Where...

22 3 0
                                    

Suara tawa yang membahana terdengar keseluruh ruangan di villa milik gio berada. Pagi ini para sahabatnya berkumpul untuk mempersiapkan segalanya untuk acara nanti malam.

"Mar bunganya di taruh mana?" Tanya Evan yang berteriak pada Maria.

"Itu sisi sebelah kanan kolam Van susun yang rapih." Ucap Maria ia pun melanjutkan aktifitasnya.

"Marmar." Panggil Tasya.

"hmm apaan natnat." Jawab Maria yang masih sibuk dengan aktifitasnya.

"Ini sebenernya suprise buat siapa si?" Tanya Tasya yang binggung karena tidak ada yang mengatakan padanya apa yang akan terjadi nanti malam.

"Mang kakak lo gak bilang?" tanya Maria.

"Kakak gue? Gak tuh." Jawab Tasya.

"Jadi dia tuh - " Ucapan Maria terputus.

"Jadi dia apa mar?" Tanya Gio yang menghampirinya.

"Mmm.." Ucap Maria sedikit binggung kenapa sampai Tasya tidak diberitahu.

"Mar jadi ini suprise buat siapa?" Tanya Tasya lagi.

"Oh itu. Ntar lo tau kok. Udah ya gue ada perlu sama Gio dulu Nat... Wait a minute." Ucap Maria lalu menarik tangan Gio.

"Apaan?" Tanya Gio yang menaikkan alisnya.

"Si Natnat gak tau ini acara apaan?" Tanya Maria to the point.

"Menurut lo?" Jawab Gio.

"Gue serius gi." Ucap Maria dengan mencubit pinggang Gio.

"Awww... Sakit bego." Pekik Gio dengan mengelus bekas cubitan Maria.

"Bodok." Ucap Maria kesel.

"Iya iya. Tasya itu gak tau ini acara yang dibuat kakaknya." Jelas Gio,

Maria membulatkan mulutnya yang menjadi bentuk O itu.

"Ya udah gih balik sono." Ucap Gio lalu mendorong pelan tubuh Maria. Maria yang kesal pun hanya bisa berdecak saat melihat Gio menyengir kuda.

****

Di tempat lain, Ammar tengah duduk di balkon kamarnya. Matahari telah bersinar terang teriknya dapat membakar kulit jika ada yang berniat memanaskan tubuhnya di teriknya sinar matahari.

"Gue harus gimana sekarang." Gumamnya pelan dengan mengusap pelan wajahnya.

"Kenapa jadi kacau seperti ini." Gumamnya lagi.

"Argh!!" Pekik Ammar lalu mengusap pelan wajahnya.

Ammar pun teringat janjinya pada Maria ia pun segera beranjak dari kamarnya ia akan berangkat kePuncak untuk menjemput kekasih hatinya.

"Mau kemana Am?" Tanya mama Ammar yang melihat anaknya turun dengan terburu-buru.

"Keluar mah bosen." Jawab Ammar.

"Tunggu kamu gak boleh keluar. Hari ini akan ada pertemuan antara dua keluarga. Kamu ingat kan?" Ucap mamanya Ammar dengan tegas.

"Tapi ma-"

"Mamah gak terima penolakan Am." Ucap Mama Ammar dengan tegas.

Ia pun hanya menghelai nafas pelan, sangat pelan membuatnya kembali kekamarnya. Ia membantingkan dirinya keatas ranjang dengan tangan kanannya memijit keningnya.

****

Disebuah tempat di puncak Maria berjalan dengan Tasya karena Chandra meminta Tasya untuk berjalan-jalan saja dari pada ia menganggu acara yang dipersiapkan oleh kakaknya itu.

BOND OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang