"Brakkkkkkkk" dentuman suara keras itu membuat semua orang panik dan berteriak histeris
"Mobil gueeeeeee" teriak histeris Rita saat mengetahui mobilnya tertabrak salah satu pengendara balapan liar
"aduh penyok parah nih, heeee elo bisa balapan liar ga sih sebenernya. Ini mobil kesayangan gue, yaelah. Di tabrak lagi" cecar Rita sambil memukul pengendara motor tersebut
Melihat itupun pricil bingung sudah pasti bara melihatnya, tidak mungkin tidak melihat. Pasalnya suara Rita itu memang benar benar seperti Toa.
"Biar gue nanti yang tanggung jawab, udah gausah lebay deh" ucap pengendara motor itu kepada Rita, pasalnya Rita tak henti hentinya terus memukul mukul pengendara motor yang bernama Danis tersebut.
"Pricil?Rita? Ngapain kalian disini?" Kata bara langsung menghampiri Pricil dan Rita.
"Gue-gu-gue cuman mau liat balapan aja kok, hehe santai ajalah bar" pricil tersenyum kikuk saat berbicara pada bara, sudah pasti hal yang dirasakannya saat ini adalah "malu"
"Sini ikut aku sebentar" ucap bara langsung menarik tangan pricil dengan kencang.
"Ihhh sakit bego, tangan gue bara! Apaan sih" eluh pricil meronta ajar tangannya tidak di genggam keras oleh bara.
"Lo, apaan si udah gue bilang ini balapan liar terakhir gue. Kenapa lo malah nyusulin kesini, gue udah bilang ini balapan terbesar se Asia. Banyak pentolan orang brengsek yang ada disini. Kenapa lo kesini!" Cecar bara dengan tegas, mata bara melihat tajam ke arah pricil
"Gue cuman takut lo kenapa napa makannya gue susulin lo disini, lagi pula juga disini banyak perempuan kok. Lagian santai aja kali, ini bukan pertama kalinya gue liat balapan" timpal pricil dengan santainya.
"Apa lo bilang tadi? Banyak perempuan disini? Mereka itu perempuan gak bener perempuan jalang, bego. Sekarang gue gak mau tau lo PULANG" bentak bara sambil menekankan kata "pulang".
"Gak gue gamau, gue masih mau disini" ucap pricil tak mau kalah dengan bara
"Kenapa si lo ga pernah mau peka, gue kesini itu tandanya gue peduli sama lo, gue cemas lo ikut beginian. Tapi kenapa sekarang di sini gue yang di marahin dibentak bentak. Gue nyesel udah mengkhawatirkan orang yang jelas jelas ga pernah menghargai perasaan orang" tutur pricil tulus.
"bukan gitu maksud gue cil, gue tau lo khawatir sama gue. Tapi gue lebih khawatir sama lo kalau semua musuh gue tau gue punya hubungan sama lo, gue gamau mereka bales dendam mereka ke elo. Mana ke area balapan pakai celana pendek gitu, haduhh nasib punya bini cantik, huhhhhh Ya ampun Punya istri bego tuh gini banget" batin bara dalam hati
"mati gue si bara ngeliattin gue kaya mau lepas tu mata, fix si kayaknya dia marah sama gue. Ya tapi bodo amat lah, dia marah gue juga bisa marah" kata pricil dalam hati sambil tersenyum simpul
"Pricil lo dengerin gue ga sih, lo sekarang pulang atau gue bakalan-.." belum selesai bara berbicara, seorang yang diyakini pricil adalah panitia balapan itu menghampiri bara
"Bar udah siap buat babak kedua?" Tutur seorang panitia tersebut, mendengar itu bara langsung meninggalkan pricil dengan penuh amarah
"Gila si bara marah ga jelas, orang ini acara juga asik asik aja. Lupa dia kalau gue dulu badgirls. Eh kok dulu sih sekarang juga masih, eh engga ah masa gue nakal melulu sih" ricau pricil sambil berjalan menuju tempat ia dan Rita semula. Namun saat dia sedang berjalan tiba tiba langkahnya terhenti ketika mendengar, seseorang sedang merencanakan ide busuknya.
"Pokoknya sekarang lo bikin rem motornya ga berfungsi lagi, gue mau pertandingan kali ini gue yang menang"
.
.
.*bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy is a good dancer
Novela JuvenilPercayalah padaku jika hanya satu obat ilmiah dari penyakit patah hati, yaitu jatuh cinta. Menjatuhkan sejatuh jatuhnya hatiku dalam lingkar cintamu itu, sebagian dari kisah hidupku.