Dirga tentang kehidupan sosialnya.

Hingga pada lembar ke tujuh belas. Dirga mulai menuliskan tentang dirinya.




Bagian tujuh belas

'ini laki-laki bukannya shalat jumat malah main. Sana berangkat'

Tatapannya tajam, seperti siap memenggal kepala orang yang tidak menuruti ucapannya.

Tapi, kamu siapa? Kenapa berani berlaku seperti ini?

Dia mengalihkan pandanggannya kepadaku. Tatapannya semakin memicing seolah sedang mengejekku.

' ini juga, kakak kenapa gak shalat jumat?'

Sekali lagi, kamu siapa? Kamu tidak mengenalku, tapi bertindak seolah sudah mengenalku.

Kudorong kursiku sedikit keras, hingga membuatmu terkejut.

' saya umat kristiani'

Dengan begitu, kutinggalkan kamu yang masih mematung di depan meja.

Terakhir, siapa kamu?

2013, Dirgantara



Pertemuan pertama mereka rupanya. Jehan beralih pada lembar berikutnya sembari mengingat-ingat ekspresi bodoh apa yang ia tunjukkan dulu. Beralih pada lembar delapanbelas. Jehan membaca kata demi kata yang tertulis.






[1] Little Spaces - Doyoung NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang