12

23 8 0
                                    


"Gimana si Danu?" Tanya Aline yang baru saja datang dengan kaos oversize pink dan celana training panjang.

"Nih baca," Davin kembali menyerahkan ponselnya.

Aline membaca percakapan kedua orang itu dengan teliti. Detik selanjutnya ia tertawa terbahak.

"Kok malah ketawa si?" Sewot Davin.

Aline menatap Davin dari atas sampai bawah, "Demi apa bocah kek Lo ikutan ginian," ucap Aline masih dengan kekehannya.

"Gue juga males banget. Gatau gituan,"

Aline menghentikan tawanya, "Tapi Gue yakin Lo bisa deh,"

"Hah?!"

"Iya, secara dari Lo nya aja udah cocok. Tinggal belajar beberapa gaya aja dulu,"

Davin tersenyum bangga dengan mengangkat dagunya, "Jadi maksud Lo gue ini udah cocok kayak model yang ganteng-ganteng itu," ucapnya meledek.

Seketika Aline memasang wajah datarnya, "Tapi Gue serius. Seenggaknya Lo tuh ga malu malu in buat perwakilan sekolah,"

"Tunggu bentar deh," imbuhnya yang kemudian melenggang pergi menuju kamarnya.

Davin masih bimbang harus bagaimana, ia lebih memilih kembali menyaksikan tayangan bintang laut yang sedang menangkap ubur-ubur.

Aline kembali dengan sebuah laptop ditangannya, "Coba deh belajar lewat Google kek yang Danu bilang," ucapnya dengan menyalakan benda yang bisa dilipat itu.

"Lo serius nyuruh Gue buat ikutan?"

"Ya masa udah kek gini masih dibilang bercanda,"

Aline menunjukkan sebuah video pada YouTube yang menampilkan pose seorang model-model terkenal. Dia kembali terbahak, "Kalo yang kek ginian sih Gue ga yakin sama Lo,"

Davin melempar kacang polong dari toples yang ada pada pangkuannya.

"Coba deh Lo cari foto-foto di Google nya," perintah Aline.

"Ponsel Lo sini. Punya Gue lowbatt,"

Aline terkekeh, lalu ia menyerahkan ponselnya pada Davin. Davin membukanya dan terpampanglah foto Dava pada wallpaper ponsel tersebut.

 Davin membukanya dan terpampanglah foto Dava pada wallpaper ponsel tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Al," panggil Davin.

Aline menengok dan langsung melebarkan matanya sempurna, setelah Davin menunjukkan layar ponsel miliknya dengan wallpaper foto Dava. Sontak Aline langsung merebut ponselnya kembali.

"Ga usah syok gitu. Gue juga udah tau dari dulu,"

Aline kembali menatap Davin, "Kok bisa?"

"Kelakuan Lo ke Dava udah jelas banget,"

"Sumpah jelas banget, Vin?" Tanya Aline memajukan wajahnya kehadapan Davin persis.

"Banget," jawab Davin dengan pandangan lurus menatap mata Aline.

Aline menarik wajahnya, ia menutupi wajahnya dengan bantal sofa. "Kalo Dava tau gimana? Kan Gue malu," Ucapnya.

Davin tidak menjawab. Ia menyibukkan dirinya untuk menjelajah Google mencari contoh-contoh foto model.

"Vin," panggil Aline.

"Davin," panggilnya lebih keras.

"Hmmm,"

"Kalo Dava sadar kelakuan gue gimana coba?"

"Ga tau deh tuh, Gue bukan Dava," jawab Davin.

'Gimana Dava mau sadar kalo dia udah punya satu objek yang selalu di perhatiin,' kata hati Davin

.

"Thanks yaa," kata Davin sembari memakai jaketnya.

"Yoi sama-sama,"

"Oh iya baru sadar dari tadi Gue ga liat orang tua Lo,"

"Lagi keluar kota buat pembukaan toko roti,"

"Lah berarti Lo sendirian dirumah dong. Gapapa Gue tinggal?"

"Saae kali. Bang Adam juga udah jadwalnya pulang, tinggal nunggu otw nya,"

"Yaudah Gue beneran pulang yaa,"

"Jangan lupa langsung kabarin ke Danu,"

"Iya iyaaa," jawab Davin malas.

"Eh besok berangkat bareng lagi ga?" Lanjutnya.

"Ntar deh Gue tanya Bang Adam dulu,"

"Okee. Gue pulang," kata Davin.

"Hati-hati," ucap Aline melambaikan tangannya.

i can see your feelings -discontinueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang