" Pillow Talk and Morning View"

537 74 10
                                    

Malam dimana Krist meminta, memaksa sebenarnya, untuk tidur di kamar Singto. Seranjang berdua, lengan yang saling bersentuhan, bahkan mereka berdua bisa mendengar deru nafas masing-masing karena keadaan kamar yang sunyi dan gelap.

Dengan posisi yang sama, terlentang, Krist dan Singto sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Singto?" Krist berbicara pelan.

"Hm?"

"Kau sudah tidur?"

"Kalau sudah, aku tidak mungkin menjawab"

Hening lagi.

"Kau tidak bisa tidur?" Tanya Singto.

"Aku mengantuk, tapi saat aku memejamkan mata, aku tidak bisa terlelap"

"Kau sedang banyak pikiran?"

"Mungkin. Aku hanya rindu Papa dan Mama"

"Papa dan Mamamu pasti juga rindu, mungkin sekarang arwah mereka ada disini"

"Mereka sudah di surga, tidak mungkin jadi hantu disini"

Singto menangkap nada ketakutan dari cara bicara Krist. "Kan aku bilang mungkin, penakut!"

"Aku bukan penakut!"

"Ku harap tikus di kamarmu pindah kesini"

"Kalau itu terjadi, aku akan melemparmu ke atas plafon, biar kau dimakan tikus-tikus itu"

Singto hanya terkekeh dengan ancaman Krist. "Maaf saja panti ini memang tidak sebagus istanamu, tapi disini merupakan sebuah rumah bagi mereka yang sudah tidak punya siapa-siapa, tempat ini adalah satu-satunya tempat mereka pulang"

Krist merasakan nada bicara yang berbeda dari Singto, penuh keseriusan.

"Istana? Itu sudah tidak ada, buktinya aku tinggal disini sekarang"

"Maka mencobalah untuk bertahan, walau hanya sebentar"

"Sebentar?"

"Karena mungkin sebentar lagi panti ini akan digusur"

"Kenapa?"

"Beberapa bulan terakhir hasil ladang tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari kami, jadi dengan terpaksa Phó meminjam uang pada Tuan tanah di desa, padahal tuan tanah itu terkenal dengan sifatnya yang kikir dan tamak, dia tidak akan segan-segan mengambil keuntungan besar dari orang yang berhutang padanya"

"Kulihat ada banyak ladang dan kebun disini"

"Itu semua milik Tuan Jack, Papamu, beliau ingin kami menjaganya untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu, dan benar, Tuan Jack dan istrinya meninggal, meninggalkan anak semata wayang yang sekarang sedang tidur di kamar anak pemilik panti karena di kamarnya ada tikus" Singto melirik Krist dalam gelapnya kamar.

"Papa tidak menyisakan untuk kalian?"

"Hanya 40%, sisanya sekarang milikmu"

Krist berpikir tentang apa yang akan ia lakukan dengan 60% yang diberikan Papanya untuknya. "Singto"

"Hm?"

"Berapa hutang Phó-mu?"

"Kenapa? Kau mau membayarnya, jangan konyol!"

"Kalau aku membayar hutang panti ini, kau mau gantian menolongku?" Krist menoleh ke samping, sinar rembulan yang masuk lewat celah ventilasi, menyinari wajah Singto yang juga menatapnya.

"Apa kau sedang barter?"

"Bisa jadi"

Singto terdiam. Dia menyelami mata hitam Krist, mata itu seolah pasir hisap yang terus menariknya semakin dalam.

[Hiatus] Young Master's Knight - [SK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang