Tour Museum Luka

1.2K 61 9
                                    

Ini adalah hari ketiga Rose mengenalkan dirinya pada Rama. Sesuai perjanjian mereka tidak akan berangkat bersama. Tetapi nanti akan ada orang yang menjemput Rose di rumahnya atas perintah Rama. Sebenarnya Rose ingin menolak hari ini, karena ia masih ingin bersama Langit. Tapi karena merasa tidak enak, jadi Rose mau tidak mau menuruti kemauan Rama.

Gadis itu menggenakan dress putih bercorak bunga biru dengan cardigan berwarna biru. Ia tidak mengikat rambutnya. Ia biarkan terurai dengan bando bermanik-manik mutiara putih. Hari ini ia sengaja mengenakan high heels berwarna bening. Ini memberikan kesan sederhana tetapi tretap elegan.

Ia pun masuk ke dalam mobil berwarna hitam tersebut. Perjalanan memakan waktu sekitar tiga puluh menit lamanya karena jalanan yang padat. Saat dalam perjalanan, tidak hanya ada supir tetapi juga ada pemandunya. Ia menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Rose nanti saat tiba di sana.

"Kak, nanti sampai sana kakak gak akan ada yang mendampingi. Tapi tempatnya udah di sewa untuk kakak seorang. Saya di sini mau menjelaskan saja apa yang harus kakak lakukan selama di sana." jelasnya, membuka topik pembicaraan.

"Kalau Rama kemana?" tanya Rose, bingung.

"Ada kok. Tapi tuan munculnya pas bagian akhir dari tour ini kak."

Rose mengangguk. Kemudian orang yang berpakaian merah itu menyodorkan sebuah amplop coklat. Rose menerimanya dengan ragu. "Kak, di dalam sini nanti ada petunjuk-petunjuk yang akan membantu nanti. Jadi, tolong di simpan dengan baik. Di setiap kertasnya akan ada nomor ruangan serta namanya. Nah, kakak nanti sebelum masuk ruangan atau setiap mulai ke lorong baru jangan lupa melihat itu ruangan apa ya. Di dalam ada amplop juga ada petanya kok kak."

Rose kemudian membuka amplop tersebut dan melihat petanya. Ia mengamati terlebih dahulu peta yang dimaksud, khawatir saat tiba di sana ada yang ia tidak mengerti dan ia tidak bisa bertanya.

[Peta Museum Luka]

"Gimana kak? Ada yang mau di tanyakan?" tanyanya, ramah.

"Enggak, kak. Makasih ya."

Tidak lama, akhirnya ia pun tiba di tempat yang di maksud. Mobil yang mengantarnya segera pergi tatkala ia turun dari mobil. Kemudian, ia mengeluarkan amplop cokelat itu. Ada sebuah tiket bertuliskan 'Pintu Masuk' berwarna beige yang dipadukan dengan warna merah dan cokelat. Rose membalikkan tiket tersebut lalu terdapat sebuah tulisan yang mengarahkannya untuk maju beberapa langkah hingga bertemu dengan sebuah meja bertaplak putih.

Sambil melangkah maju, Rose tidak ingin melewatkan hal-hal yang ada disekitarnya. Ia menikmati pemandangan disekitarnya yang indah. Bunga-bunga berwarna merah muda dan pepohonan yang lebat sangat memanjakan mata. Ia juga melihat ada sebuah kolam kecil dengan air mancur yang dipenuhi lumut. Rose mendekat. Ikan-ikannya besar-besar. Ada bunga teratai juga. Ternyata kolamnya bersih walaupun air mancurnya berlumut.

Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang mengalihkan fokusnya untuk mencari suara tersebut.

"Selamat datang di tour museum luka!"

Rose mencari sumber suara tersebut. Tetapi tidak ada siapapun. Matanya menyipit, memfokuskan pandangan. "Itu meja taplak putih bukan sih?" tanya pada diri sendiri.

Dengan ragu, ia pun mulai melangkah maju mendekati meja tersebut. Semakin lama, semakin dekat. Ia berdiri di depan meja tersebut. Meja itu adalah meja yang kakinya terbuat dari besi berwarna emas. Dilapisi dengan taplak berwarna putih bercorak bunga tulip. Di atas mejanya terdapat sebuah boneka beruang yang memegang sebuah botol susu. Mata gadis itu menjelajah mencari sebuah buku atau alat tulis, barangkali ia harus mengisi buku tamu atau daftar hadir kan?

Rama Prananta (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang