Taman

204 5 0
                                    

Happy reading💕

Setelah makan, Kak Ilyas mengajakku untuk jalan jalan ke taman rumah sakit. Katanya untuk sedikit melepas penat.

"Kamu suka bunga?"

"Suka"

"Bunga apa yang paling kamu suka?"

"Bunga mawar, bunga matahari, bunga krisan tapi sebenernya aku hampir suka semua bunga sih"

"Oh gitu"

"Iyaa"

"Bunga tadi dari?"

"Dari Dyddan, entah siapa yang ngasih tau dia kalo aku sakit makanya tadi Dyddan nelpon dan ngasih bunga sebagai perwakilan karna ga bisa jenguk aku katanya"

"Ohhh gitu"

"Iyaa, eh ngomong ngomong ko Keke ga jenguk aku ya?"

"Mau banget sih dijenguk"

"Ya maulah kalo sama Keke"

"Kalo sama Kak Ilo?"

"Jangan dulu sebut nama itu deh Kak"

"Dia itu Kaka kamu loh"

"Emangnya siapa yang bilang dia supir aku?"

Kak Ilyas tertawa "Lia, semua orang juga pernah buat kesalahan, dan mereka juga pantas untuk mendapatkan maaf termasuk Kakak kamu. Tuhan aja pemaaf masa kamu sebagai makhluknya engga"

"Justru karna aku makhluk tuhan yang hanya manusia biasa bisa begitu terluka jadi wajar kalo aku sulit memaafkan"

Kak Ilyas tersenyum "Setidaknya kamu kasih kesempatan untuk Kak Ilo jelasin atau ngobrol sama kamu, pergi dari rumah itu ga baik apalagi kamu perempuan dan bukan solusi yang tepat"

Aku diam

"Harusnya kalo ada apa apa itu ya diomongin baik baik jangan malah pergi dari rumah" Kak Ilyas berbicara dengan lembut ada kehati hatian disana, mungkin dia tidak mau membuat aku tersinggung

"Bukannya aku nasehatin kamu, tapi aku cuma ngasih sedikit saran dan kritik, kamu gataukan kalo Kaka kamu bener bener hawatir sama kamu? Bahkan ketika kamu belum sadar, Kak Ilo nungguin kamu semalam dan ga tidur"

"Terus ketika kamu usirpun Kak Ilo masih jagain kamu"

"Jagain?"

"Iyaa, Kak Ilo ga ke kantor dan ga pulang ke rumah, Kak Ilo ada di rumah sakit dia nunggu dan tidur di koridor rumah sakit"

Ternyata Kak Ilo sepeduli itu

"Kalian itu kaka adik, aku yakin kalo diantara kalian tak ingin saling menyakiti" kata Kak Ilyas lagi

"Aku mau ketemu sama Kak Ilo"

"Biar aku telpon Kak Ilo, suruh ke sini"

Aku diam, berfikir. Benar yang dikatakan Kak Ilyas seharusnya aku tidak pergi dari rumah, itu bisa membuat pandangan orang jelek tentang aku dan memang itu tak baik.

Memang seharusnya aku berbicara dengan Kak Ilo, ga seharusnya aku mengusir Kak Ilo kemarin. Ya! Memang Ibu juga mengatakan yang benar, hampir sama dengan yang Kak Ilyas katakan. Hanya saja, entah mengapa terasa berbeda. Mungkin karna cara penyampaiannya atau apapun itu aku juga kurang tau.

"Lia" kata Kak Ilo pelan kemudian duduk di kursi taman yang berada tepat disampingku

"Maafin Kaka Lia"

Aku diam

"Kaka tau kaka salah, kaka udah acuh sama kamu, kaka udah ga ada waktu buat kamu, kaka udah bilang kasar sama kamu seharusnya kaka ga kaya gitu karna kaka di rumah sebagai pengganti kehadiran ayah sama ibu"

Tentang Aku Dan Kamu  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang