Langit sudah senja di luar sana dan tinggal menunggu mentari kembali ke peraduannya untuk berganti malam.
SMA Starlim terlihat mulai sepi oleh siswa-siswi. Sebagian besar sudah kembali ke asrama, sebagian mungkin masih berada di lingkungan sekolah. Seperti Hwang Yunseong.
Wakil Ketua OSIS SMA Starlim itu terlihat melangkah dengan santai dari ruang OSIS menuju ke deretan ruang ekskul. Langkahnya berhenti di depan sebuah pintu dengan papan nama bertuliskan 'RUANG DANCE'.
Tak menunggu lama, Yunseong bergerak memasuki ruangan tersebut.
Gelap. Dan kosong.
Tentu saja karena hari ini memang bukan jadwal rutin ekskul dance.
Bukan hal aneh melihat sosok Yunseong berada di ruang dance hingga waktu makan malam tiba. Kecintaannya pada menari membuatnya sering menghabiskan waktu di ruangan kedap suara tersebut.
Seperti saat ini.
Setelah menyalakan lampu ruangan, Yunseong meletakkan tas ranselnya di samping meja di pojok ruangan. Tak lupa melepas jas almamater dan dasi yang masih menggantung di lehernya.
Tangan Yunseong merogoh ponselnya lalu menyambungkannya dengan speaker merah yang ada di meja.
Lantunan musik mulai terdengar. Dan Yunseong pun mulai menggerakkan tubuhnya sesuai irama.
Yunseong begitu menikmati gerakannya. Langkah demi langkah. Gerakannya semakin cepat dan berenergi.
Terlalu fokus dengan tariannya hingga tanpa Yunseong sadari, seseorang baru saja masuk ke ruang dance.
Cukup lama lelaki itu memperhatikan gerakan demi gerakan yang dilakukan Yunseong, hingga akhirnya Yunseong tanpa sengaja melihat keberadaan orang lain di ruangan tersebut, membuatnya menghentikan tariannya.
"Kok berhenti, Bang? Lanjut aja."
"Nggak. Gue juga udah capek kok," balas Yunseong seraya melangkah ke pojok ruangan untuk mematikan musiknya.
"Gue ganggu ya, Bang? Maaf ya."
Yunseong menoleh, lalu tersenyum tipis. "Nggak kok. Santai aja, Jin," tanggapnya sambil menyeka keringat yang membasahi pelipisnya.
Lelaki yang baru saja dipanggil 'Jin' itu menganggukkan kepalanya. Alih-alih membalas perkataan Yunseong, ia lebih memilih berjalan ke sudut ruangan lalu dudul bersila di sana.
Yunseong yang baru saja mengambil ponselnya, menatap lelaki yang merupakan adik kelasnya itu dengan pandangan bingung. Iya, adik kelasnya. Laki-laki bernama Ham Wonjin yang juga merupakan anggota ekskul dance dari kelas dua.
"Nggak balik ke asrama, Jin?" tanya Yunseong sambil menghampiri Wonjin dan duduk tak jauh dari lelaki itu.
"Males balik ke kamar, Bang. Nanti aja sekalian pas jam makan malam," jawab Wonjin.
"Kenapa emangnya?"
"Males ketemu Changwook."
Yunseong mengerutkan keningnya, namun tak lama ia mengangguk mengerti. Bukan rahasia lagi kalau Wonjin dan Changwook itu tidak pernah akur. Ternyata ketidakakuran mereka tidak hanya diketahui oleh kelas dua tapi juga kelas tiga seperti Yunseong.
"Masih belum baikan juga sama temen lo itu, Jin?"
"Dia bukan temen gue, Bang."
"Iya deh."
Jadilah kedua orang itu malah mengobrol. Yunseong yang tujuan awalnya mau latihan menari dan Wonjin yang tujuan awalnya cuma mau menjauh dari Changwook, justru berakhir mengobrol berdua di ruang ekskul dance.
"Bang, dance lo semakin hari semakin bagus aja."
"Masa sih?"
"Iya. Kita udah setahun satu ekskul jadi gue merhatiin gimana perkembangan anak-anak dance termasuk lo, Bang."
"Oh ya? Thanks udah merhatiin gue," ucap Yunseong.
"Seandainya dulu lo jadi ketua ekskul dance, Bang," lanjut Wonjin.
Yunseong terdiam. Ia jadi ingat dulu dirinya adalah salah satu kandidat terbesar untuk jadi ketua ekskul dance yang selanjutnya. Tapi karena dirinya terpilih menjadi wakil ketua OSIS, ia harus rela jabatan ketua ekskul dance diberikan kepada orang lain.
"Jangan bahas itu, Jin. Gue udah ikhlas kok nggak jadi ketua ekskul dance."
"Hmm.. iya deh, Bang," balas Wonjin.
Sedangkan Yunseong hanya tersenyum tipis.
"Eh, Bang, gue balik duluan ya, Bang," celetuk Wonjin tiba-tiba.
Yunseong mengangkat alisnya mendengar celetukan Wonjin. Ia melirik arloji di tangan kirinya. Masih jam enam yang artinya masih satu jam lagi sebelum jam makan malam. "Nggak jadi balik pas makan malam?" tanya yunseong.
"Enggak, Bang. Gue mau nemuin adik gue dulu," jawab Wonjin seraya beranjak dari duduknya. "Gue duluan ya, Bang."
"Iya, Jin, hati-hati ya."
"Sip, Bang."
Cklek.
Hening.
Yunseong masih duduk di tempatnya saat Wonjin bergerak keluar ruangan meninggalkannya. Lelaki itu menghela napas, sebelum kemudian beranjak dan mengambil tasnya.
Gerakan Yunseong terhenti saat mengambil jas almamaternya. Pandangannya jatuh pada sebuah pin yang tersemat di kerah almamaternya. Pin yang menandakan kalau dirinya adalah wakil ketua OSIS SMA Starlim.
Yunseong menghela napas panjang.
"Nggak apa-apa nggak jadi ketua ekskul dance, yang penting gue masih bisa nge-dance."
•● s t a r l i m h i g h s c h o o l ●•
Makasih ya buat yg udah baca dan vomment ^^
Dan makasih juga ff ini udh tembus 1k views dan 350+ votes. Makasih semuanya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlim High School | PRODUCE X 101
FanfictionKalian tahu SMA Starlim? Belum tahu? SMA Starlim adalah salah satu SMA yang cukup terkenal di kota Seoul. Tak heran banyak orang ingin bersekolah di sana. Tapi bagaimana jadinya kalau murid-murid yang bersekolah di SMA Starlim adalah makhluk sejenis...