Akankah ada yang melindungi dan membelamu ketika sesuatu yang buruk terjadi? Namun saat itu juga, belum tentu ada yang dapat membelamu karena tidak ada rasa nyaman dengan terdekatmu? Jika kamu selalu berbuat baik, yakinilah, bahwa akan selalu ada malaikat tak terlihat yang akan selalu ada di sekitarmu. Mereka tidak akan diam ketika melihatmu sedang kesusahan. Tunggu saja. Waktunya akan selalu tepat. Berbuat baiklah.
"Ada apa Nol?" tanya Val pada Nol melalui telfon."Bisa pulang sendiri kan? Biasanya juga kalo gue lagi ga bisa jemput, lu pulang sendiri naik angkot," jawab Nol.
"Mau kemana?" tanya Val.
"Ada urusan. Urusan anak laki laki, mau tau aja lu," jawab Nol santai, berusaha agar hati Val tenang.
"Oke deh. Nanti bawain roti yang dari tempat Bu Bragi ya."
"Iya."
Setelah mengabari adiknya yang mungkin sudah menunggunya di gerbang sekolah, Nol menatap Kev yang sedari tadi diam.
"Kenapa lu diem aja?" tanya Nol.
"Emang aku harus ngapain?" kata Kev.
"Gue mau denger penjelasan lu. Gue bukan tipe orang barbar, emosi tanpa sebab," kata Nol.
"Aku ga tau, mau cerita darimana."
"Apa apaan sih lu? Tinggal ngejelasin aja susah! Bahkan gue ga minta lu ngomong dalam bahasa inggris!"
"Kamu mau aku pake bahasa inggris untuk menjelaskannya?"
"Wah, bener kata Val, lu memang jail banget orangnya,"
"Kenal Via?"
Suasana dalam mobil Nol menjadi hening. Nol mencoba mengingat, apakah ada di antara temannya yang bernama Via.
"Via? Ga ada kayaknya."
"Menurutku, dia yang merencanakan semua,"
"Erm, gini Kev, apa gue ga salah ya? Lu nimpain semua masalah yang menimpa Val pada seorang perempuan? Siapa tadi lu bilang? Via? Sumpah, gue geli Kev," jawab Nol dengan sedikit tertawa, tidak percaya.
"Aku ga maksa kamu untuk percaya. Tapi apa alasanmu sehingga tidak percaya perkataanku? Sudah jelas bahwa aku teman satu kelas mereka, bahkan aku duduk sebangku dengan Val," kata Kev yang membuat Nol terdiam.
"Jadi Via?"
"Menurut kamu?"
"Jangan. Gue ga mau berprasangka buruk. Lu ada bukti?"
"Sampai saat ini, belum ada yang bisa aku buktikan,"
"Maksud lu? Wah, ga lucu lu Kev!"
"Karena selama ini aku melihat dengan mata kepalaku sendiri! Kamu kira, aku tidak geram dengan kelakuan Via terhadap Val? Hah?" tiba tiba emosi Kev muncul.
"Ooppp, jangan emosi Kev," kata Nol menenangkan Kev karena melihat Kev memukul dashboard mobil.
"Lecet nanti brooo," ringis Nol.
"Jadi lu ga ngapa ngapain gitu? Bentar, jangan-jangan Via itu temen lu waktu dateng ke pesta ulang tahun Val?"
"Iya."
"Cantik."
Kev terdiam melihat raut wajah Nol yang mengatakan bahwa Via cantik.
"Hah?" tanya Kev.
"Sorry, sebenernya gue marah, tapi gue berusaha menenangkan emosi gue. Baiklah. Makasih udah jelasin sedikit. Mau gue anter pulang?"
"Boleh ketemu Val?" tanya Kev.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bread in School
Teen FictionGimana bisa jadian? Kev, jahil. Tapi perhatian banget ke Val dan malah jadi suka sama Val. Val, fokus untuk menyukai roti, bercita-cita menjadi bread traveller, kemudian sangat menyukai belajar, belajar, dan belajar, dan merindukan Kev? Hah? 😪😪...