I'M STUPID - 29

704 30 10
                                    

"Oh kalau gitu lo duluan aja,"Ucap Arvin mempersilahkan.

"Gak,kak Arvin aja yang duluan"

Arvin mengalah,dan ia terdiam cukup lama meikirkan kalimat apa yang harus ia sampaikan pada Zena,tanpa menyinggung Zena.

"Gue..gue m...mmm...gue masih cinta sama...."

"Aku tahu kok,"Zena menyela ucapan Arvin

"Huh?"bingung Arvin.

"Aku tahu kalau kak Arvin masih cinta kan sama kak Claudia?"Tanya Zena tenang,meski saat ini ia berusaha keras menahan rasa sesak yang sedari tadi timbul saat pertama kali sampai disini.

"Dari mana lo tahu?"kaget plus heran Arvin.

Zena tersenyum kecut.

"Gak penting aku tahu dari mana kak,tapi aku juga tahu kalau cepat atau lambat kak Arvin akan memutuskan hubungan pura-pura ini kan?"

Arvin semakin kaget mendengar pertanyaan Zena lebih tepatnya pernyataan.

Zena tahu kalau aku akan memutuskan ia secepatnya?

Bahkan Zena juga tahu kalau hubungan yang mereka jalani beberapa hari ini cuma pura-pura?

Arvin menatap Zena selidik,sedangkan Zena berusaha tetap tenang.

"Lo tahu apa maksud gue jadiin lo pacar?"Tanya Arvin hati-hati.

Zena mengangguk pelan.

"Sejak kapan?"

"Gak penting aku tahu sejak kapan,tapi sekarang sebelum kak Arvin memutuskan hubungan ini,boleh kalau aku minta satu permintaan?"

"Permintaan?"Tanya Arvin bingung.

"Iya"

"Apa?"

"Aku mau saat kak Arvin sembuh dan sudah boleh keluar dari rumah sakit ini,aku mau kak Arvin bersikap selayaknya kak Arvin memang pacar aku dan setelah itu kita boleh putus."

Arvin terkejut mendengar ucapan Zena yang terkesan sangat berani,jika dipikir-pikir ternyata cuma penampilannya saja yang Cupu tapi Zena memiliki akal luar biasa.

Tapi bukankah ini bagus,ia tak perlu lagi menjelaskan apa-apa pada Zena,yang sepertinya memang sudah tahu sejak awal kenapa ia meminta Zena menjadi pacarnya.

"Ok,gue setuju"angguk Arvin membuat Zena tersenyum lebar meski dalam hati ia merasa sakit luar biasa karena itu artinya ia dan Arvin memang tak ditakdirkan untuk bersama.

***

"Huaaa kak Arvin jangan,lihat baju aku basah semua kan"pekik Zena saat Arvin masih saja menyemprotnya dengan air.

Saat ini mereka berdua tengah berada dirumah Arvin,untuk yang pertama kalinya Arvin membawa Zena ke rumahnya sesuai permintaan Zena yang ingin mengunjungi rumah Arvin.

Berhubung kedua orang tua Arvin masih diluar kota,Arvin menyetujui keinginan Zena.

Dan saat ini mereka berada di halaman rumah Arvin,mencuci mobil Arvin.

Saat Zena sibuk menyikat ban mobil, Arvin dengan iseng menyemprot Zena dengan selang air yang ia pegang,hal itu membuat Zena terkejut dan balas menyemprot Arvin,alhasil mereka berdua saling menyemprot satu sama lain.

Arvin tak memedulikan teriakan Zena,ia terus mengejar Zena dengan selang air terus diarahkan ke arah Zena yang berusaha menghindar,namun percuma karena Arvin dengan gesit mengejarnya sampai..

Bugh

"Huaaaaa"

Zena terjatuh karena tersandung ember yang mereka gunakan tadi.

Arvin terkejut melihat Zena yang terjatuh dan dengan cepat ia menghampiri Zena yang tampak kesakitan.

"Zena,lo nggak pa-pa kan?,sakit banget yah?,gue bawa kerumah sakit sekarang,ayo"

Zena terdiam menatap wajah Arvin yang tampak panik dan khawatir,ia tersenyum kecil dan berkata dalam hati kalau ia akan menyimpan baik-baik memory ini sebagai kenang-kenangan.

"Ihh kok lo bisa-bisanya tersenyum hu?lo lagi sakit Ze"

Senyum Zena makin lebar mendengar gerutuan Arvin.

"Zena gak pa-pa kok kak,terima kasih"

Arvin tertegun memandang Zena yang juga menatapnya dengan senyum manis.

"Kenapa lo berterima kasih?"

"Karena kak Arvin udah ijinin Zena kerumah kak Arvin"balas Zena

"Maafin gue Ze"

"Kok Kak Arvin minta maaf?"

"Seharusnya gue lakuin ini dari dulu,tapi nyatanya gue....gue"

"Udah,Zena tau kok maksud kak Arvin,kita lupain aja yah,kan sekarang kita sedang kencan"cengir Zena diakhir kalimatnya.

"Kencan?"Arvin memandang heran ke arah Zena.

"Hum kencan,bukankah sekarang kita memang sepakat untuk bertindak sebagai pacar sungguhan?"

Arvin menghela nafas panjang karena merasa bersalah pada Zena.

"Udah kak Arvin gak boleh merasa begitu,pokoknya satu hari full ini kita kencan yeayyy"

"Zena"pekik Arvin saat Zena menyemprotnya dengan air sedangkan Zena tanpa rasa bersalah malah menjulurkan lidah kearah Arvin yang tampak kesal namun pada akhirnya ia juga tertawa melihat Zena tertawa lepas seperti itu.

***

"Woahhh Zena gak nyangka ternyata kak Arvin yang terkenal dingin dan cuek disekolah bisa masak"Celetuk Zena saat ia melihat Arvin sedang mengaduk-aduk sesuatu di dapur.

"Woahh iya dong...dan asal lo tau..kalau lo adalah orang yang pertama kali tau kalau gue pintar masak"Celetuk Arvin bangga.

"Benarkah?"Zena tak percaya.

"Yupp...untuk apa gue bohong sama lo...tapi ingat jangan kasih tau siapa-siapa,terutama teman-teman gue"perintah Arvin sok tegas

"Siap boss"celetuk Zena dengan senyum lebar yang terus menghiasi wajahnya.

"Tadaaaa,makanan siap"Arvin meletakkan sepiring spagheeti dihadapan Zena yang menerimanya dengan senang hati.

"Tapi kok cuma satu?"heran Zena

Arvin tersenyum dan mendudukan dirinya disamping Zena yang menatapnya bingung.

"Kan gue mau sepiring berdua sama lo,biar romantis"ujar Arvin pelan namun masih didengar oleh Zena yang mendadak gugup dan merona karena malu.

Arvin tersenyum melihat pipi Zena yang memerah karena malu.

"Ihhh gemes banget sih"Arvinmencubit kedua pipi Zena yang langsung menjerit kesakitan.

"Huuu kak Arvin sakit tau"

Cup

Arvin mengecup pipi kanan Zena membuat Zena mematung ditempat,tak menyangka kalau Arvin akan melakukan hal itu padanya.

"Udah nggak sakit kan?"goda Arvin membuat Zena semakin malu.

"Mm...a..Mm...Zena lapar kak,ayo makan"Zena memilih makan daripada meladeni Arvin yang dingin kini berubah menjadi Arvin yang romantis.

"Loh..loh...kok sendok aku direbut sih"protes Zena saat Arvin mengambil sendoknya.

"Biar makin romantis sini gue suapin..Aaaaa"

Dan akhirnya sepiring spagheti itu mereka habiskan berdua.

Tbc

Hola..hola....lama banget yah up cerita ini..baru dpt ide soalx...trus pengen cepet2 namatin cerita ini dan up cerita baru...

I AM STUPID!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang