5 6 8 10 | jus apel

1.3K 263 41
                                    

Jungmo baru saja pulang dari rapat OSIS saat ia mendapati kamar asramanya kosong. Kemana teman-temannya?

Cklek.

Pandangan Jungmo teralih pada pintu berwarna coklat yang menghubungkan ke kamar mandi. Seorang laki-laki keluar dari sana dengan handuk tersampir di lehernya.

"Sendirian, Du? Bulsa mana?" tanya Jungmo pada temannya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Moon Junho-lelaki yang baru saja keluar dari kamar mandi-berjalan ke arah tempat tidurnya, lalu duduk bersila di sana.

"Hyunbin lagi keluar. Biasa," jawab Junho.

Jungmo menganggukkan kepalanya mengerti.

Mungkin kalian tidak mengerti mengapa Jungmo memanggil Junho 'Du' dan Hyunbin dengan sebutan 'Bulsa'.

Moon Junho dan Moon Hyunbin memiliki marga yang sama yaitu Moon atau dalam Bahasa Inggris berarti bulan. Karena itu Jungmo tiba-tiba mencetuskan untuk memanggil mereka 'bulan'. Bulsa alias Bulan Satu untuk Moon Hyunbin dan Buldu alias Bulan Dua untuk Moon Junho. Dan itu menjadi kebiasaan sampai sekarang.

Jungmo melepaskan tas ransel hitamnya lalu melemparkannya ke arah kasur. Ia merebahkan diri di atas ranjangnya tanpa mengganti seragam sekolah yang masih dikenakannya.

"Yunseong mana? Lo habis rapat OSIS kan sama Yunseong?" tanya Junho sambil melihat ke arah ponselnya.

"Yunseong? Tadi dia masih ngeberesin ruang OSIS," jawab Jungmo singkat.

Kening Junho berkerut. "Loh.. lo nggak ikut beresin?"

Jungmo terdiam. Namun seketika memamerkan cengirannya.

"Hehe... gue udah beresin dikit kok. Tadi juga Yunseong ada yang bantuin terus katanya mau mampir ke ruang dance dulu jadi gue pulang duluan."

Junho cuma bisa geleng-geleng kepala mendengar kelakuan Jungmo.

Tiba-tiba Junho beranjak dari duduknya lalu mengambil hoodie biru miliknya yang tersampir di tepian dipan.

"Mau kemana, Du?" tanya Jungmo melihat Junho memakai hoodie-nya.

"Nyusul Hyunbin."

"Lagi? Ck... mau aja lo disuruh nyusulin Bulsa tiap dia galau," celetuk Jungmo.

"Namanya juga temen, masa gue biarin?" balas Junho.

Jungmo menyipitkan matanya menatap ke arah Junho. "Lo nggak lagi nyindir gue kan gara-gara gue ninggalin Yunseong?"

"Sebenernya enggak sih tapi ya nggak apa-apa kalau lo nganggepnya gitu," balas Junho. "Gue keluar dulu ya."

Tanpa menghiraukan Gu Jungmo, Junho langsung melenggang keluar dari asrama untuk menemui Moon Hyunbin.

Tak butuh waktu lama untuk mencapai mini market di dekat sekolah, Junho langsung bisa menemukan sosok temannya itu tengah duduk dengan kepala tergeletak lesu di meja.

Junho menggelengkan kepala melihatnya.

Namun bukannya menghampiri Hyunbin, Junho justru melangkah masuk ke dalam mini market.

Hyunbin yang baru saja mengangkat kepalanya, kebingungan melihat Junho yang malah mengabaikannya.

"Loh? Kok malah masuk?"

Hyunbin kembali lesu dan meletakkan kepalanya di atas meja.

"Gue ditinggalin. Bahkan temen gue juga nggak peduli," racau Hyunbin.

Tak.

Seketika Hyunbin kembali mengangkat kepalanya mendengar suara tersebut. Dilihatnya Junho meletakkan sekaleng jus di atas meja, lalu menarik kursi di hadapannya.

Hyunbin meraih jus tersebut. "Kok jus apel sih, Jun? Gue kan sukanya jus jeruk."

"Jus jeruknya habis."

Hyunbin semakin merengut mendengarnya. Tapi tetap saja ia menenggak minuman tersebut.

Junho yang juga baru saja meneguk jus apelnya, kembali memusatkan perhatian pada temannya yang satu itu.

"Jadi kali ini kenapa?" tanya Junho.

Hyunbin menatap kaleng jusnya dengan lesu.

"Gue putus."

Hening.

1 detik

2 detik

3 detik

Hingga akhirnya Junho mengeluarkan suara. "Oh...," responnya.

"Kok lo cuman 'Oh' doang sih?"

Junho meneguk kembali jus apelnya.

"Gue bingung mesti nanggepinnya gimana, Bin. Gue nggak ahli masalah cinta-cintaan apalagi galau-galauan. Daripada gue salah ngomong nanti lo malah tambah galau," balas Junho. "Dan lagi... ini bukan hal mengejutkan buat gue."

"Kok gitu? Emangnya kelihatan banget kalau hubungan gue sama dia bakal nggak awet?" protes Hyunbin.

Moon Junho menggelengkan kepalanya.

"Bukan gitu. Cuman... lo sadar nggak sih, minggu lalu lo juga curhat lo abis putus? Begitu juga minggu-minggu sebelumnya. Tapi dua atau tiga hari setelah putus, lo bakal muncul dengan wajah bahagia kalau lo abis balikan," jelas Junho.

Hyunbin terdiam. "Masa sih? Gue nggak tahu. Gue cuman sayang banget sama dia makanya gue selalu ngajak dia balikan."

Junho berdecak mendengarnya.

"Hubungan lo tuh aneh tahu nggak? Coba hitung selama pacaran tiga bulan sama dia, udah berapa kali kalian putus?"

"Emm... lima? Enam? Delapan?"

"Sepuluh kali."

"Sebanyak itu?"

"Iya."

Hyunbin kembali diam. Ia bahkan tidak sadar sesering itu dia putus dan balikan lagi dengan pacarnya.. eung maksudnya mantannya.

"Buat kali ini, gue saranin nggak usah balikan lagi."

"Kok gitu? Gue sayang banget sama dia, Jun. Mana bisa gue diem aja."

"Nggak, Bin. Lo tuh terobsesi sama dia."

"Gue nggak gitu."

Junho menghela napas panjang.

"Lo sadar nggak, Bin? Selama ini yang berjuang buat hubungan kalian itu cuma lo. Setiap putus, selalu lo yang berusaha buat balikan. Ujung-ujungnya diputusin lagi. Justru gue heran kenapa lo masih suka sama dia setelah berkali-kali diputusin."

Hyunbin tercenung.

"Terus gue harus gimana?"

"Jangan balikan."

Hyunbin cemberut. Tapi ia merenungi dan mencoba memikirkan setiap perkataan karibnya tersebut.

"Gue... coba," ujar Hyunbin.

Bibir Junho tertarik ke atas, menarik senyuman.

"Tetep semangat, Bin. Hidup lo nggak cuman seputar dia aja kok. Lo masih bisa hidup dengan baik tanpa dia."

Hyunbin tersenyum tipis.

"Thanks ya, Jun."

"Buat?"

"Selalu sabar sama kelakuan gue, udah mau gue curhatin terus tentang masalah gue, cuma lo yang mau nemenin gue setiap gue galau kayak gini. Padahal lo aslinya pendiem, kalem, tapi lo bisa perhatian sama gue. Dan juga..."

"Dan juga...?"

"Makasih jus apelnya. Ternyata jus apel juga sama enaknya kayak jus jeruk. Nggak perlu gue ganti kan?"

Junho melongo. Padahal ia sudah serius mendengarkan.

"Suka-suka lo aja."

"Thanks ya kembaran bulan gue."

•● s t a r l i m h i g h s c h o o l ●•

AGSCSGZVSGS INI APA SIH KOK MALAH KAYAK GINI

Maafin part ini absurd banget T.T

Starlim High School | PRODUCE X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang