" New Journey "

445 64 10
                                    

Krist dan Off, serta Singto meninggalkan panti pada siang hari. Menaiki kereta hingga sampai di stasiun kota. Dengan naik taxi, Off menunjukkan jalan menuju rumah yang lebih dari setahun lalu ia beli dengan gaji yang ia dapat. Walau rumah itu jarang ia tempati, setidaknya ada seseorang yang bersedia menjaga tempat tinggalnya.

Selama hampir lima jam perjalanan dari naik kereta hingga naik taxi, mereka sampai di sebuah rumah sederhana bercat biru dengan halaman depat yang dipenuhi tanaman hijau. Bahkan Krist mengira rumah Off telah dijadikan hutan.

Off membawa barang-barang Krist masuk ke rumah yang pintu depannya tertutup namun tidak dikunci. Tanpa mengetuk atau mengucap salam, Off langsung masuk ke dalam rumah.

“silahkan tunggu di sini dulu, saya akan ke belakang” Off meninggalkan Krist dan barang-barangnya di ruang tengah.

Singto mengamati ruang tengah rumah Off. Tidak banyak barang penting namun sepertinya berharga. Dua sofa panjang dengan meja kaca berwarna hitam, satu lemari kayu besar dan TV 21 inch.

“Maaf menunggu lama... “ Off datang dengan seseorang di belakangnya. “Tuan muda Krist, Khun Singto, perkenalkan ini Gun, dia yang menjaga rumah ini dan dia akan membantu anda jika butuh apapun”

“salam kenal, saya Gun” Gun memberi salam pada Krist dan Singto. Laki-laki yang lebih pendek dari Off, bahkan lebih pendek dari Krist dan Singto, itu memakai pakaian kebun yang terlihat lusuh dan kotor. “Maaf, saya ada di belakang tadi sedang mengurus kebun”

“apa dia pembantu disini?” Krist bertanya pada Off.

“oh bukan, um dia... teman”

Krist mengangkat alis satu, ia mendengar jawaban ragu-ragu dari Off. “Yah, terserah, aku mau istirahat, dimana kamarku?”

“mari saya tunjukkan” Off membawa barang-barang Krist. “Gun, antar Khun Singto ke kamar tamu satunya”

Gun mengangguk. “Mari... “ Singto mengikuti langkah Gun ke kamar tamu.

Sementara Off dan Krist menuju kamar tamu di dekat ruang tamu. Kamar tamu yang merupakan kamar dengan ukuran paling besar dari setiap ruangan di rumah ini. Kasur Queen size, meja nakas dan lemari kayu dengan kaca besar di salah satu daun pintunya.

Off mulai merapikan barang-barang Kristdan menyiapkan baju ganti untuk Tuan mudanya itu.

“Anda bisa istirahat atau mandi dulu, saya akan siapkan makan malam” Off pamit keluar kamar Krist.

Krist merebahkan diri di kasur dengan seprai biru bermotif kupu-kupu. Ia menatap dinding bercat hijau muda lalu menatap langit-langit kamar bercat kuning pucat. Ini memang lebih baik daripada kamar panti, tapi jelas jauh beda dari kamarnya yang dulu.

Tak beda jauh dengan kamar baru Singto. Ia merasa sangat nyaman dengan kamarnya. Ia membuka jendela kamar agar angin dapat masuk. Pemandangan samping rumah yang ternyata di gunakan untuk berkebun, mengingatkan Singto dengan kebun belakang panti.

“apa kau sendiri yang menanamnya?” tanya Singto.

“iya, saya sendiri yang menanamnya” Gun masih berdiri di pintu kamar.

“Tidak usah terlalu formal denganku, aku jadi tidak nyaman”

“Oh saya pikir anda teman Tuan Krist”

“Aku bahkan baru bertemu dengannya beberapa hari lalu. Kau bisa bersikap formal di depannya, tapi jangan di depanku”

“Baiklah, kau bisa istirahat, aku akan buatkan makan malam”

“uhm terima kasih”

Gun meninggalkan Singto sendirian di kamarnya. Singto mulai membongkar isi tas dan merapikannya di lemari kayu di pojok ruangan.

[Hiatus] Young Master's Knight - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang