"Wohooo tumben Lo bawa pacar Lo ke sini?"Tanya seorang teman Arvin yang bernama Josh,tepatnya Joshua Aditama Putra.
Arvin tak menggubris,ia memilih menaruh tasnya di meja tanpa melepaskan genggaman tangannya pada tangan Zena,yang masih tidak mengerti kenapa Arvin membawanya kesini?
Karena ini adalah pertama kalinya Arvin membawa Zena ke kelasnya saat Zena mulai menjadi pacarnya.
Zena tertawa sendiri dalam hati,bukankah Ia menjadi pacar Arvin baru tiga hari?
"A...Arvin kenapa kamu bawa aku kesini?"Tanya Zena pelan,sungguh Zena tak kuat melihat tatapan tajam dari semua siswi yang ada di kelas Arvin.
Arvin hanya menatap Zena sekilas,setelah itu ia menarik Zena kedepan kelas dan membuat semua siswa siswi menatap mereka heran.
"Kalian semua dengarkan gue baik-baik,selama Zena menjadi pacar gue,gue harap kalian semua tidak memandang rendah padanya,bahkan berani menyakitinya karena kalau hal itu terjadi,maka kalian semua akan berurusan sama gue"Tegas Arvin membuat kelas menjadi sepi,dan Zena melihat semua siswi mendesah kecewa,namun Zena menunduk saat tanpa sengaja ia melirik seorang siswi yang Ia tahu adalah mantan pacar Arvin,yang sedang menatap Zena dengan tatapan tajam dan penuh kebencian,membuat Zena gemetar karena takut.
Namun disatu sisi Zena juga merasa senang.
Senang?Tentu saja,karena secara tidak langsung Arvin melindunginya dari orang-orang yang cemburu dan tidak suka padanya.
Namun disatu sisi Zena juga sedih mendengar kalimat Arvin yang menagatakan selama Ia menjadi pacarnya?itu artinya suatu saat nanti Arvin akan memutuskannya?.
Hahaha,lagi Zena tertawa miris dalam hati tentu saja,karena Ia ini hanya pacar sementara Arvin.
Padahal Zena tulus mencintai Arvin,perasaannya ini muncul saat Zena pertama kali melihat Arvin.
Mungkin kalian berpikir jika Zena menyukai Arvin sejak ia masuk SMA yang sama dengan Arvin,itu salah!karena Zena menyukai Arvin sejak Ia masih duduk di bangku SD,Astaga yang benar saja?
Terdengar klise bukan?tapi itu kenyataannya!
Saat itu Zena pindahan dari Desa ke Kota,Ia pindah ke Kota saat kelas Lima SD,alasannya pindah karena Ayahnya ingin mencari pekerjaan yang lebih baik daripada saat di Desa,kebetulan Ayahnya bertemu dengan sahabatnya yang ternyata seorang kepala sekolah,di salah satu sekolah yang elit yang ada di Kota.
Dengan bantuan sahabat Ayahnya,mereka mendapatkan rumah sederhana yang bisa mereka sewa,dan Ayahnya juga langsung mendapatkan kerjaan disebuah perusahaan Mebel yang memang sedang membutuhkan karyawan,sementara Ibunya memilih menjual gorengan di kantin sekolah di tempat Ia sekolah.
Sejak pertama kali Zena masuk sekolah,Ia sudah menjadi perhatian semua siswa dan siswi,karena penampilannya yang cupu itu memang sudah ada sejak Ia duduk dibangku Sekolah Dasar.
Tak satupun orang yang mau berteman dengannya saat itu,namun Ia pura-pura tak peduli,yang ia pikirkan saat itu hanya belajar dengan giat agar kelak Ia bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
***
Suatu hari Zena tak sengaja lewat didepan kelas enam,dan Ia melihat seorang siswa yang duduk dikursi dengan memejamkan mata,entah mengapa Ia berdiri terus menatap siswa itu sampai mata itu terbuka dan langsung bertubrukan dengan tatapan Zena yang sedikit melotot karena terkejut.
Zena merasa aneh dan malu karena ketahuan memperhatikan seseorang yang tidak Ia kenal sama sekali,dan anehnya jantungnya berdetak kencang membuatnya panik sendiri dan segera berlari ke kelasnya mengambil air minum yang selalu ia bawa,meneguknya hingga tandas,itu yang Ia lakukan supaya jantungnya kembali normal,karena biasanya setelah Ia berlari maka Ia juga merasakan jantungnya juga begitu dan dengan meminum air putih biasanya itu mereda namun anehnya,saat ini jantungnya masih berdetak kencang.
Terlebih saat mengingat wajah anak laki-laki tadi!.
***
Zena menghela nafas panjang kala mengingat saat memalukan itu,namun sedetik kemudian Ia tersenyum tanpa menyadari sedari tadi seorang gadis yang penampilannya sama sepertinya menatapnya dengan kening berkerut.
"Ehh!Fasya"Kaget Zena saat sadar melihat sahabatnya satu-satunya menatapnya selidik, dan ternyata sedari tadi Ia sudah sampai dalam kelasnya,11.Ia.5
Yah,setelah Arvin mengatakan hal itu pada semua teman sekelasnya,Arvin langsung menarik Zena keluar kelas dan menuju kelas Zena sendiri,setelah itu Arvin kembali ke kelasnya,sebelumnya ia mengatakan pada Zena kalau pulang sekolah nanti,Zena harus menunggunya di parkiran,karena ia akan mengantar Zena pulang kerumahnya.
"Lo kenapa senyam-senyum begitu?"Tanya Fasya dengan tatapan menyelidiknya,membuat pikiran Zena buyar seketika.
"Hmm enggak kok,gue nggak pa-pa"
"Yakin?"Zena mengangguk meyakinkan saat melihat tatapan Fasya yang belum berubah.
Fasya menghela nafas."Oh syukurlah,gue kira Lo udah gila senyam-senyum sendiri"Ucapnya santai tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Ihhh Fasya!"Zena cemberut mendengar ucapan Fasya namun Fasya hanya tertawa membuat Zena diam-diam menghela nafas lega,karena Fasya tak bertanya lebih lanjut.
__Beri Vote !!!__
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM STUPID!
Teen FictionAKU tahu kalau KAU hanya berpura-pura mencintaiku! Tapi satu hal yang harus kau tahu aku TULUS mencintaimu,meskipun semua orang mengataiku BODOH,tapi itulah AKU!. _ARZENA MALIKA RASDI_ AKU minta maaf karena telah memanfaatkanmu,namun satu hal yang h...