Maybe

20 4 0
                                    

Cekidot....

"Tolong Jelasin ke Gue maksud pernyataan lo yang tadi?" Tanya orang itu.

Membuat Cella menghelai nafas pelan, "Jelasin yang mana lagi si beb." Ucap Cella yang menarik lengan Rayn untuk duduk di sofa.

"Udah deh Cel." Ucap Rayn dengan nada gak suka ia pun  melepas pegangan Cella.

"Mau kamu apa si Ray?" Ucap Cella yang mengernyitkan dahinya.

"Mau aku, kamu jelasin kenapa kamu gak mau evan tau hubungan kita?" Ucap Rayn.

"Ya it- Itu karena emm." Ucap Cella terputus karena ia binggung harus mulai dari mana.

"Kenapa gak bisa jawab, atau jangan-jangan kamu memang terpaksa jadian sama aku?" Ucap Rayn yang menduga-duga.

"Astaga Ray, aku gak terpaksa jadian sama kamu." Ucap Cella menerangkan.

"Terus kenapa huh!" Bentak Rayn.

"Karena aku gak mau dia ngusik hubungan kita." Jelas Cella.

"Ngusik gimana maksudnya?" Tanya Rayn.

"Kamu kan tau Ray kalau Evan orangnya gimana? apa perlu di jelasin." Ucap Cella.

"Bener yang di bilang Cella Ray, Evan orangnya kayak gitu. Mending biar dia tau sendiri." Ucap Maria yang menambahi perkataan Cella.

"Terserah deh." Ucap Rayn akhirnya.

"Ya udah lah Ray lagian yang jalanin kalian berdua bukan kamu dan dia." Ucap Gio menyahuti.

"Iya iya. Ish kalian ini sukanya main keroyokan." Ucap Rayn yang pura-pura marah.

"Bodo." Ucap Maria terkekeh.

"Udah udah daripada lo lo pada ribut mending kita cari makan aja." Ucap Gio.

"Setuju." Pekik Maria ia pun segera berjalan menghampiri Gio.

"Oke." Jawab Cella dan Rayn bersamaan.

Hari-Hari yang mereka lalui membuat suasana hati Maria membaik, didalam hatinya ia selalu mengharapkan kasih sayang dari orang yang memang benar-benar mencintainya.

"Mar lo beneran mau pindah kuliah?" Tanya Cella sahabatnya saat mereka sedang persiapan pulang kejakarta. Setelah menghabiskan 1 minggu di pulau dewata bali.

"Ia." Jawab Maria singkat.

"Tapi mar-" Ucapan Cella Terputus.

"Gue yakin cel ini adalah pilihan terbaik." Ucap Maria pelan.

"Tapi Maria sayang Korea itu jauh banget." Ucap Cella dengan memikirkan jarak indonesia ke korea.

"Semakin jauh malah semakin bagus gue mau buang kenangan antara gue dan dia." Ucap Maria, yang membuat Cella langsung berpikir kalau kepergiannya berkaitan dengan Ammar.

"Ya udah deh. Kalau lo yakin sama pilihan lo gue terima lo pergi, asal lo jangan lupain gue ya." Ucap Cella lalu memeluk Maria erat.

Kepindahan Maria ke korea bukanlah tak beralasan namun ia mendapat kabar kalau Neneknya menginginkan Maria tinggal bersamanya. Nenek yang selalu Maria sayang sekarang sedang Jatuh sakit sehingga Ia pun menuruti permintaan sang Nenek.

****

Setibanya di jakarta Verrel tengah duduk bersama dengan Joan di ruang tengah. 

"Mamah Kakak." Ucap Maria saat masuk kedalam rumah mereka.

"Ia dek." Jawab Verrel yang menatap adiknya lalu kembali lagi dengan kesibukannya.

"Iya sayangnya mamas. Duh pasti capek banget ya." Ucap Joan yang menatap anaknya.

BOND OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang