Hari ini
Hari yang kau tunggu
Bertambah satu tahun usiamu
Bahagialah kamu
"Val, bentar lagi lu ulang tahun. Lu mau gue kasih hadiah apa?" tanya Nol saat makan malam."Terserah," jawab Val singkat.
"Kok terserah? Ya udah, ga usah," seru Nol.
"Wah, maksa nih?" tanya Val.
"Ga juga. Lu ribet banget sih. Tinggal minta aja susah banget," jawab Nol.
"Toko roti," kata Val setengah suara.
"Udah berapa kali gue bilang, kalo lu mau toko roti, waktu lu udah selesai kuliah," nasihat Nol.
"Lama lagi dong."
"Ya udah yang lain aja,"
"Oke. Tanah untuk bangunan toko roti," kata Val mantap.
"Wah, gue ga tau mau bilang apa sama lu," kata Nol pasrah.
"Ya udah, kalo ga mau ga usah. Aku ga maksain kamu kok," jawab Val singkat.
Nol sudah ingin memberikan hal lain untuk Val, namun ternyata cinta Val pada roti memang sudah tidak bisa dibendung lagi.
"Bib, eh, Ibu kapan pulang?" tanya Val.
"Ibu pulang dua hari lagi," jawab Nol.
Val ingin cerita bahwa beberapa hari belakangan ini, Val sering diikuti orang yang tak dikenal. Namun Val tidak ingin merepotkan Nol untuk menjemputnya setiap pulang sekolah. Val juga tidak ingin merepotkan supir, karena sedang sakit.
Ingin rasanya Kev mengajaknya kembali untuk mengantar Val pulang setiap sekolah. Namun moment itu telah sirna. Kev terlihat sudah dekat dengan Via. Trauma akan sepeda motor mungkin dapat seketika dilupakaannya daripada harus diikuti oleh orang tidak dikenal setiap pulang sekolah.
"Mikir apa Val?"
"Ga ada Nol. Ayo makan lagi," ajak Val mengalihkan pembicaraan.
"Gue udah selesai. Jangan lupa cuci piringnya!" kata Nol segera berlalu meninggalkan meja makan.
Surat undangan untuk menghadiri pesta ulang tahun Val tiba tiba tersebar di kelasnya. Semua orang senang, karena pada akhirnya bisa mengenal Val. Selama ini Val sangat tertutup pada temannya dan sangat menutupi identitasnya.
Kev yang menatap undangan itu hanya diam. Tak disangka bahwa Val akan mengundangnya juga.
"Siapa yang nyebar undangan?" tanya Val kaget.
Kev mendengar Val yang bergumam perihal undangan tersebut. Sepertinya Val tidak mengetahui.
"Aku boleh lihat undangannya?" tanya Val pada Kev yang sudah sangat lama tidak saling berbicara.
Kev hanya menyodorkan undangan itu tanpa berkata, lalu pergi meninggalkan bangkunya. Val hanya menatap punggung Kev yang lebar.
"Ulang tahun saya? Di, hah, ini kan di taman pribadi yang dibuat ibu?" tanya Val dalam hati.
Val yang sudah mengetahui pencetus hal ini, segera menelfon seseorang di seberang.
"Kapan kamu nyebar undangan tanpa sata ketahui?" tanya Val dalam telfon sambil berbisik.
Nol hanya tertawa kecil melihat adiknya yang gagap dengan kejutan yang baru saja dibuatnya. Ingin rasanya Nol melihat raut wajah Val saat ini.
"Kenapa ga bilang sama saya dulu? Saya kan belum tentu setuju dengan ini!" seru Val dalam telfon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bread in School
Teen FictionGimana bisa jadian? Kev, jahil. Tapi perhatian banget ke Val dan malah jadi suka sama Val. Val, fokus untuk menyukai roti, bercita-cita menjadi bread traveller, kemudian sangat menyukai belajar, belajar, dan belajar, dan merindukan Kev? Hah? 😪😪...