"Gue....."
"Hahahaha"Arvin tertawa keras sebelum Revan menjawab pertanyaannya,membuat Revan menatapnya heran.
"Revan..Revan udah lo gak usah jawab pun gue udah tau kalau lo itu gak mungkin kan suka sama si Cupu?bukannya lo itu cinta mati sama Revina?"
Revina pradina adalah sepupu Arvin,yang sangat disukai Revan sejak mereka Smp.
Namun saat menginjak SMA,Revina memiih melanjutkan sekolahnya di luar negeri karena beasiswa yang ia dapatkan.
Diam-diam Revan mengumpat pelan,karena mendengar nama Revina yang entah sejak kapan mulai ia lupakan sejak pertama kali melihat Zena.
Namun Revan juga lega,setidaknya Arvin tak bertanya lagi tentang perasaanya pada Zena.
Hampir saja ia mengatakan yang sebenarnya pada Arvin kalau saja Arvin tidak menyela ucapannya tadi.
Arvin sendiri tak percaya ia bisa mengalihkan perhatian Revan dengan mengungkit nama sepupunya tadi,entah kenapa ia tak mau mendengar jawaban Revan yang sebenarnya.
Dan hal itu tentu saja membuat Arvin tambah penasaran dengan jawaban Revan.
Apakah Revan memang menyukai Si Cupu atau tidak?
Kalau jawabannya iya,Arvin tak masalah toh ia cuma memanfaatkan Zena sebagai pacarnya.
Tapi kalau tidak?kenapa dirinya sangat mengharapkan hal itu terjadi?
Huhh membuat gue pusing aja,gerutunya dalam hati.
"Vin"panggil Revan membuat Arvin tersadar dari lamunannya.
"Apa?"
"Lo tadi tanya gue suka sama Zena atau nggak kan?"Tanya Revan dengan raut serius membuat Arvin menatapnya tak kalah serius.
"Gue akan jawab,tapi lo harus janji sama gue,setelah lo putusin Zena,lo nggak akan pernah menyesal dan lo nggak usah nemuin Zena lagi untuk selamanya"
Mendengar itu tentu saja Arvin makin penasaran dengan perasaan Revan yang sesungguhnya.
"Untuk apa gue nyesel,ya nggak lah"acuh Arvin,toh memang benar sampai kapanpun Arvin nggak bakalan nyesal saat ia memutuskan Zena nanti.
Bukannya ia hanya memanfaatkan Zena untuk membuat Claudia cinta pertamanya sejak SMP cemburu?jadi tak ada alasan bagi Arvin akan menyesal telah memanfaatkan Zena.
Seharusnya Zena bersyukur karena ia menjadikan Zena sebagai pacarnya,karena tentu saja ia tahu Zena sedari dulu sudah menyukainya,tapi ia mengabaikannya,dan sekarang anggap saja ia menjadi orang yang begitu baik dengan mewujudkan mimpi Zena yang ingin menjadi pacarnya.
"Gue nggak suka sama Zena."Ucap Revan membuyarkan pikiran Arvin yang sedang meyakinkan dirinya bahwa ia tak akan pernah menyesal karena memanfaatkan Zena.
Revan sengaja menggantung ucapannya sekaligus ingin melihat reaksi Arvin yang sedikit terkejut dengan pengakuannya barusan.
Namun perkataan Revan selanjutnya mampu membuat Arvin terpaku ditempat.
"Tapi gue janji setelah lo nanti mutusin Zena,gue bakal jadi orang pertama yang akan melindungi Zena dari orang kayak lo,"
Flashback off
***
Darren,Joshua,Dior sedang menikmati musik Dj yang begitu keras di sebuah club malam milik paman Darren.
Yah seperti ucapan mereka disekolah tadi,mereka akan bermalam mingguan di club langganan mereka.
Revan sendiri hanya duduk santai di sebuah sofa panjang dalam ruangan privasi mereka berlima.
Sedangkan Arvin sejak pagi sampai pulang sekolah entah kenapa ia merasa tak punya semangat keluar malam mingguan,namun karena paksaan teman-temannya akhirnya ia pun ikut.
Dan sejak kedatangannya di club ini,yang ia lakukan hanyalah melamun dan melamun,seperti memikirkan hal yang begitu serius membuatnya tak fokus saat teman-temannya mengajaknya mengobrol.
Dan untuk pertama kalinya pula,Arvin memesan bir walau dengan kadar alkohol yang tak begitu tinggi,tapi ia harap dengan meminumnya pikirannya akan ucapan Revan tempo hari bisa segera hilang.
Dan yah,hal yang membuat Arvin tak menjemput Zena tadi pagi,karena pikirannya sedikit kacau,terlebih Zena permasalahan dari yang ia bicarakan dengan Revan saat itu.
Tuk
Arvin meletakkan gelasnya dengan keras saat pikirannya masih saja mengarah pada perkataan Revan.
"Gue nggak suka sama Zena,tapi saat lo udah putusin Dia,gue bakal jadi orang pertama yang bakal lindungi Dia,terutama dari orang kayak lo"
Namun bukan itu saja yang membuat ia kacau seperti ini tapi dengan ucapan terakhir Revan saat ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
"Oh iya Vin,"Arvin yang saat itu berdiri dari duduknya mendadak mengurungkan niatnya melangkah saat Revan mencegahnya.
Arvin berbalik menatap Revan dengan kening mengerut menunggu apa yang akan diucapkan Revan.
"Gue harap lo nepatin janji lo,kalau lo nggak akan pernah muncul lagi dikehidupan Zena saat lo udah mutusin dia nanti!"pinta Revan tegas
Arvin tersenyum miring mendengar ucapan Revan.
"Perasaan,Gue nggak pernah janji sama lo,tapi lo tenang aja karna saat itu terjadi nanti gue juga nggak bakal peduli sama si Cupu itu"
"Lo.."Revan sangat geram mendengar ucapan Arvin namun ia menahan emosi karena sadar kalau Arvin adalah sahabatnya.
Arvin tersenyum miring melihat Revan yang begitu emosi,
"Dan gue nggak percaya kalau lo ngga suka sama si Cupu?"ejek Arvin membuat Revan menghela nafas kasar berusaha tak terpancing emosinya.
"Buktinya lo begitu peduli amat sama Si Cupu"lanjut Arvin membuat Revan makin kesal.
"OK,GUE NGAKU KALAU GUE SUKA SAMA ZENA,PUAS LO?"Teriak Revan lantang membuat Arvin tertegun ditempatnya.
__BERI VOTE__
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM STUPID!
Teen FictionAKU tahu kalau KAU hanya berpura-pura mencintaiku! Tapi satu hal yang harus kau tahu aku TULUS mencintaimu,meskipun semua orang mengataiku BODOH,tapi itulah AKU!. _ARZENA MALIKA RASDI_ AKU minta maaf karena telah memanfaatkanmu,namun satu hal yang h...