Pencerahan

70 1 0
                                    

Setelah sambungan telpon ditutup aku bergegas menuju rumah keke. Sambil menggunakan jaket yang lebih mirip kardigan ini aku menuruni setiap anak tangga sembari tangan sebelahku menenteng sebuah sling bag.

"Teh Yaya, Lia pergi ke rumah Keke dulu ya" kata ku sambil berteriak pamit

"Iya neng" Teh Yayah menjawab sambil menghampiriku dari arah dapur

Kebiasaan Teh yayah, kalo tak ada satupun anggota keluarga di rumah, dia yang akan melihatku dari pintu ketika aku keluar rumah.

Dan akupun dibiasakan sejak kecil untuk berpamitan kepada siapapun yang ada di rumah, karna aku kan anak yang sering ditinggal tinggal. Sejak kecil pun aku sering ditinggal, aku tak punya pengasuh khusus. Lebih tepatnya sempat punya tapi tak lama di pecat oleh Ibu karna tak cukup kompeten dalam mengasuhku, jadi akhirnya aku diasuh oleh Teh Yayah yang merangkap menjadi asisten keluargaku.

"Assalamualaikum" kataku sambil mengetuk pintu

"Assalamualaikum ke" kataku lagi

Itu adalah kata assalamualaikum ke 5 kali yang sudah aku ucapkan. Karna tak ada satupun jawaban yang aku dapat aku segera menghubungi keke, tak biasanya rumahnya terlihat sepi.

Ke aku udah di depan

Oke aku ke luar sekarang

Itu jawaban keke setelah aku menunggu beberapa saat.

"Hai Lia, long time no see banget iih" katanya begitu melihatku

"Iya ih kangen" kataku sambil memeluknya

"Pokonya kita harus main seharian ini mah" kata katanya dipenuhi antusias

"Iya harus!"

"Yaudah bentar aku kunci pintu dulu" setelah kalimatnya berhasil terucap Keke lantas berbalik badan untuk mengunci pintu

"Orang tua kamu kemana Ke?"

"Mereka lagi ke rumah sodara, nanti juga sore mereka pulang" kemudian Keke menaruh kunci pintunya di dalam pot bunga di sambing pintu

"Ohh"

"Iya, yuk"

Kemudian kami menyusuri jalanan sembari bernyanyi riang, tak selalu lagu bahagia lebih seringnya lagu galau yang dinyanyikan. Seketika aku dan keke mengadakan konser di jalan, dimana penonton kami merupakan orang orang asing yang kami temui di jalan. Tak jarang mereka menatap kami penuh tanya, seperti ya ampun anak anak ini kenapa. Kadang juga tatapan aneh misalnya -astaga anak anak ini bener bener ga tau malu, orang tuanya gimana ya apa mereka tau anak anaknya kaya gini. Dan tatapan tatapan lainnya.

Bagiku itulah perbedaannya, antara jalan dengan pasangan dan jalan dengan sahabat ataupun teman. Aku baru menyadarinya, selama ini aku tidak sepenuhnya menjadi diri sendiri ketika memiliki pasangan.

Kami berkunjung ke salah satu mall besar di kota kami. Masuk ke salah satu tempat makan bernuansa korea, katanya Keke lagi pengen makan yang ala ala korea. Aku yang ga lagi ngebet buat makan apapun, mengikuti saja kemauannya.

Sembari menyantap makanan yang sudah di pesan, aku dan keke ngobrol tentang banyak hal. Tentang pendidikan yang bakal kita ambil setelah lulus sekoah, tentang cita citanya, tentang keinginannya untuk mengunjungi korea selatan, tentang hubungan Keke dan gebetanya. Tentang aku dan Ilyas, tentang perasaanku juga tentang rindu pada giar.

"Terus sekarang kamu gimana dong?"

"Ya gitu dh Ke, aku bingung meski aku sama Ilyas disana liburan, seneng seneng tapi selalu aja ada satu saat dimana aku kangen Giar atau bahkan berharap saat itu waktu yang aku lewatin bukan sama Ilyas melainkan sma Giar"

"Kamu ga coba buat hubungin dia?"

"Engga ke sebenernya aku ga mau berhubungan lagi sama Giar, aku mau move on dari dia"

"Tapi Lia menurut aku sih ya kamu meningan ketemu deh sama Giar, ya bilang aja kamu temen lama dia itupun kalo kamu bner bner kgn ga cuat" ada sedikit tawa yang tersempil di akhir kalimatnya

"Temen Ke? Ya iya sih dari dulu juga status aku sama dia belum berubah ko"

"Kalo kamu berusaha keras buat ngejauh dari dia dan dari semua hal yang berhubungan sama dia, justru nantinya kamu malah makin makin keinget dia loh"

"Lah ko gitu sih ke"

"Iya karna menurut aku nih ya kalo kamu kaya gitu justru kamu malah makin fokus sama 'Giar' otak kamu malah fokus sama 'Giar' entah itu tentang ngejauhin orang nya ataupun menjauhi semua yang berbau dia, jadi ketika kamu menemukan sesuatu yang mungkin pernah kamu lewati sebelumnya kamu bakal nyari di otak kamu apa ini sebelumnya berhubungan sama giar atau engga, nah jadi kamu bakal fokusnya disitu situ aja jadi susah buat lupa nya"

Aku hanya diam mencoba memahami maksud dari ucapan Keke

"Beda kalo misalnya kamu ikhlas kamu coba buat yaudah nikmatin hidup kamu yang sekarang, kamu buka mata kamu dan kamu liat orang di sekeliling kamu, diantara mereka masih ada ko yang menyayangi kamu dengan tulus"

"Gitu ya Ke?"

"Iya Lia, udah ah jangan sedih sedih dong kita ketemukan buat seneng seneng"

Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Benar yang diucapkan Keke  aku jadi merasa tidak enak kalo aku malah seperti ini ketika baru bertemu lagi.

"Yaudah habis ini kita mau ngapain? Beli baju atau main game dulu?"

"Beli baju dulu kali yak"

"Oke deh"



Haii temen temen maaf ya kali ini aku telat buat post ceritanya ): semoga kalian suka ya sama ceritanya😊😊

Tentang Aku Dan Kamu  [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang