Ujian Terakhir

48 0 0
                                    

Hari ini adalah ujian nasional hari terakhir, aku dan Keke memutuskan untuk pergi ke mall sekedar untuk makan dan selebihnya main main. Sebenarnya sepulang sekolah Keke juga diajak untuk makan bareng sama anak anak di organisasinya tapi demi aku dia tolak ajakannya itu. Dia bilang sih demi aku, baik banget emang dia.

Kali ini bukan tempat makan ala korea yang kami pilih tapi Mcd kesukaan kami. Sambil menunggu Keke yang masih ngantri untuk memesan menu aku pergi untuk mencari tempat duduk, supaya dapet spot yang enak.

Ketika aku baru saja duduk tiba tiba ada satu panggilan masuk. Iya Ilyas vidio call. Tanpa menunggu lama aku menggeser tombol untuk menjawab.

Ilyas dengan kaos putih dan rambutnya  yang sedikit berantakan tengah melambaikan tangan sembari tersenyum disana.

"Haii" sapanya

"Haii" kataku excited

"Gimana hati terakhir ujian? Lancar?"

"Alhamdulilah lancar" kataku sembari mengangguk

"Syukur deh" katanya sembari tersenyum juga "Bulan depan aku mau balik ke indo"

"Ohiya? Ko bisa?"

"Iya lagi pekan sunyi" katanya sembari sedikit merapihkan rambutnya menggunakan jari jemarinya yang cukup panjang

"Baru sadar ya rambutnya berantakan" kataku dengan tawa di akhir kalimat

"Hahaha"

Ilyas tertawa, entah aku suka piat dia tertawa. Matanya menyempit ketia dia tertawa, itu terlihat lucu bagiku.

Kemudian secara tiba tiba dia diam, hanya menatap layar telponnya dan tersenyum. Kenapa dia tiba tiba nge freeze, apa sinyal dia jelek ya? Pikirku.

"Yas" panggilku

"Ilyas" panggilku lagi

"Hem?" Akhirnya dia menjawab

"Kenapa si?"

"Ga apa apa, udah lama ga liat kamu"

"Oh" jujur saat itu aku benar benar mencoba untuk biasa saja tapi tak bisa senyum ku tak bisa di sembunyikan

"Emm pantesan senyum senyum sendiri" tiba tiba Keke datang dan duduk di sebelah ku

"Eh hai Ke" sapa Ilya

"Hai Ka" jawab Keke sambil melambaikan tangan

"Kalian lagi dimana?"

"Lagi di Mcd, mau makan laper habis mikir keras"

Ilyas tertawa di sana "yaudah kalian makan dulu aku tutup ya telpon nya"

"Iyaa" jawabku

"Yaudah daah"

"Daah"

Secara bergantian aku dan Keke mencuci tangan, kemudian melahap habis makanan yang kami pesan.

"Eh tau ga?" Tanya Keke

"Engga tau"

"Iih ga gitu"

"Kan belum di kasih tau jadi gatau"

"Gini gini ya dengerin dulu Ibu Lia yang cantik"

"Oke"

"Tau ga sih si Rio ngajak aku jalan minggu depan" katanya sambil excited

Rio, itu adalah gebetannya sejak beberapa bulan lalu.

"Ohiya? Kalian mau jalan kemana?"

"Engga tau tapi aku deg degan banget astaga astaga"

Ucapnya sembari mencoba mengatur nafasnya.

"Yaudah jalan aja dulu siapa tau kali ini dia mau ngasih kepastian, masa iya temen baik ku ini cuma digantungin aja dikira jemuran apa"

"Hahaha semoga, tapi kalo dia nembak aku jawab apa ya?"

"Ya tinggal jawab aja iya mau, kalo kamu mau itu juga"

"Ya gila aja udah deket berbulan bulan masa iya aku jawab ga mau"

"Ya kali aja gitu"

"Tapi sumpah pulang dari sini kita harus maskeran"

"Siap deh kita maskeran di rumah aku ya"

"Oke pokonya nanti aku harus keliatan cantik"

"Masih lama Ke seminggu lagi"

"Iya kan aku bilang nanti, tapi tetep aja mempersiapkannya itu harus dari jauh jauh hari kamu pikir sekali maskeran besoknya langsung bakal ada efeknya gitu kan engga Lia"

"Iya sih, yaudah pokonya nanti aku temenin deh"

"Harus"

Setelah puas bermain main aku dan Keke mampir ke salah satu store kecantikan untuk membeli masker, karna masker di rumahku sudah habis.

*-*-*

"Lia, jadinya mau kuliah di ausie atau di amsterdam?" Tanya Keke sembari meratakan masker di wajahnya

"Masih bingung Ke, kalo dari izin kayanya sih di amsterdam disana soalnya ada adik Papah jadi ada yang ngawasin kalo di ausie ga ada sodara"

"Tapi kan ada kak Ilyas di ausie, dia bisa jagain kamu kali"

"Yaelah Ke emang nya dia mau di repotin disana? Dia juga kan jauh dari keluarga, pasti buat ngatur hidup dia aja susah apa lagi ini nambah satu orang" kataku berbica dengan mulut yang tak terbuka sempurna

"Pasti dia mau yakin aku mah" katanya benar benar penuh keyakinan

"Ya liat aja nanti lah Ke, btw katanya Ilyas mau pulang ke Indo bulan depan"

"Ohiya?"

"Heem, kita main bareng yuk kemana gitu kalo rame rame kan seru kayanya"

"Ajakin aja geng motor pasti seru"

Geng motor. Ketika kata itu melesat dari mulut Keke aku jadi teringat pada Giar, tragedi penusukan. Kalo menurut desas desus katanya di lakukan oleh salah satu geng motor. Bagaimana sekarang kabar Giar. Aku hanya penasaran saja.

"Lah itu bukan Ilyas banget Ke, maksud aku tuh ya kita kita aja"

"Double date gitu maksudnya? Omg Lia ide bagus itu, tapi dia mau ga ya dia kan belum pernah ketemu kamu apalagi kak Ilyas"

"Yaudah coba aja nanti ajak kalo mau ayo, Ilyas pasti mau ko"

"Okidoki" katanya sambil mengacungkan jari tangannya yang udah membentuk huruf o

"Kita lagi maskeran tapi malah ngomong terus dari tadi" kataku dengan sedikit menahan ketawa

Mengingat bagaimana Keke tadi begitu bersemangat untuk maskeran dan membahas tentang efektivitas penggunaan masker. Sekarang gimana penyerapannya mau maksimal kalo dari tadi kita ngobrol terus.

"Ohiya, udah ah sekarang kita relax buat maskeran"

"Yaa"








Haii
Maaf kalo selama proses penulisan cerita ini aku selalu lama buat upload kelanjutan ceritanya, ini juga cerita pertama aku yang aku post disini. Jadi maaf banget kalo ceritanya aga sedikit ngawur, maaf juga kalo banyak typo, kalo ada nama tokoh yang beda nama dlm satu karakter huhuhu aku tu pelupa banget soalnya:'

Aku juga mau bilang makasih banyak banyak banyak buat kalian yang udah bersedia untuk membaca cerita ini,untuk mau mengapresiasi cerita ini. Setelah chapter yang ini di upload bakal adasatu chapter terakhir. Yap, Ending dari cerita ini. Dan aku janji kali ini kalian ga harus nunggu lama.

See youu....

Tentang Aku Dan Kamu  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang