23 April.
Begitulah tanggal yang tertulis di kalender. Itu artinya, si kekasih tercinta sedang merayakan hari ulang tahunnya. Lee Jeno, kekasih Na Jaemin. Pemuda yang tepat berusia 23 tahun, telah membuat Jaemin sibuk seharian ini.
Memporak-porandakan dapur rumah kecilnya yang ia tinggali bersama Jeno; loyang-loyang kue berbentuk persegi dan lingkaran dari berbagai ukuran bercecer di meja, sisa-sisa tepung terigu yang berhamburan di lantai, cucian peralatan membuat kue seperti mixer dan wadah adonan menumpuk di tempat cucian, ceceran plastik kotor dan cangkang telur menggunung di tempat sampah bawah meja. Tidak jauh berbeda, dirinya pun seperti korban bully anak sekolahan. Di wajahnya ada sisa-sisa tepung dan adonan yang menempel saat ia tak sengaja mengusapkan jemari. Apron pink yang dikenakan pun tak luput dari noda tepung. Badannya berkeringat karena lelah. Tapi ia tak peduli, karena ia dengan senang hati membuatkan kue ulang tahun kekasihnya.
Jaemin membungkuk; menumpukan berat tubuhnya pada tepian meja. Memandang oven yang sedang mematangkan dua loyang kue berbentuk lingkaran sedang dengan senyum lebarnya. Jemarinya mengetuk; menghitung mundur timer oven yang sebentar lagi berdering. Kepalanya mengangguk-angguk antusias; menyebabkan kunciran rambut bagian depan-atas ikut mengayun seirama.
Ting!
Senyumnya semakin melebar, tubuhnya menegak antusias. Buru-buru mengambil sarung tangan oven dan mengeluarkan dua loyang kue yang berbau harum.
"Biarkan dingin, dan aku akan menghiasmu, kue manis." ucapnya girang sambil memandang jam weker kelinci bercorak putih-merah jambu.
Sekitar dua jam lagi kekasihnya akan pulang, jadi sebaiknya ia membereskan kekacauan yang ia buat.
Jaemin menunggu Jeno di balik jendela ruang tamu. Sesekali ia akan mematut dirinya di kaca besar memanjang yang menutupi dinding di seberang; dinding yang terhubung dengan hyeongwan [1]. Tidak ada yang kurang. Sweater berwarna putih dan corak garis merah dan hitam yang melingkari kerah, Jaemin memuji dirinya.Sesekali otaknya berpikir, bagaimana ia harus memberi kejutan untuk Jeno?
Berdiri di depan pintu dan menyambutnya dengan manis?
Atau berjalan menghampirinya saat Jeno mulai masuk?
Atau berdiri di tempatnya sekarang sambil menunggu Jeno sampai di ruang tamu?
Ah, Jaemin terlalu pusing dan berakhir menatap kue cantik yang terhias di meja.
Terlalu lama sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba suara pagar rumah yang terbuka mengagetkan. Mengintip dari balik kelambu, ternyata Jeno telah pulang dan sudah melewati taman kecil yang mereka rawat bersama. Kalut dengan pikirannya, tidak memiliki waktu lama karena Jeno sudah sampai di depan pintu, akhirnya Jaemin memilih pilihan yang ketiga.
Dengan membelakangi dinding, ia menunggu Jeno sambil membawa kue yang tadi terletak di meja. Menarik napas dalam saat suara pintu tertutup. Mencoba memasang senyum sebaik mungkin saat suara langkah kaki mulai terdengar.
Tap... tap... tap...
Tak berani melongokan kepalanya, ia hanya bisa memandang kue dengan gugup. Perlahan, wajahnya memerah membayangkan bagaimana Jeno akan terkejut. Bagaimana kekasihnya itu akan memuji dirinya. Bagaimana kekasihnya akan menghambur memeluknya. Memikirkannya membuat perut Jaemin digelitiki kupu-kupu.
"Kau mau memberiku kejutan?''
Jaemin terlonjak saat suara baritone menyapa dari samping. Hampir saja kue yang ia pegang jatuh jika sosok dengan coat hijau tua itu tidak menahan bagian bawah kuenya.
''Lee Jeno! Kau mengejutkanku!''
"Bukankah kau yang mau memberiku kejutan?"
"Eh?"
Yang ditanya hanya tertawa gemas dengan si kekasih yang matanya membulat. Dengan segera, ia menunjuk kaca yang ada di samping mereka. Kaca yang menunjukkan setiap gerakan Na Jaemin saat menunggu Jeno tadi. Membuat Jaemin tersenyum kikuk saat bayangan dirinya terpantul dengan jelas dari hyeongwan.
Jujur, saat memasuki hyeongwan tadi, Jeno bisa melihat dengan jelas bagaimana Jaemin yang senyum-senyum sendiri memandang kuenya. Merasa tidak sadar dengan kehadirannya, Jeno pun berdiri di samping pemuda Na dan mengagetkannya.
"Hehe, niat hati ingin memberi kejutan, tetapi aku yang dikejutkan. Tapi tidak apa-apa. Selamat ulang tahun Jeno." ujar Jaemin dengan senyum lebarnya. Seperti virus yang dapat menyebar, Jeno pun ikut tersenyum dan mengusak rambut karamel si kekasih. Memberikan satu ciuman manis di pipi kiri setelah mengucapkan terima kasih.
Dan itulah awal kejutan yang saling mereka berikan di hari spesial Jeno.
[Fin]
[1] hyeongwan: sebutan ruang kecil sebelum masuk ke ruang tamu, tempat melepas sepatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us - Nomin
FanfictionDrabble and Ficlet; Fluff; OS collections; AU; T. ------ Pasangan muda yang memiliki ratusan cara sederhana dalam mengekspresikan cintanya setiap hari. Hanya sebuah potongan-potongan memori kecil keseharian Jaemin dan Jeno yang manis. Fotografer!Jen...