Wulan seketika menegang di tempatnya berpijak. Refleks Wulan memegang tangan Adam.
"Adam! Ayo kembali ke kepribadian lo yang sesungguhnya," Adam mengerutkan keningnya kala mendengar penuturan Wulan diselingi dengan tangan cewek itu yang memegang lengannya erat.
Hingga tangan Wulan melepas tautan tangannya pada lemgan Adam.
"Udah pulang? Kok gak ngabarin gue sih?" Wulan menghampiri mobil yang berhenti di depan rumahnya, dengan seorang lelaki berkemaja biru turun dari sana.
"Harus yah ngabarin lo? Lagian lo pasti keasyikan kan gak ada gue di rumah!" Sindir lelaki itu yang membuat Wulan mengerucutkan bibirnya kesal, tak lupa matanya yang berotasi.
Wulan menghela napas pelan, "ya udah, lo kasih masuk gih mobil lo ke garasi, daripada kebanyakan bacot," ketus Wulan.
Awalnya lelaki itu ingin berbalik masuk ke dalam mobilnya, namun netranya yang tak sengaja melihat Adam, membuatnya mengurungkan niatnya.
menyadari pandangan lelaki di depannya, membuat Wulan tersadar. "Gak, dia bukan siapa-siapa gue," ujarnya cepat.
"Terus ngapain disini sampai selarut ini? Kalau bukan siapa-siapanya lo?"
"Dia tadi cuma nganterin, tapi tiba-tiba..." Wulan menjeda kalimatnya, berusaha merangkai kalimat yang cocok agar lelaki di depannya ini tak salah paham.
"Tiba-tiba kenapa?" Lelaki itu berusaha berujar tenang.
"Dia berkepribadian ganda," Wulan sedikit memelankan suaranya, namun masih bisa di dengar oleh lelaki itu dalam sunyinya malam yang bertabur bintang.
"Lah, terus, masalahnya sama lo apa? Sampe dia ada disini?"
"Gitu amat sih lo! Gue mau dia nginap dulu di sini, boleh yah,"
"Gila, gak boleh!"
"Tapi--"
"Tadi dia kenapa bisa kepribadiannya berubah?"
"Karna gue tampar,""Yaudah lo tampar dia lagi, dan suruh dia pulang! Pokoknya gak ada yang boleh nginap! Ganggu aja tau! Udah sana gue mau masukkin mobil gue!"
Wulan mendengus kesal. "Yaudah gue gak butuh persetujuan lo!" Ujarnya yang langsung menghampiri Adam.
"Adam! Lo Adam kan?!" Tanya Wulan kesal.
"Udah aku bilangin kalau aku itu Ag---"
Plak.
Dengan spontan Wulan menampar Adam, berharap cowok itu kembali menjadi Adam yang sesungguhnya.
"Halo, sekarang lo udah kembali jadi Adam kan?" Tanya Wulan was-was menunggu Adam melihat ke arahnya.
"WULAN! Maksud lo nampar gue apa?!" Adam sedikit membwntak Wulan.
"Alhamdulillah," Wulan tersenyum simpul yang tentunya ditangkap Adam oleh netranya.
"Udah sekarang lo pulang!" Lanjut Wulan yang membuyarkan pandangan Adam pada Wulan yang baru berlangsung tiga detik.
Adam mengeraskan rahangnya. "Punya nyali juga lo yah, ngusir gue!"
"Gue lagi gak mau cari ribut yah, Dam. Gue harap dengan sangat-sangat, please lo pulang sekarang,"
"Wulan, sekarang kita udah pacaran, dan lo jadi pacar gak ada manis-manisnya," kesal Adam, membuat Wulan bertambah kesal karenanya.
"Ya udah jangan pacaran sama gue! Udah sana pulang, gue bener-bener lagi gak mau debat!"
"Lo bilang jangan pacaran, tapi gimana caranya gue bisa buat gak pacaran sama lo, karna lo itu udah seperti magnet yang selalu narik gue pergi ke lo,"
"Udah deh jangan alay!"
"Gue beneran Lan, sejak lo nyuruh gue buat gak cari masalah lagi, disitu gue ngerasa kalau lo itu seakan-akan narik gue buat lebih dekat sama lo," secara tak sadar Adam memegang kedua telapak tangan Wulan. "Lebih dekat," lanjutnya yang melangkah maju diiringi dengan Wulan yang melangkah mundur.
Adam menarik kedua tangan Wulan yang digenggamnya ke arahnya hingga kepala Wulan bersandar pada dada bidang cowok itu.
Adam merengkuh Wulan dalam pelukannya membuat Wulan tersentak kaget, kala ingin menjauh dari cowok itu.
"Maafin gue udah bohongin lo," Wulan mengerutkan keningnya mendengar penuturan Adam.
"Sebenarnya, gue cuma pura-pura jadi orang yang berkepribadian ganda saat lo tampar gue tadi, karna dengan begitu lo pasti akan lupain amarah lo sama gue," Wulan masih setia mendengar apa yang akan dikatakan oleh Adam.
"Dan gue suka liat lo panik, karna gue,"
Wulan yang mendengarnya langsung mendorong Adam menjauh darinya, hingga cewek itu terlepas dari dekapan Adam.
"Lo kekanakan banget sih! Lo kira liat orang panik itu hiburan buat lo? Gitu?!"
"Gue nyaman sama lo Wulan, tolong belajarlah untuk mencintai gue,"
"Lo kira ini lagi belajar membaca apa?!"
"Kalau lo gak mau, gue bakal paksa lo sampai jatuh cinta sama gue,"
Wulan menghela napas malas. "Udah, lo gak usah alay mikirin masalah gituan, yang terpenting adalah lo pulang sekarang!"
"Apa karna laki-laki tadi lo mau ngusir gue? Dia siapa? Pacar lo?"
Mendengar pertanyaan Adam membuat Wulan membulatkan matanya. "Enak aja lo bilang pacar! Lagian masa gue bisa tinggal serumah sama pacar, yang bener aja!"
"Terus dia tadi sipa?"
"Udah sana lo pulang, gue sekarang lagi kesel sama lo, karna udah bohongin gue dengan berpura-pura memiliki kepribadian ganda!"
"DIA SIAPA?!"
"Adam!"
"WULAN!"
![](https://img.wattpad.com/cover/183353997-288-k235157.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Bad Boy
Romantizm[SELESAI] Adam jatuh cinta pada Wulan, tak ingin jika gadis itu meninggalkannya. Dan Wulan yang luluh pun karna perlakuan manis Adam, mulai menerima Adam. Namun, suatu rahasia besar, membuat Wulan dan Adam harus menelan pil pahit kehidupan, memaksa...