Chapter 7. Racing

1.8K 99 8
                                    


Malam ini, malam minggu, Aksa sudah rapih lengkap dengan jaket yang ia paki sibuk menyisir rambutnya di kaca sambil sesekali bersenandung ria

"Aksa memang yang paling Tampan"

"Heran Di liat dari sudut manapun gue emang tampan"

badannya ke samping kanan lalu kekiri menghadap kaca sambil tersenyum, lalu segera mengambil kunci motor dan berjalan menuruni tangganya masih dengan bersenandung dan memutar mutar kunci motornya di jari

"Aksa mau kemana, sudah tampan begini anak mama"

Mama Lidya , ibu tirinya tersenyum dan berjalan dari  arah dapur, wanita ini memang hobi melakukan pekerjaan rumah seperti memasak padahal pembantu atau maid di rumah ini sudah banyak

Aksa hanya tersenyum tipis menanggapi

"Sebelum pergi makan dulu ya, mama sudah masak banyak"

Dan mau tidak mau Aksa mengangguk menuruti, agak canggung memang karna aksa merasa telah menyakiti perempuan berhati malaikat ini Walau sebenarnya ibu kandungnya lah yang telah menyakiti

Di meja makan sudah ada papanya yang duduk tenang di meja makan tempat kepala keluarga, Aksa mendorong kursi lalu duduk di samping papanya dan di depan ibu tirinya

Mama Lidya tersenyum lalu mulai menyendokan nasi dan beberapa lauk untuk Aksa

"Makan yang banyak" Aksa mengangguk

papa berdehem

"Aksa sampai kapan kamu selalu membuat onar di sekolah"

Sejujurnya Papa Aksa adalah pemilik SMA Taruna, namun tak ada yang mengetahui Aksa adalah anak pemilik sekolah itu

Aksa hanya diam dan memakan makanannya dengan lahap diam diam tersenyum saat makanan mama tirinya adalah makanan terenak yang pernah aksa makan

"Berhentilah mencari gara gara dan berkelahi, papa pusing selalu mendapat laporan tentang kelakuan kamu"

Aksa memilih tak peduli dan meminum air di gelas

"Aksa kamu dengar papa tidak, kalo kelakuan kamu masih seperti itu mau tak mau papa akan kirim kamu ke Amerika dimana nenek berada !"

"Aksa sudah selesai, terima kasih makanannya"

Aksa tersenyum tipis padaa mama tirinya dan melenggang pergi dari meja makan mengabaikan papanya yang mengumpati dirinya

"Anak itu benar benar"

"Sudah pa, Aksa sudah besar jangan selalu mengaturnya, ia sudah cukup tau mana yang buruk dan yang baik untuk hidupnya"

itu sebabnya

itu penyebab Aksa jarang sekali pulang kerumah dan lebih memilih tidur di rumah Galih atau Yudha, atau tidur di markas Aksa terlalu malu, ia merasa seperi anak dari ibu seorang pendosa,

ia tau dan sangat tau ibunya adalah seorang wanita yang haus akan harta dan kekayaan, ia bahkan pernah membunuh janin di dalam rahim ibu  tirinya hingga menyebabkan masuk rumah sakit dan mendapat oprasi pengangkatan rahim

karna itu Aksa tak seharusnya masih di terima di keluarga itu, tak seharusnya Aksa mendapat didikan, dan selama ini yang aksa lakukan seperti merokok, berkelahi, tawuran bahkan ikut balap motor adalah bentuk upaya bunuh dirinya

ia menghukum dirinya sendiri atas kesalahan ibu kandungnya

Aksa mengeluarkan ponselnya saaat di rasa berdering dan nama

'Budak 1'

Is Calling

"Hallo yud"

"Bos, Damian ngajak balapan seperti biasa"

"kali ini apa taruhannya"

"ia bertaruh uang senilai 5 miliar kalo bos bisa ngalahin"

Aksa menyeringai

"oke bilangin alamat  seperti biasa"

"Siap bos!'

Aksa segera mengeluarkan motornya dan memakai helm dengan wajah tegasnya dan menjalankan motornya membelah jalan raya

tak sampai satu jam si tampan dengan gelar Bad Boy sampai di tempat tujuan yang kini telah ramai oleh beberapa suporter dan teman temannya juga sang si penantang Damian

Damian merupakan salah satu dari sekian banyaknya Rival Aksa, namun hanya di area balap, mungkin karna Damian sering sekali di kalahkan oleh Aksa makanya Laki laki dengan lesung pipi itu adalah orang yang sangat sering menantang di area balap

Yudha, Galih dan beberapa teman aksa ikut menyoraki dan menyemangati dengan heboh, kadang Aksa tak mengerti kenapa dari sekian banyaknya manusia ia harus berteman dengan dua orang yang bisa di bilang jauh dari kata waras

Aksa Dan Damian sudah berada di garis start saling tersenyum remeh

"Kali ini Lo akan Kalah, bersiaplah"

Aksa tersenyum remeh

"katakan itu pada diri lo sendiri"

Damian menggeram kesal, menutup kaca helm dan mulai menyalakan motornya di ikuti Aksa, lalu perempuan berbaju inim berjalan ke tengah dengan mengenggam bendera lalu mulai menghitung mundur

3

2

1

dan keduanya saling memacu motor mereka dengan kecepatan di atas rata rata, Damian tersenyum senang saat ia unggul di depan sedangkan Aksa hanya bersantai ria,

lalu saaat garis Finish tinggal dikit lagi Damian semakin mempercepat laju motornya namun dengan mudahnya Aksa menyalip dengan kencang dan melewati garis finish dengan mudahnya di ikuti sorakan para suporter dan teman temannya

Damian menggeram kesal dan membanting helmnya

lalu salah satu anak buahnya memberikan taruhan senilai uang kepada Aksa

sedangkan Aksa tersenyum remeh lalu melempar satu koper berisi uang itu kepada Yudha dan Galih

"Buat kalian semua senang senang sana"

"Loh, lo mau kemana"

Aksa tersenyum

"Kerumah Tuan Putri"

Aksa memakai kembali helmnya dan memutar motor pergi dari sana di sertai teriakan Yudha dan Galih

"DASAR BUCIN!"











To Be Continue

Holaaa double up,
seneng ga seneng dong










BAD BOYS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang