Chapter 22. Love

1.3K 75 4
                                    


Malam ini lisa terdiam di balkon kamarnya di temani semilir angin juga handphone yang tergeletak di sampingnya

Dirinya masih sibuk melirik ponsel yang tak menunjukan tanda tanda notif pesan atau pun telpon

Bibirnya berdecih pelan

"Dia bahkan ga ngehubungin gue"

"bt, bt ,bt"

Lalu suara pintu terbuka membuat lisa buru buru menyambar buku matematikanya

"Loh ko belajarnya di balkon"

Lisa menoleh lalu tersenyum

"Ga apa apa ma, di kamar sedikit panas"

Mama Lisa tersenyum lalu meletakan susu coklat hangat dan ikut duduk di samping anaknya

"Aksa tidak kemari?"

Lisa menoleh salah tingkah

"Ngga, l-lagian buat apa dia kemari terus"

"ketemu mami dong, kangen loh sama muka gantengnya"

Lisa berdecak pelan, justru mengundang senyum lembut dari mamanya

"Mama tidak apa apa jika kamu berpacaran, mama izinkan, tapi nilaimu tak boleh turun"

"Ah mama siapa yang pacaran sama Aksa" rengeknya

"Loh mama ga bilang kamu harus pacaran sama Aksa"

Lisa gelagapan lalu sedetik kemudian mamanya meledakan tawanya

"Putri mama ini sedang jatuh cinta sama Aksa, begitu?"

Lisa mengembungkan kedua pipinya kesal

"kalo sudah selesai jangan lupa tutup pintu balkonmu ya, mami kebawah dulu"

Cukup lama Lisa terdiam menikmati semilir angin sampai satu deringan membuatnya menoleh

Tangannya menggapai ponsel yang berdering dengan na Aksa tertera di layar

Berdehem pelan lalu memutuskan untuk menggeser ikon hijau dan di letakan di telinganya

"Hallo"

"Selamat malam calon~"

Lisa memutar bola matanya malas

"Ada apa"

"Rindu, boleh lo berdiri sebentar"

Lisa mengerutkan dahi namun tetap patuh berdiri

"liat ke bawah"

Lisa melihat kebawah dan matanya membola di bawah sana Aksa melambaikan satu tangannya

"Kenapa ga langsung masuk kerumah aja, mami tadi nanyain loh"

"Gue kemari kan pengen liat lo bukan liat mami lo"

Lisa berdesis pelan namun pipinya bersemu, dirinya pasti sudah benar benar gila

Melihat Aksa dari atas sini di malam hari, juga Aksa yang masih memakai jas juga rambut yang tertata rapih maskulin

Membuat jantungnya kian berdegup kencang, Aksa tampan, benar benar tampan

Lisa kini bahkan takut, Aksa dengan wajah di atas rata rata mampu membuat wanita manapun bertekuk lutut

Sedangkan dirinya hanya perempuan biasa yang tak jauh dari buku bukunya

Mengapa Aksa bisa menyukainya

"Pulang sana"

"Iya nanti akan pulang kalo lo bilangnya manis"

"Apasih"

BAD BOYS [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang