Flash back on
Sebelum Zena pacaran dengan Arvin..
Seperti biasa,saat jam istirahat Zena lebih memilih ke taman belakang dibanding harus ke kantin.
Saat itu Zena tengah membaca novel romantis yang baru saja dibelikan oleh Fasya,sebagai permintaan maafnya,karena tidak bisa menemani Zena mencari pekerjaan paruh waktu kemarin,padahal sebelumnya ia sudah berjanji akan menemani Zena mencari pekerjaan sampai Zena berhasil mendapatkannya.
Awalnya Zena memang menolak untuk ditemani oleh Fasya,namun Fasya bersikukuh mau menemaninya,karena saat Fasya mengaja Zena untuk menemaninya ke suatu tempat pasti Zena akan selalu menurutinya.
Dan kemarin saat Zena datang kerumah Fasya,ia sangat merasa bersalah karena tidak bisa menepati janji,karena saat itu juga ia harus ke Bandung untuk menjenguk neneknya yang tiba-tiba jatuh sakit.
Tentu saja Zena memakluminya, namun Fasya yang merasa tak enak hati pada Zena akhirnya mengatakan sebagai permintaan maafnya,ia akan membelikan novel edisi terbaru yang sangat populer saat ini,karena Zena tahu novel itu sangat mahal jadi Zena menolaknya namun Fasya yang keras kepala tetap pada pendiriannya hingga Zena hanya mengangguk pasrah,toh bukan Zena yang memaksanya kan?
Fasya sendiri yang ingin membelikannya untuknya,lagian lumayan uang saku pemberian Ayahnya untuk jajan bisa Ia tabung untuk keperluannya yang lain.
***
Saat asyik membaca,tiba-tiba seseorang datang dan duduk disamping Zena.
Awalnya Zena tak perduli,namun saat mendengar suara berat yang terdengar tidak asing,membuat Zena menoleh dan matanya melotot tak percaya dengan apa yang Ia lihat.
Arvin Noza Johanson,sedang duduk disampingnya dengan tatapan matanya yang tak bisa Zena artikan apa itu.
"Eh,K..kak Arvin"Sapa Zena ramah dan sedikit gugup namun Arvin hanya menatap Zena datar membuat Zena sedikit ciut,dan menunduk tak berani menatapnya lagi.
"Gue mau bicara sama Lo"Ucapan Arvin tiba-tiba membuat Zena kembali menatap Arvin yang tatapannnya masih sama,datar namun sekarang terkesan tajam.
"Bi..bicara apa kak?"Huh sungguh Zena sangat gugup dan takut saat ini.
Entah mimpi apa Ia semalam,tiba-tiba Arvin datang dan ingin bicara padanya,padahal yang Ia tahu Arvin itu orangnya cuek dan tak peduli pada orang sekitarnya.
Termasuk pada cewek-cewek cantik dan kaya raya yang ingin menjadi pacarnya,tak satupun dari mereka yang ia gubris,kecuali satu yang Zena tahu,Zoya Pramudya,putri kepala sekolah yang terkenal karena kecantikan yang ia miliki layaknya para model luar negeri.
Menurut yang Zena dengar,Zoya pernah menembak Arvin untuk menjadi pacarnya,dan Zena tak tahu apa Arvin menerimanya atau tidak karena itu bukan urusannya sama sekali.
Namun ada juga yang mengatakan kalau Arvin tidak pernah menerima Zoya,dan hanya Zoya lah yang mengaku-ngaku bahwa Arvin menerima pernyataan cintanya.
"Gue gak suka basa-basi,gue mau lo jadi pacar gue mulai sekarang"
Hah???
Zena terpaku,Ia yakin ekspresinya saat ini pasti terlihat aneh,matanya melotot tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar,bahkan mulutnya pun menganga lebar,namun setelah beberapa menit akhirnya Zena sadar,dansegera menormalkan ekspresinya,meski jantungnya saat ini berdebar keras sampai-sampai keringat dingin membanjiri pelipisnya.
Arvin memintaku untuk jadi pacarnya?batinnya tak percaya.
Apa aku tidak salah dengar?
Atau saat ini aku hanya bermimpi di siang bolong?
Tanpa sadar Zena mencubit lengannya cukup keras hingga membuatnya memekik kesakitan.
"Jangan bertindak bodoh,ini nyata bukan mimpi"cetus Arvin datar membuat Zena menunduk malu karena perbuatan konyolnya barusan.
"Ta..tapi kenapa harus aku?"Tanya Zena tak mengerti,memang saat bersama kakak kelasnya ia akan menggunakan kata 'aku-kamu'biar lebih sopan,sedangkan saat bersama Fasya ia menggunakan 'Lo-gue'..
"Lo nggak usah banyak tanya,intinya mulai sekarang lo jadi pacar gue,dan selama itu,Lo harus bersikap layaknya kita sebagai pasangan kekasih yang saling mencintai"Tutur Arvin panjang lebar sedangkan Zena hanya diam mencerna apa yang Arvin katakan.
Arvin berdiri dari duduknya,memasukkan kedua tangannya pada saku celananya dan sebelum pergi ia mengatakan..
"Dan mulai saat ini juga gue akan mengantar jemput Lo pulang sekolah!"
Setelah itu Arvin berlalu meninggalkan Zena yang masih diam termangu ditempat.
Arvin ingin aku menjadi pacarnya?
Tepatnya pacar pura-pura?
Zena tersentak dengan pemikirannya sendiri,meski Arvin tak menjelaskan panjang lebar,kini Zena mengerti kalau Arvin memang memintanya untuk menjadi pacarnya tepatnya pacar pura-pura.
Tapi untuk apa?
Kenapa harus aku?
Bukankah disekolah ini masih banyak cewek yang lebih cantik dari aku?
Pertanyaan itu terus berputar dalam otak Zena,namun tak dapat Ia pungkiri Ia juga merasa senang karena dengan begitu impiannya selama ini untuk menjadi pacar Arvin akhirnya tercapai juga,meskipun hanya pacar pura-pura.
Flash back off
_Beri Vote_
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM STUPID!
Teen FictionAKU tahu kalau KAU hanya berpura-pura mencintaiku! Tapi satu hal yang harus kau tahu aku TULUS mencintaimu,meskipun semua orang mengataiku BODOH,tapi itulah AKU!. _ARZENA MALIKA RASDI_ AKU minta maaf karena telah memanfaatkanmu,namun satu hal yang h...