Yora berlari menuju perpustakaan. Karena Minho sudah menunggunya di sana. sebelumnya, ia dan Minho sudah berjanjian akan bertemu di kampus.
Setibanya di depan pintu perpustakaan, Yora langsung masuk dengan mengatur napasnya dan menatap sekitar untuk mencari keberadaan Minho. Beberapa detik kemudian, Yora menemukan keberadaan Minho yang sedang membaca buku di sudut ruangan. Senyuman tercetak di bibir ranum Yora.
Mendekati Minho, Yora menepuk bahu cowok itu.
"Ehh, udah datang," ucap Minho dengan senyuman.
"Sudah lama nunggunya?" tanya Yora yang tidak enak dengan memilih duduk di sebelah Minho.
"Nggak kok. Baru tiba juga gue," jawab Minho santai. "Gimana hari pertama lo sama suami?" lanjutnya penasaran.
Yora menghela napas panjang dan menyenderkan punggungnya pada badan kursi. "Dingin banget orangnya," jawabnya dengan cemberut.
Minho tertawa kecil. "Sama kaya lo," ceplosnya.
Yora mendengus. "Gue, kan, dingin ke orang yang nggak gue kenal. Tetapi kalau dia beda. Padahal kita sudah menikah, ya, walaupun terpaksa. Setidaknya ngobrol. Ini, boro-boro ngobrol, melirik gue aja nggak," ucapnya bercerita.
Minho kembali tertawa. "Sabar, mungkin dia belum terbiasa ada lo. Gue yakin kok, lama-lama bakal luluh sama lo. Mana ada sih yang nggak jatuh ke pesona lo, ya, walaupun lo dingin orangnya. Tapi lo itu beda dari perempuan kebanyakan," ucap Minho memberi semangat.
Yora tersenyum tipis mendengar ucapan Minho. "Ada kok yang nggak jatuh ke pesona gue," balasnya dengan menatap Minho.
"Siapa?" tanya Minho penasaran. "Lo, Lee Minho" ucapnya dalam hati setelahnya, mengalihkan tatapannya ke arah lain. "Ada deh, lo nggak bakal kenal" jawab Yora berbohong.
Minho mendesis. "Kebiasaan selalu buat gue penasaran."
Yora kembali tersenyum tipis. "Lo nggak akan kenal. Percuma juga gue kasih tau lo. Dia nggak bakal suka sama gue," balasnya.
"Udah lah, terserah lo aja. Gue nggak bisa menang kalau sudah berdebat sama lo," ucap Minho pasrah.
Yora langsung tersenyum dengan menampilkan gigi putihnya.
Benar kata Minho, Yora sangat pandai berdebat. Walaupun lawan bicaranya juga pandai berdebat, Yora tetap akan menang sampai membuat lawannya tidak dapat berkutik.
"Nanti mau nggak antar gue ke toko buku?" tanya Yora.
"Boleh, tapi suami lo marah nggak?" tanya Minho dengan menaikan alisnya.
"Nggak akan marah. Dia aja masa bodo sama gue," jawab Yora asal.
Minho menghela napas. "Ya, sudah, nanti gue tunggu di lobby kampus. Gue ada kelas nih, duluan," pamit Minho dengan merapihkan buku-bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
01. MARRIED
Teen FictionDi jodohkan dengan seorang CEO muda dan tampan bisa di bilang sempurna untuk segala hal, tapi apakah Yora bisa menjalankan kehidupannya seperti semula setelah menikah dengan CEO ? #1 in Hwanghyunjin #2 in kisah remaja #1 in ceomuda #66 in married #...