11. Kecemburuan dan Kesombongan

9 1 0
                                    

Syukurilah apa yang sedang kamu punya dan yang sedang kamu alami saat ini. Jika kamu memaksakan apa yang seharusnya bukan milikmu, apa yang akan terjadi padamu? Rasa bersalah akan terus menuntunmu sampai kamu merasa benar-benar tidak ingin memiliki itu kembali.

"Bu, Pak, beneran, ini ga seperti yang kalian lihat, beneran Pak," kata Kev setengah memelas.

"Benar itu, Val?" tanya Pak Andro.

Bu Tetti, Pak Andro, Kev, dan Val sudah berkumpul di ruang guru. Val dipaksa ke ruang guru untuk menyelesaikan permasalahan yang baru saja dilihat Bu Tetti.

Walaupun Val membenci Kev, namun kebaikan tetaplah kebaikan. Val ingin menyelamatkan Kev dari surat peringatan sebagai 'DP' untuk tidak mengganggu Val.

Val ingin mengambil kesempatan ini untuk memberdayakan Kev sebaik-baiknya.

"Saya terjatuh, Pak. Kebetulan Kev datang dan ingin melihat kondisi saya," kata Val berbohong.

"Tapi, Val, buk.. " Kev mulai merasa perkataan yang dilontarkan Val sama sekali tidak benar.

Val membuka sweaternya dan menunjukkan lebam di lengan kanannya.

Pak Andro, Bu Tetti, begitu pun Kev sebagai pelaku sebenarnya tidak menyangka, bahwa lebam yang lengan Val akan seperti itu.

"Kenapa kamu ga bilang, Val?!" bentak Kev.

Val hanya diam saja, lalu memakai kembali sweaternya, kemudian beranjak pergi dari ruang guru.

"Jadi, Kev udah tau, Val?" tanya Ria sewaktu istirahat kedua.

"Udah. Bahkan Bu Tetti dan Pak Andro..." perkataan Val terpotong dengan Kev yang tiba-tiba datang memanggil nama Val di bangku nya.

"Val, ikut aku sekarang!" ajak Kev.

"Ke mana?" tanya Val.

"Kalian udah baikan?" tanya Ria lagi.

"Aku ga mau maksa kamu lagi. Aku takut nyakitin kamu lagi, jadi kamu ikut aja," kata Kev.

"Oh, udah sadar Kev?" kata Ria sinis.

"Oke. Ke mana?" Val mengiyakan ajakan Kev.

"Val, nanti kamu dijahilin gimana?" tanya Ria menarik tangan Val, yang takut Val akan dijahili kembali.

"Tenang aja, Ri, saya udah pegang kartu AS dia!" jawab Val dengan percaya diri.

Kev membawa Val ke bawah pohon, tempat favorit Kev untuk menjauh dari kelas.

"Kamu mau ngapain?" tanya Val lagi.

"Duduk."

Val duduk dan Kev membuka plastik yang berisi salep lebam.

"Ini bukan racun kan?" tanya Val sedikit curiga.

"Enggak." jawab Kev singkat.

Val membuka sweaternya dan mempercayakan lengannya diobati oleh Kev. Entah apa yang membuat Val ingin kembali berbaikan dengan Kev setelah perbuatannya yang dibenci oleh Val.

"Sakit ga?" tanya Kev.

Val diam saja, menatap rumput yang diinjaknya.

"Val, aku minta maaf. Aku ga nyangka, kamu bakal begini."

"Udah Kev. Saya bosen denger kamu minta maaf, saya juga bosen maafin kamu," kata Val sambil melihat olesan Kev di lengannya.

Via melihat Kev dan Val yang duduk di bawah pohon itu, tanpa tahu apa yang sedang dibicarakan oleh mereka.

Bread in SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang