" The Letter "

634 71 4
                                    

Di luar panti, Krist dan Singto masih berseteru, dan Off bingung harus membela yang mana.

Tee keluar dari panti dengan seorang wanita di belakangnya. Dengan dress panjang abu-abu tua, wanita itu terlihat sangat elegan walau rambut putih mengintip di sela-sela rambut hitam panjangnya yang diikat ke belakang.

"Ada apa ini?" Wanita itu menghampiri Krist dan Pria di depannya. "Singto, sedang apa kamu disini? Phó-mu sudah menunggu di dalam"

"Maê, aku sudah ingin menemui Phó, tapi orang ini menghalangiku" Pria itu, Singto, menunjuk Krist dan Off.

"Siapa yang menghalangimu, ha?! Jangan sembarangan bicara ya!" Kata Krist tak terima.

"Um... maaf anda ini siapa ya?" Suara lembut wanita itu membuat Off dan Krist menoleh.

"Saya Krist, saya ingin bertemu dengan pemilik panti ini" suara Krist berubah tenang.

"Saya dan suami saya pemilik dari panti ini, nama saya Mook dan ini Singto, anak saya"

Krist melirik Singto di belakangnya, ia dapat merasakan bahwa Singto masih menatap sinis ke arahnya.

"Almarhum Papa saya ingin saya menyampaikan sesuatu pada pemilik panti ini" jelas Krist.

"Kalau begitu silahkan masuk dulu" Mook mempersilahkan Krist dan Off masuk ke ruang tamu. "Dan Singto, cepat mandi dan ganti bajumu"

Dengan malas Singto langsung masuk ke dalam panti lewat pintu samping.

Di ruang tamu panti, Krist, Tee dan Off duduk di sebuah kursi panjang dari kayu dengan ukiran abstrak di bagian lengan dan senderannya. Ruangan itu terasa dingin karena lantainya yang terbuat dari semen cor yang mampu menyerap panas. Dan beberapa foto berjejer di dinding kayu.

Mook datang dengan mendorong kursi roda, seorang pria dengan kaki kanannya di perban terlihat dari celana panjangnya yang tersingkap, duduk di atas kursi roda. Pria yang nampak dermawan itu tersenyum ramah saat Mook membawanya ke samping kursi yang diduduki Krist. Mook duduk di kursi single di samping suaminya

"Sawadee krab, saya Toy, pemilik panti ini" Pria itu menangkupkan kedua tangangnya dan sedikit menunduk.

"Sawadee krab, saya Krist Perawat dan ini pelayan saya Off" Krist dan Off membalas salam pria itu.

"Istri saya bilang anda ingin menemui pemilik panti ini, apakah anda ingin mengadopsi anak?"

"Oh tidak, saya ingin memberikan sesuatu pada anda" Krist mengeluarkan amplop dari saku jas birunya dan memberikannya pada Toy. "Almarhum Papa saya ingin saya memberikan surat itu pada anda"

Toy membuka amplop itu dan membaca isi surat di dalamnya.

Dari Jack Sangpotirat
Untuk pemilik panti 'Sweet Home'

Jika kau menerima surat ini, maka kau sudah bertemu dengan anakku

(Toy menatap Krist, lalu kembali membaca)

Dan jika anakku sudah disana, maka telah terjadi sesuatu yang menimpaku dan keluargaku

Aku tak akan melupakan arti sebuah keluarga yang telah kalian ajarkan padaku dulu

Aku ingin kalian juga mengajarkan arti keluarga pada anakku

Dengan kedatangannya ke panti, itu artinya dia sekarang sendirian, aku takut dia akan kekurangan kasih sayang dari keluarga

Maka dari itu, aku ingin kalian menjaganya untuk sementara waktu

Biarkan dia mencari arti sebuah keluarga, biarkan dia mencari teman yang dapat ia percaya

Carikan dia seorang teman yang mampu melindunginya, menolongnya, dan menemaninya kala dia merasa kesepian

Berikan harta yang aku titipkan ke panti padanya, bilang padanya bahwa itu adalah hadiah dari Papa dan Mama yang sangat menyayanginya

Aku yakin dia akan menggunakannya dengan bijaksana, aku percaya pada anakku

Tolong jagalah dia, rawatlah dia seperti anak kalian sendiri

Salam, Jack Sangpotirat

Tangan Toy gemetar. Mook memegang pundak suaminya. Toy menatap Krist dengan raut wajah penuh kerinduan. Sedangkan Krist masih bertanya-tanya dengan isi surat yang Toy baca.

Toy memberikan surat yang ia pegang pada istrinya. "Nak, siapa nama lengkapmu?"

"Krist Perawat Sangpotirat"

Wajah mereka terlihat sangat terkejut. Beda halnya dengan Krist yang heran dengan reaksi dua orang di depannya.

"Memangnya kenapa?"

"Kami senang kamu datang kemari, um... apa yang terjadi pada Papamu?" Tanya Mook.

Wajah Krist berubah murung. "Papa dan Mama meninggal dalam kecelakaan mobil bulan lalu, dan pada suatu malam, beberapa orang datang dengan surat perintah penyitaan perusahaan dan rumah, dan sekarang aku tidak punya apa-apa lagi"

"Ya Tuhan..." Mook terisak. Mook menyembunyikan wajahnya di pundak suaminya yang sama terkejutnya setelah mendengar cerita Krist.

"Krist?" Toy berusaha menyembunyikan kesedihannya, terdengar dari suaranya yang bergetar.

"Ya?"

"Dulu, sebelum kamu lahir, Tuan Jack pernah datang ke desa dekat sini, waktu itu banyak sekali perampokan, kejahatan, dan pembunuhan terjadi di desa yang menimbulkan banyak korban jiwa, hingga beliau bertemu denganku dan istriku, beliau menyelamatkan kami saat kami hendak di rampok sepulang dari ladang, kami bertiga lari sampai ke tempat ini yang dulunya hanya rumah tua..."

Krist mendengarkan cerita Tay sambil membayangkan yang terjadi masa itu.

"... beliau menemui banyak anak terlantar karena kehilangan orang tuanya, makanya beliau membawa anak-anak itu kemari untuk kami rawat, Tuan Jack kembali ke Bangkok setelah keadaan desa cukup tenang dan sebulan kemudian beliau datang lagi dengan membawa sejumlah uang yang katanya harus kami gunakan untuk membangun panti, modal bercocok tanam hingga menghidupi diri kami. Tuan Jack merupakan seorang pahlawan bagi kami, dan di surat yang kau bawa, beliau ingin kau tinggal disini untuk sementara waktu karena kau pasti kesepian setelah kepergian kedua orang tuamu, kan?"

Krist menunduk. "Aku hanya belum terbiasa sendiri"

"Maka dari itu, tinggalah disini, carilah teman agar kamu tidak kesepian"

Saat itu Singto datang dengan pakaian santai, kaos lengan pendek dan celana hitam panjang, juga permen loli di mulutnya. Dia langsung duduk di kursi seberang kursi Krist.

"Ini Singto, anakku, dia memang anak yang cuek tapi aku pastikan dia akan menjadi teman baikmu..."

Dalam hati, Krist tidak percaya dengan kata-kata Toy. Bagaimana bisa seseorang yang sudah mengataimu 'menyebalkan' bisa jadi teman baik? Mustahil! Super mustahil.

"... dan sehubungan dengan pesan dari Papamu, aku ingin menunjukkan sesuatu, tapi karena aku tidak bisa berjalan karena habis jatuh kemarin, maka Istriku dan Singto yang akan menunjukkannya padamu"

"Menunjukkan apa?" Krist memiringkan kepalanya.

"Hadiah dari orang tuamu"

"Nak Krist, mari ikut Bibi" Mook berdiri. "Singto, keluarkan mobilmu!"

"Krab..." Singto pergi keluar panti untuk mengeluarkan mobil dari garasi.

Krist dan Off mengikuti Mook ke halaman depan. Singto muncul dengan mengendarai mobil pick up biru yang terlihat sangat bersih, memang baru selesai dicuci.

Krist dan Mook duduk di depan dengan Singto duduk di depan stri kemudi. Sementara Off duduk di bak mobil. Tee mengantar hingga depan pintu bersama Toy.

Singto mengendarai mobil milik Phó-nya menuju sebuah ladang gandum yang sangat luas. Singto memarkirkan mobilnya di pinggir jalan setapak di dekat ladang.

Saat Krist turun dari mobil, ia merasa terperangah dengan pemandangan yang di tangkap pengelihatannya. Sejauh mata memandang hamparan ladang luas memanjakan matanya, jika padang savana dipenuhi oleh semak, namun ini adalah savana yang dipenuhi oleh tanaman gandum yang menguning. Batangnya yang sudah merunduk karena biji gandum sudah mengeras dan artinya itu siap untuk di panen.

"Ini adalah hadiah dari Tuan Jack untukmu, setiap hasil dari ladang ini akan kami tabung hingga pada suatu hari nanti dapat kami berikan pada keturunan Tuan Jack, dan hari ini kau datang kesini" Mook menghadap Krist. "Hasil dari ladang ini akan kami berikan padamu, sesuai permintaan almarhum Papamu" Mook mengusap pelan lengan atas Krist.

"Tapi... kalian sudah merawat ladang ini dengan susah payah" Krist menoleh pada Mook.

"Setidaknya kalau kau menerima ini, kerja keras kami tidak akan sia-sia" Singto berdiri di samping Krist, tangannya memasukkan kembali permen loli ke mulutnya.

Jauh dalam hati Singto, ia merasa iba pada Krist yang sekarang sudah tidak punya siapa-siapa.

Singto melirik Krist sebentar, lalu mengalihkan pandangan ke hamparan padang yang luas sambil menyesap rasa manis dari permen coklat di mulutnya. Dia masih terlalu gensi untuk berbicara dengan Krist.

"Krist, benar kata Singto, kami melakukan semua ini untukmu, bahkan Singto ikut ambil andil dalam merawat ladang ini, jadi .... terimalah"

Melihat senyum Mook, Krist teringat akan senyum Mamanya.

"Baiklah, terima kasih atas kerja keras kalian" Krist menangkupkan kedua tangannya.

"Sama-sama"

"Terima kasih" wajah datar tanpa senyum, Krist tampakkan saat melirik Singto.

"Kau harus membayar kerja keras kami"

"Rupanya dia tidak ikhlas merawat ladang ini"

"Aku tahu dia tidak ikhlas berterima kasih"

Krist dan Singto saling bertatapan. Dan Off yang berdiri di belakang mereka, untuk kedua kalinya, kembali merasa sedang melihat anjing dan kucing yang saling melempar tatapan "aku tidak menyukaimu".

"Mungkin suatu hari nanti kalian akan punya pemikiran yang sama"

.
.
.

Tbc

Mumpung idenya lagi lancar 🤭

Maaf kalau masih banyak typo 🙏🏻

Thank you for reading 😊

See you next chapter 🤗

[Hiatus] Young Master's Knight - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang