"Caca, apa sebaiknya kamu tidak melakukan terapi, katakan ini pada orang tuamu, ini bukan lah mainan ini serius!!" Ujar dokter yang sekarang berada di ruangan caca, hanya berdua.
"Tidak dok, selama saya masih bisa menahan ini, saya tidak akan katakan pada siapapun!!" Ujar caca lesu.
"Percayalah nak, ini penyakit berbahaya, sudah stadium 2, masih bisa diatasi, jika kamu telat, maka ini berbahaya!!"
"Saya hanya mau obat, tidak perlu melakukan terapi apapun!!"
"Sampai kapan kamu mau menahan sakit ini sendiri, kamu masih muda, apa tidak kasihan dengan dirimu?!"
"Berikan saya obat saja dok!!" Caca keukeuh dengan perkataanya.
"Huh...baiklah, tapi pikirkan baik baik, kamu harus melakukan terapi!!"
"Hmmm!!" Caca hanya mengangguk lemah.
Dokter keluar dari ruangan, billy lalu masuk dengan wajah hawatirnya, huh...berlebihan sekali, pikir caca.
"Caca gimana, diapain sama dokternya? Disuruh apa?, dikasih apa?, apa kata dokter?"pertanyaan beruntun dari billy memebuat caca malas, lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Ish...kok gitu sih, billy kan nanya, masak didiemin!!" Gerutu billy mempoutkan bibirnya.
Lalu caca menempelkan jari telunjuknya di atas pembantu nafasnya yang masih menempel itu.
Billy langsung diam, dan mengatupkan bibirnya.
"Kapan caca pulang sih, billy mau jalan tau, udh 4 hari ga sekolah, ga keluar dari ruangan ini!!" Keluh billy.
"Siapa suruh lo ga mau sekolah, sekarang protes pula ke caca, salah lo lah!!" Ujar cici menaikan oktaf suaranya.
"Ck, enggak ya!!" Protes billy.
Tiba tiba caca teringat sesuatu, dia langsung membuka pembantu nafasnya dari mulutnya.
"Kenapa ca?" Tanya martin.
"Bun, gw besok tanding basket astaga!!" Pekik caca tiba tiba bisa berteriak seperti itu, karena teringat tanding basket, wooo......ajaib😂😂.
"Ck, elah, masih sakit itu diurusin, sembuh dlu!!" Ujar martin.
"Enggak pah, ini penting, gw mau pulang sekarang, gw udh ga apa!!" Ujar caca.
"Nggak boleh ca!!" Ujar kalvin.
"Pap, gw mau pulang!!" Ujar caca.
"Bundaa.....!!!" Rengek caca pada bundanya, karna dalam hal ini bundanya saja yang bisa mengerti.
"Serah lo sih, kalo udh bisa boleh!!" Ujar bintang, caca langsung tersenyum senang.
"Bunda ama anak sama ya, aneh, tadi aja lemes lemes kagak bisa ngomong, sekarang tiba tiba kek gitu, kesurupan pemain basket lo!!!!" Sinis caca.
"Ehhh...cicak, diem, ga ush komen!!" Sinis caca.
"Kamu gimana sih bin, anak masih sakit kek gitu, malah dibolehin!!!" Protes martin.
"Eh, gw ga pernah ngajarin anak gw lemah, baru kek gitu aja udh pasrah, kalo emang dia bisa kenapa enggak, lo sih, manjain aja terus, emang lo mau anak lo lemot kaya lo dlu, yang cuma pacaran sama buku setiap harinya!!" Protes bintang, nyinyir pada suaminya sendiri.
"Lah bun, papah ga salah, kalo mau pinter kan emang harus kek papah!!" Ujar cici membela martin.
"Ehh....noh liat papah kita, korban pacaran sama buku kan, begini jadinya, kaku!!!" Sinis caca.
Cici yang memihak papahnya.
Dan caca yang memihak bundanya.
"Kalian apa apaan sih, malah ributin itu!!" Ujar derlia.
"Udh deh, gw mau pulang pah, bayarin rumah sakit yah...bye!!!" Ujar caca berlalu pergi malah terlihat seperti sangat vit sekali.
"CACAAAAAA!!!!!" Caca membalikan tubuhnya full, mendengar teriakan membahana itu.
"Billy, buset apaan dah!!!" Protes kalvin.
"Kenapa billy, teriakan lo ga enak sumpah!!" Keluh caca.
"Caca boong ya sama billy, tadi aja ga bisa ngomong, lemes katanya, kok sekarang bisa, lupa lagi ada billy disini, malah pergi aja!!" Protes billy sampi sampai menautkan alisnya.
"Hehehehe.....maapkan aku billy, lupa toh, gw harus ke sekolah sekarang ya, nanti ke rumah aja sorenya gw ada kok!!" Ujar caca
"Nggak mau, billy ga bolehin caca pergi!!" Pekik billy.
"Nggak, gw harus pergi, kejar target juara satu tahun ini!!" Ujar caca tanpa memberi ekspresi apapun, langsung berlalu pergi, membuat semua yang ada di ruangan menggeleng.
"Kembaran gw, udh dihawatirin, ga tau terima kasih!!"
Salam pena
Ayuk.kd
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Boy 《PROSES PENERBITAN》
Novela Juvenil"lo kayak anak anak, gemes gw sama lo!" Dia pacar gw, gw sama dia emang ga nyambung, gw bastard, tapi dia? Dia hanya cowok polos yang bakalan nangis kalo dimarahin. Dia emang beda sama gw, tapi dia, dia yang selalu bisa ngertiin sifat keras gw, dia...
