💥Harus dipikirin

2.2K 345 59
                                    

Seperti biasa, kalo punya waktu kosong di pagi hari, Chani pasti jogging. Kadang sendiri, kadang anak asrama ada yang ikut, kadang ada temennya, dan yang akhir-akhir ini lumayan sering, bareng Saeron.

Since Saeron juga suka olahraga, makin klop aja mereka berdua.

Siklus Chani kalo jogging bareng Saeron selalu sama. Lari, sarapan, lari lagi, terakhir jajan atau nongkrong sampe siang.

Seperti hari ini. Pukul 7 pagi, Chani udah siap dengan running shoes nya. Dia minum energen biar perutnya ga kosong. Asrama masih sepi karena jam segini belom ada yang berkeliaran kecuali yang punya kelas pagi.

Chani pun menuju asrama sebelah. Tidak perlu menunggu lama, Saeron keluar dari pintu utama saat Chani mau buka gerbang.

"Hai!" sapa Saeron dengan ceria.

"Hai," balas Chani  yang ikut tersenyum. Seraya membenarkan ikat rambutnya, Saeron bertanya. "Langsung jalan?"

Chani mengangguk. Mereka pun mulai berlari kecil menuju hutan kampus.

"Udah lama ya kita ga lari bareng? Terakhir pas awal masuk semester ini kan?"

"Iya. Gua sih lari terus kalo kosong. Yang sibuk kan lu," ujar Chani mengejek.

Saeron pun menyahut. "Yeee, olahraga ga cuma lari doang kali. Kemarin gue main bulu tangkis sama anak-anak."

"Hehehehe." Chani tertawa kecil. "Btw, gua denger kemarin ada yang ribut ya si asrama lu?" lanjutnya.

"Iya. Soobin sama Aisha."

"Kok bisa?"

"Bisa aja, Aisha ga terima Soobin deketin Lia. Berita nyebar cepet banget dah." jawab Saeron sekalian berkomentar.

Chani pun menanggapi. "Mereka kan ribut di balkon. Walaupun lumayan, beberapa anak cewe asrama gua ada nyadar. Aisha kenapa? Bukannya mereka udah putus?"

"Udah Chan. Udah dari akhir semester kemarin malah. Cuma gitu deh, Aisha nya masih ga terima diputusin."

"Ohhhh," Chani bergumam.

"Gue mau cerita deh," kata Saeron. Chani pun mempersilahkan.

"Kadang gue envy banget sama asrama lo."

"Kenapa?" Chani mengerutkan keningnya. Mereka tetap berlari mengikuti track namun memperlambat tempo supaya ga ngos-ngosan.

"Anak asrama lo tuh nyambung banget. Solid juga."

Saeron lanjut bercerita bahwa sebenarnya asrama nya nyaman, tapi ada orang yang toxic dan sering bikin suasana rusak. Yang agak mengganggu lagi adalah banyak anak asramanya yang punya teman lebih dekat di asrama lain sehingga banyak cerita beredar tentang asrama mereka. Padahal menurut Saeron hal buruk yang terjadi dalam asrama harus tetap ada didalam. Ga menampik, kadang Saeron juga ngelakuin itu sih.

"Gue tau kemungkinan dapet temen asrama yang nyambung semua tuh kecil banget. Gue pun ga nyaman nya sama beberapa orang aja, tapi ya gitu deh kadang sampe males keluar kamar." Saeron mengakhiri ceritanya. Dia sadar dengan begini dia juga menyebarkan sisi buruk asrama nya. Namun ia pikir, Chani adalah orang yang dapat dipercaya dan tidak akan membahas ini dengan orang lain.

Karena panjang nya cerita Saeron, mereka ga sadar udah sampe di tukang bubur langganan keduanya kalo lari pagi.

"Bubur 2 bang, dua-duanya gapake kacang. Yang satu gapake seledri." Chani langsung memesan ketika mereka tiba. Sementara itu,  Saeron menempati kursi kosong lalu menuangkan teh tawar.

Saat bubur mereka dibuat, Chani bertanya. "Toxic gimana?"

"Egois, nyinyir, suka ngadu domba, suka ngomong yang engga-engga padahal kenyataannya ga begitu."

Specta MillenialsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang