8

29 9 2
                                    

"Nanti gue balik sama Davin Bang," Aline menoleh kepada Adam yang pandangannya sedang menatap lurus ke jalanan.

"Tumben? Udah ada kemajuan nih," tanya Adam sembari menunjukkan cengiran meledeknya.

"Apaan sih. Lagian dia cuma mau traktir gue gara-gara kemarin kalah main game,"

"Oooh yaudah deh kebeneran jadi gausah repot-repot gue jemput,"

Adam menepikan mobil yang mereka tumpangi didepan gerbang SMAN Pucuk Harum. "Duluan Bang," ujar Aline yang kemudian membuka pintu mobil dan berjalan memasuki sekolahnya.

"Woi Aline!" panggil Bila yang baru saja berangkat.

Aline menarik kedua ujung bibirnya setelah melihat sahabatnya, ia pun berhenti sebentar menunggu Bila untuk berjalan bersama menuju kelas.

Keduanya beriringan menyusuri koridor kelas XI IPA. "Pangeran Lo tuh," bisik Bila menyenggol lengan Aline ketika melihat Dafa berjalan dari lawan arah.

"Apaan si,"

Bila terus tersenyum meledek pada Aline "Elah ga usah sok kalem, senyumnya ga usah ditahan juga kali,"

"Udah udah Bil, ga jelas Lo," kata Aline setelah memasuki pintu kelas. Mengakhiri pembicaraan mereka supaya tidak ada yang dengar.

Sesampainya di kelas, keduanya duduk di bangkunya masing-masing, terlihat dipojokan kelas beberapa temannya sedang berkumpul. Aline memutuskan menghampirinya setelah sebelumnya meletakkan tas.

"Apaan nih?" Tanyanya begitu sampai di kerumunan tersebut.

"Persyaratan ulangan harian fisika, Al. Yang kemarin Bu Desi bilang," jawab Zidan, sang ketua kelas.

"Lo udah beres?" Lanjutnya.

"Udang dong,"

Zidan menyodorkan setumpuk kertas tadi yang berisi soal-soal dan jawaban, "Nih Al, Lo yang ngumpul ke Bu Desi. Lo hari ini piket jam pertama kan?"

"Iya yaudah sini," Aline mengambil alih setumpuk kertas dari tangan Zidan.

"Tapi itu kayaknya masih kurang. Coba deh hitung,"

Aline menghitung jumlah kertas yang ada di tangannya. Baru 34 kertas, artinya kurang dua anak yang belum mengumpulkan.

"Ini yang belum ngumpulin siapa?" Aline mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas sembari mengangkat setumpuk kertas tersebut ke udara.

"Gue sama Dafa Al. Punya gue lagi disalin Dafa," teriak Dirga dari meja paling belakang.

Aline berjalan mendekati bangku Dafa, dilihatnya dia sedang menyalin pekerjaan salah satu temannya, Dirga. "Bentar ya, Al" ucap Dafa dengan pandangan yang terus tertuju pada kertas didepannya.

"Oke,"

Aline pun memilih duduk dahulu di bangkunya dengan memainkan ponsel sambil menunggu Dafa. Daripada menetap di dekat Dafa, bisa berbahaya untuk kesehatan jantungnya.

Lima menit kemudian Dafa mendekati bangku Aline yang sedang diduduki oleh pemiliknya, diambil setumpuk kertas tugas tadi di meja Aline, lalu digabungkan dengan miliknya, "Udah nih yuk kumpulin." Ajak Dafa sambil mengambil alih setumpuk tugas dan membawanya begitu saja.

Aline beranjak dari duduknya kemudian berlari menyusul Dafa yang sudah terlebih dulu berjalan lima langkah didepannya, "Lo mau ngapain, Daf?" Tanya Aline begitu langkahnya sudah sejajar dengan Dafa.

"Ngumpul ini," Dafa mengangkat setumpuk kertas yang ditangannya.

"Kan gue yang tugasnya ngumpulin,"

"Kan Lo udah nungguin tugas gue tadi. Masa Lo ngumpulin sendiri,"

Ia hanya berjalan terdiam, menurut dengan perkataan Dafa sekaligus bingung harus berbicara bagaimana lagi.

Davin mendapati Aline dan Dafa baru saja keluar dari ruang guru, "Woeee, kalean abis ngapain?" tanyanya memandang Dafa dan Aline bergantian.

Sontak kedua manusia itu langsung menghentikan langkahnya, "Numpuk tugas fisika. Eh apaan tuh?" Tanya Dafa menunjuk sebuah map ditangan Davin dengan dagunya.

"Persyaratan buat lomba basket yang di Surabaya itu,"

"Oh iya gue belum ngumpulin lupa,"

"Terakhir lusa kok santuy masih lama,"

"Oke yaudah gue duluan ya, Vin" ucap Dafa setelah mendengar bel pelajaran pertama telah berbunyi.

"Sip," Davin menepuk pundak Dafa. Kemudian melirik Aline sekilas sebelum berlalu.

Keduanya kembali berjalan beriringan menuju kelas, "Kemarin Davin beneran nganterin Lo sampe rumah kan?"

"Iya beneran kok. Kenapa emangnya?"

"Gapapa cuma tanya,"

👇Vomentt yaa❤❤❤



PAT udah tinggal satu mapel lagi besok. Tapi diri ini rasanya males banget belajar asli, udah cape hmm. maapken yaa

Oh iya mau ngasih tau juga kalo covernya ganti ehe.

i can see your feelings -discontinueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang