Hari yang paling pengen Siyeon hindarin tiba. Jadwal usg buat liat keadaan ginjalnya.
Siyeon udah nge search macam macam penyakit ginjal, cara mengetahuinya, cara penanganannya, obat obat beserta efek sampingnya. Mempersiapkan diri untuk menghadapi kenyataan terburuk.
Mama Siyeon udah sampai kemarin malam dan nginep di hotel deket kampus. Jeno jadi agak canggung sama mama nya Siyeon. Setelah percakapan itu.
Berangkat menggunakan mobil Jeno, tentunya. Di perjalanan Siyeon negur mama nya kalo mulai ngomong ngelantur.
Sampai sekarang Siyeon pun gatau kalo malam itu mama nya sms Jeno.
Eric sama Yujin juga ikut nemenin, tapi beda mobil. Mama nya Siyeon kenal Eric kok.
Sampai di rumah sakit, mereka tinggal nunggu dipanggil karena udah buat janji sama dokternya.
Pas dipanggil, yang masuk cuma Siyeon dan mama nya. Jeno, Eric, sama Yujin nunggu diluar.
"Jen, everythings gonna be alright." ucap Eric sambil mengelus punggung kembarannya. Memberikan rasa tenang.
"I'll stay beside you, forever, we're brothers, right?" ucap Eric lagi.
"Gue beli minum dulu ya," kata Yujin. Eric ngangguk dan Yujin langsung jalan ke cafetaria.
"Pusing," keluh Jeno sambil menunduk di tempatnya.
"Kalo emang kenyataan terburuknya Siyeon beneran sakit, lo gabakal ninggalin dia kan?" kata Eric kali ini sambil memandang lurus ke depan.
"Pasti, tapi-
"Jangan ada kata 'tapi', kedengerannya lo masih ga yakin." potong Eric.
"I'll do my best, i love her, so much"
"Emang seharusnya gitu." ujar Eric lalu mereka berdua terdiam.
Selang beberapa menit, Yujin dateng bawa paperbag.
"Nih Jen, vanilla latte." ucap Yujin. Lalu memberikan caramel macchiato untuk Eric.
"Jangan terlalu mikir ke arah negatif Jen, takutnya nanti jadi beban, walaupun nanti hasilnya buruk kalo kita tetep stay positive, semua nya bakal jalan dengan baik
"Akan indah pada waktunya kok, nanti ada saatnya lo sama Siyeon bisa pacaran kaya biasa lagi terlepas dari semua hal tentang sakit sakit ini, trust me." ucap Yujin kali ini seraya menggenggam tangan Jeno.
"That's my girl." bisik Eric ke Jeno.
"Thanks." kata Jeno yang lagi berusaha rileks.
"Santai napa, kaya anak baru lahir kemaren." celetuk Eric yang bikin mereka bertiga ketawa kecil. Mau ngakak tapi inget lagi di rumah sakit.
"Eh liat, anak kembar berantem," seru Yujin sambil nunjuk dua anak kecil, laki laki, lagi berantem. Pukul pukulan. Nenek nya keliatan kewalahan buat ngelerai. Sampe dibantuin bapak bapak yang duduk disamping mereka.
Ngeliat mereka, Eric ngomong ke Jeno, "Tuh bersyukur punya kembaran sama gua, nurut mulu sama lo, gapernah nuntut."
Yujin terdiam, wow, apakah Eric, secara tidak langsung, mengungkapkan ketidaknyamanannya?
Jeno menatap Eric bingung, "Hah?"
Selamat lah Eric karena saat itu Siyeon dan mama nya keluar dari ruangan dokter.
Muka mama Siyeon tampak lesu seperti menahan tangis, begitupun Siyeon yang matanya udah sembab.
Jeno, Eric, sama Yujin langsung berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Specta Millenials
Fanfiction[Completed] Bank book millenials ver seungrashy! Can be rest area if y'all tired with your real life. Just dormitory life 00-01line in a university💫 Start: 5 Maret 2019 Finish: 31 Maret 2021