Rumah Keke

213 7 2
                                    

"Waalaikumsalam, eh Lia" katanya ketika mendapati ku yang mengetuk

"Kekenya ada tante?"

"Ohiya ada ada, sini masuk"

"Habis dari mana? Bawa bawa ransel"

"Itu habis dari situ tan" kataku sambil tersenyum

"Ke ada Zeecylia nih"

"Suruh langsung ke kamar aja mah"

"Oh ke kamar aja katanya"

"Lia ke kamar Keke dulu ya tan"

"Iya iya"

"Keke" kataku ketika sudah sampai dikamarnya

Lagi lagi air mataku tumpah, entah kapan air mata ini akan berhenti. Yang aku rasakan saat ini hanyalah kehampaan.

"Eh kenapa? Ko nangis?"

"Aku benci laki laki, aku benci Kak Ilo, aku benci Giar, aku benci mereka semua!"

"Udah udah tenang" Keke membawaku ke dalam pelukannya

"Aku mau tidur disini ga apa apa?"

"Iyaa ga apa apa, mau kamu tidur selama liburan juga ga apa apa dan aku bakal tunggu kamu siap cerita oke?"

Aku mengangguk

"Lia, makan dulu" kata Keke ketika sudah adzan magrib

"Gausah Ke aku belum laper" kataku

"Tapi dari tadi kamu belum makan loh"

"Ga apa apa Ke belum laper"

"Yaudah deh, kamu udah siap buat cerita?"

Aku mengangguk

"Jadi kenapa kamu tumben mau nginep di rumah aku?"

"Pertama, aku benci Giar! Kedua, aku benci Kak Bagus! Ketiga, aku benci Kak Ilo. Kamu tau ga sih semua lelaki itu sama!"

"Tunggu tunggu alasannya? Kenapa kamu benci sama mereka?"

Aku cerita kan semua tentang Giar, dari awal sampai kejadian di rumah sakit. Aku liat sepersekian detik wajah Keke, ada senyum disana, lalu berganti kerutan dahi, kemudian menjadi kaget.

Kemudian aku ceritakan percakapanku di telpon dengan Kak Bagus.

"Tapi Lia, ada benernya juga loh siapa tau itu cuma bohongan"

"Ga mungkin Ke, chatnya itu beneran di kirim dari nomor Giar dan tanggalnya itu satu hari sebelum Giar ada yang nusuk"

"Dan kamu tau? Chat terakhir Giar sama Liona itu dikirim satu jam sebelum Giar nelpon akupas hari penusukan jadi bisa dipastikan kalo chat itu beneran Giar yang ngirim dan mereka beneran balikan"

"Belum lagi foto yang mereka ambil, itu cukup meyakinkan dan cukup untuk jadi bukti Ke"

Keke akhirnya setuju juga dengan pendapatku. Kemudian aku ceritakan mengenai Kak Ilo yang berubah drastis setelah memiliki kekasih dan aku ceritakan apa yang aku rasakan. Aku lihat Keke ikut menangis dan kemudian memelukku.

"Kamu boleh tinggal disini selama yang kamu mau Lia"

Aku dan Keke akhirnya larut dalam duka yang aku bawa. Jam sudah menunjukan pukul 02:00 malam, Keke sudah tidur dari dua jam yang lalu. Kini aku hanya di temani kesunyian dan kesesakkan yang masih memenuhi dada.

Sedari tadi aku mematikan handphoneku, seperti kata mereka. Biasanya kehadiran seseorang akan terasa begitu berhaga setelah orang itu hilang. Aku ingin melihat dan ingin mengetahui apa aku berharga untuk mereka? Jika iyaa seberapa berhaganya?

Selama ini aku sudah menahan semuanya. Terkadang aku ingin seperti mereka yang bisa kapan saja bercerita bersama Ibu dan Ayah, tidak seperti aku yang bahkan untuk berkumpul aja itu cukup sulit. Kaka pertamaku setelah memiliki istri, dia pindah ke Jogja dan menetap disana. Ya, mungkin dia sekarang sudah sibuk dengan anaknya sehingga dia lupa bahwa dia juga punya adik perempuan. Dan Kakakku yang paling aku sayang, Kak Ilo. Dia juga kini berubah, lagi lagi karna perempuan. Dia bahkan kini menjadi acuh, bukan lagi Kaka yang paling aku sayang. Kak Bagus, lelaki yang selalu menjagaku. Kini dia lebih memilih temannya yang terbaring lemah dari pada aku yang terluka parah.

"Lia belum tidur?" Kata Keke

"Eh Ke, kamu kebangun gara gara aku ya? Maaf"

"Kamu masih nangis aja, udah Ia sekarang istirahat ya?"

"Sebentar lagi"

"Yaudah cepet tidur ya?"

"Iyaa Ke"

Pikiranku sedang mencari ketenangan dan hatiku masih mencari kedamaian.

Tapi sampai adzan subuh berkumandang aku masih juga terjaga. Sampai akhirnya Keke bangun.

"Lia kamu ga tidur?"

"Tidur ko, ini baru bangun" kataku

"Kita lari pagi yu, sekitaran komplek aja"

Aku diam "Tapi Ke, mata aku masih"

"Ohiyaa yaa aku lupa, yaudah nanti lagi aja lari paginya"

Aku mengangguk tersenyum, kemudian aku melakukan aktivitas membersihkan diri.

"Lia kebawah yu sarapan"

"Engga usah Ke, aku tunggu disini aja"

"Tapi kamu harus sarapan Lia"

"Aku ada roti ko di dalam tas"

"Beneran? Mana coba liat"

"Ada ko beneran deh, udah kamu sarapan di bawah aja Ayah sama Ibu kamu udah nungguin"

"Yaudah aku kebawah dulu ya, awas kalo kamu ga makan"

"Iyaa Ke"

Aku teramat malas untuk melakukan apapun, aku hanya mau diam dan melamun. Entah, pada saat seperti ini justru melamun adalah hal yang paling mengasyikkan untukku.

Beberapa Kali Keke mengajakku untuk makan, beberapa kali juga Keke mengajakku untuk main game atau nonton drama korea kesukaannya. Tapi semuanya itu terkalahkan oleh kegiatan melamun yang kini menjadi kesukaanku.

Sekitar pukul 05:00 sore Kak Ilyas menelpon, tentu saja menelpon ke nomor Keke. Aku tau karna Keke yang memberi tahu. Katanya Kak Ilyas menanyakan keberadaanku, aku suruh saja Keke untuk bilang jika aku tak disini. Dan kata Keke Kak Ilyas kedengeran hawatir. Tapi sama sekali aku tak peduli, aku sudah tak percaya lagi pada lelaki.

"Lia kamu beneran ga akan pulang?"

"Gaakan Ke"

"Yaudah deh, tapi gimana kalo orang orang di rumah pada panik nyariin kamu"

"Biarin aja"

"Kalo mereka sampe lapor polisi?"

"Ga mungkin, mereka ga akan sehawatir itu sama aku" jawabku enteng

"Yaudah deh"

Lagi lagi aku terjaga, enggan untuk tidur. Entah akupun tak tau mengapa aku seperti ini. Yang ingin kulakukan hanya melamun diselimuti kehampaan.

Kali ini rasanya angin malam lebih dingin dari kemarin, kepalaku berasa berat sekali. Mungkin karna habis nangis, matakupun masih nyaman dengan kelopak mata yang besar.

Ketika aku berjalan ke kamar mandi, rasanya seperti ada gempa. Tubuhku terhuyung dan jatuh.

Aku melihat Keke yang berlari ke arahku, sepertinya aku sudah membangunkannya. Dan yang terakhir aku dengar Keke meneriakkan namaku. Kepalaku masih berputar memikirkan hal hal yang terakhir terjadi, Kak Ilo tak mencariku mungkin masih sibuk dengan pacarnya, apalagi Ayah dan Ibu yang sedang di luar negeri. Aku menemukan jawabannya, terrnyata aku tak seberapa berharganya bagi mereka. Kemudian perlahan mulai gelap.




Hai pembaca🙌 semoga kalian masih setia yah sama kisah zeecylia dan Giar hehehe jangan lupa tinggalkan jejak oke😊

Sampai jumpaa....🙋

Tentang Aku Dan Kamu  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang