Flashback on
Zena melamun memikirkan apakah dirinya kini tengah bermimpi atau tidak.
Arvin,laki-laki yang ia cintai sejak SD sampai sekarang,memintanya untuk menjadi pacarnya.
Sungguh Zena tak pernah menyangka hal ini akan terjadi.
"Gue pasti mimpi kan?"
"Awww sakit,"
"Berarti ini nyata?"
"Tapi kenapa tiba-tiba?"
Saat ini Zena melangkah ke arah taman belakang sekolah,kebiasaannya saat jam istirahat maka ia akan kesana dengan membawa novelnya.
Setelah mendudukan dirinya di sebatang kayu yang bisa dijadikan tempat duduk ia pun mulai membaca novelnya.
Hari ini hari kelima ia sebagai pacar Arvin,namun sampai saat ini ia masih ragu pada keputusan Arvin yang mengajaknya pacaran.
Ingin rasanya ia bertanya langsung pada Arvin,namun ia takut Arvin akan marah dan memutuskannya,padahal seharusnya yang dia lakukan itu adalah bersyukur,akhirnya apa yang ia impikan sedari dulu menjadi kenyataan.
***
Dipertengahan bacanya ia mendengar suara tawa dari beberapa orang,dilihatnya empat orang pemuda yang ia tahu adalah teman Arvin.
Mata Zena melebar saat dilihatnya orang itu,berjalan ke arahnya,dengan cepat ia bersembunyi dibalik pohon besar tempat ia berlindung tadi.
Mata Zena mengikuti pergerakan mereka yang sedang memanjat pohon,dan Zena baru menyadari kalau ternyata dipohon besar itu terdapat rumah pohon.
Ingin rasanya ia segera pergi dari sana,namun lagi-lagi ia bersembunyi kembali saat dilihatnya Arvin berjalan ke tempat teman-temannya berada.
Setelah Arvin naik ke rumah pohon itu,Zena memutuskan untuk pergi dari sana namun ia menghentikan langkahnya saat mendengar obrolan mereka yang cukup keras saat menyebutkan namanya.
Akhirnya ia putuskan untuk tetap ditempat.
"Arvin,serius lo,lo jadiin si Cupu pacar lo?"Tanya Darren pada Arvin yang terlihat santai.
"Kenapa?bukannya gue udah bilang ke elo semua tentang hal ini"
"Yah kita sih nggak percaya aja gitu,secepat itu lo lakuin ini"Dior yang menjawab.
"Lakuin apa maksud lo?kayak yang gue lakuin ini kejam banget?"Cetus Arvin.
"Memanfaatkan orang yang sama sekali gak ada masalah sama lo,bukan keterlaluan namanya?"Sindir Revan
"Please deh Van,lo nggak usah ikut campur kalau lo nggak setuju,toh si Cupu juga bukan siapa-siapa lo kan?"Ketus Arvin.
"Bukan siapa-siapa,bukan berarti lo bebas memanfaatkan orang lain demi rencana lo itu"balas Revan sengit
Zena terpaku ditempat,rencana?apa rencana Arvin?
"Lo itu kenapa sih Van,gak setuju banget gue manfaatin si Cupu?"Tanya Arvin kesal.
"Karena yang lo lakuin itu salah Vin,setelah lo mengetahui kalau Claudia masih cinta sama lo,otomatis lo akan putusin Zena kan?terus apa lo nggak mikir bagaimana perasaan Zena nanti saat tahu ternyata lo cuma manfaatin dia sebagai pacar pura-pura lo,hanya untuk membuat Claudia cemburu?huh?"
Arvin terdiam di tempat,sedangkan Revan mengatur nafasnya yang memburu karena terbawa emosi.
Daren,Dior dan Joshua hanya mampu terdiam menatap Arvin dan Revan bergantian.
"Gue nggak peduli"ucap Arvin datar semakin membuat Revan kesal.
"Lo.."
"Udahlah Van,toh lagian Arvin kan lakuin ini cuma sementara,dan seperti kata lo,kalau Zena menyukai Arvin kan sejak lama,yah anggap aja lah Arvin membantu Zena mewujudkan?mimpinya yang ingin menjadi pacar Arvin,yah walaupun pacar pura-pura sih"penjelasan Joshua yang panjang lebar membuat Arvin mengangguk setuju sedangkan Revan hanya mampu menghela nafas panjang.
"Terserah lo deh,yang jelas saat waktunya tiba,gue harap lo nggak akan ganggu Zena lagi"
Revan segera pergi dari rumah pohon itu,diikuti tatapan nanar dari Zena dibalik pohon.
Jadi kak Arvin cuma manfaatin gue,untuk membuat mantannya cemburu?
Zena tertawa miris,sekarang ia tahu alasan Arvin yang sebenarnya menjadikan ia pacarnya.
***
"Terus lo mau aja dimanfaatin sama Arvin?"Tanya Fasya setelah mendengar penjelasan Zena.
Sesuai yang Fasya katakan,bahwa ia akan kerumah Zena malam ini untuk mendengar penjelasan Zena.
"Hmm,gue pun sama kan?memanfaatkan kak Arvin balik?"Zena balik bertanya.
Fasya menghela nafas panjang.
"Tapi saat nanti Arvin mutusin lo,apa yang akan lo lakuin?"
Zena tersenyum kecut,"Yah gue bisa apa selain menerimanya?"balas Zena lirih.
Fasya memandang Zena prihatin,sungguh ia tak tega melihat Zena terluka,tapi mau bagaiman lagi?hanya Zena yang mencintai Arvin tapi Arvin mencintai gadis lain.
Saat ini yang bisa ia lakukan adalah mendukung apa keputusan Zena yang ingin memanfaatkan kesempatan untuk pacaran dengan Arvin.
Walaupun hanya sementara,tapi asalkan Zena bahagia ia pun senang melihat sahabatnya itu bahagia.
"Terus kalau misalkan Arvin juga mencintai lo,bagaimana menurut lo?"Tanya Fasya tiba-tiba setelah mereka terdiam cukup lama.
Zena yang mendengar pertanyaan Fasya terdiam sejenak,sebelum ia tertawa.
"Kok lo tertawa sih?"kesal Fasya.
"Pertanyaan lo lucu sih"ucap Zena disela tawanya,sedangkan Fasya mendengus.
"Apanya yang lucu coba,kan gue cuma bilang kalau misalkan."
Zena berhenti tertawa dan pura-pura berpikir keras,melihat itu membuat Fasya mendesah panjang.
"Jawabannya tentu saja nggak,"enteng Zena
"Nggak apanya?"
"Fasya sayang,ya gak mungkinlah kak Arvin juga cinta sama gue,suka juga nggak apalagi cinta,ada-ada aja sih lo?"
"Ya..ya..ya..terserah lo deh,lagian kan yang gue bilang cuma seandainya doang"
"Gak mungkin"Zena menatap Fasya dengan senyum pedih."Sampai kapanpun gue yakin kak Arvin nggak akan pernah cinta sama gue"
Zena menengadah keatas sebentar guna menghalau air mata yang tiba-tiba ingin menyeruak keluar.
"Kenapa gue seyakin ini?karena lo sendiri tahu kan Kak Arvin jadiin gue pacar pura-puranya hanya untuk membuat Claudia cemburu?"
"Dan gue ikhlas kok,kalau kak Arvin bakalan mutusin gue dan balikan lagi dengan Claudia,asalkan kak Arvin bahagia itu udah cukup buat gue."
Air mata mengalir dari kedua mata Zena tanpa ia sadari..
Tbc
__Beri vote__
Minta saran dong,ini ceritanya nyambung gak sih?atau kalimatnya dobel2 gtu?
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM STUPID!
Teen FictionAKU tahu kalau KAU hanya berpura-pura mencintaiku! Tapi satu hal yang harus kau tahu aku TULUS mencintaimu,meskipun semua orang mengataiku BODOH,tapi itulah AKU!. _ARZENA MALIKA RASDI_ AKU minta maaf karena telah memanfaatkanmu,namun satu hal yang h...