[19]

10.9K 2.8K 412
                                    

SETELAH kejadian kemarin, Xiaojun memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah. Fakta yang ia terima sangat lah mengejutkan. Maksudnya, Xiaojun tidak menyangka bahwa Hendery adalah orang yang selama ini mengrimkan kumpulan kertas itu.


Walaupun waktu itu Xiaojun sudah pernah menduga karena tingkah Hendery yang mencurigakan. Oke, ia tahu bahwa kata-kata yang ia lontarkan kemarin terdengar sangat keterlaluan. Tapi sungguh, tidak ada lagi yang bisa Xiaojun katakan selain itu. Perasaan nya benar-benar kacau.


Lagi pula, kenapa Hendery melakukan hal tersebut? Bukankah mereka bisa tetap dekat walaupun tanpa bantuan sticky note? Xiaojun tidak menyangka bahwa Hendery adalah seorang pengecut yang tidak berani mengungkapkan semuanya secara langsung. Ia juga merasa heran, Hendery yang notabene nya adalah pangeran sekolah ternyata melakukan hal seperti itu.


Xiaojun menghirup nafas dalam dan berbaring di atas kasur. Sejak malam Hendery tidak berhenti mengiriminya pesan serta menghubunginya. Entah, Xiaojun hanya tidak ingin berbicara pada lelaki itu sampai benar-benar bisa mengatasi rasa kecewa yang memenuhi rongga dada. 


Padahal ia sudah mempercayai Hendery dan berniat untuk memberikan jawaban akan pertanyaan yang Hendery lontarkan waktu itu; ketika Hendery meminta Xiaojun untuk menjadi kekasihnya. Yah, Xiaojun sudah memiliki jawaban, awalnya ia mau menerima Hendery. Tapi kejadian tidak mengenakan seperti ini malah terjadi.


Getaran pada ponsel membuat Xiaojun menoleh dan menemukan Hendery yang mencoba untuk menelepon nya lagi. Xiaojun hanya mengangkat bahu dan kemudian beranjak dari atas tempat tidur. Ia berjalan menuju meja belajar untuk melihat kertas yang selama ini Hendery berikan padanya, yah Xiaojun memang tidak pernah membuang sticky note tersebut.


Namun pandangannya beralih pada jendela yang terletak di depan meja belajar. Seketika pupil mata Xiaojun melebar begitu mengetahui bahwa Hendery sedang berdiri di depan gerbang rumahnya sembari membawa kertas berukuran satu meter yang kini di rentangkan di atas kepala.


Maafkan aku, kumohon.


Kata tersebut di tulis di atas kertas berukuran satu meter itu. Untung saja Ibu dan Ayah Xiaojun sudah berangkat kerja, tadi tidak ada yang perlu Xiaojun khawatirkan. Merasa malas, Xiaojun menutup tirai kamar dan kembali berbaring di atas kasur.


Persetan dengan Hendery dan semua omong kosongnya!


TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sticky Note《HenJun》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang