5. (Sebuah bukti?)

1.6K 147 102
                                    

YOU ARE MINE

.

New version!

Happy reading💕

__________________

Dengan mata tertutup kain, seorang gadis bergaun merah nampak dituntun oleh lelaki yang kini berdiri disisinya. Dua sejoli yang merupakan sepasang kekasih itu begitu serasi malam ini, bak seorang pangeran dan tuan putri kerajaan.

"Dam, masih lama nggak, sih? Mata aku udah sakit." Rindu mengeluh pelan. Sedari tadi tangan sebelah kirinya terus mencekal pundak Damian erat. Ia takut terjatuh.

Mendengar ucapan gadisnya ini, bibir Damian seketika menyunggingkan senyum samar. Fyi, malam ini Rindu terlihat sangat cantik dimatanya. Sungguh. "Sebentar lagi, sayang."

Tak bosan, pipi Rindu merona bahkan jantungnya berdebar dibuatnya.  Bagaimana tidak. Tiba-tiba Damian datang kerumahnya lantas mengajaknya keluar. Tanpa ada persiapan apapun. Padahal sebelumnya mereka tidak memiliki janji. Terpaksa Rindu memakai gaun seadanya. Semoga Damian tidak kecewa dengan penampilannya ini. "Kamu, mau ngasih liat apa, sih emangnya?" Kepo sedikit tidak apa-apa, 'kan?

"Sebentar lagi, kamu akan tahu ...."

Uh, jarang-jarang cowok ini memakai panggilan 'aku kamu'. Dan jika ia menggunakan panggilan tersebut sudah pasti terdapat hal manis yang tengah menanti.

Sampai akhirnya Damian meminta Rindu untuk mengangkat kakinya satu persatu. Melewati sebuah lilin yang sudah ia bentuk sedemikian rupa. Dan sekarang mereja berdua berdiri ditengah-tengah lilin yang menyala. Cahaya lilin itu secara tidak langsung menerpa wajah cantik Rindu, membuatnya lebih bersinar.

"Aku buka," kata Damian mulai membuka penutup mata Rindu.

Tangan Damian refleks menyingkirkan beberapa helai rambut yang mencuat mengusik wajah Rindu. Kepalanya pun meneleng, tersenyum lembut diam-diam memandangi wajah sang kekasih seperkian detik sebelum berbisik, "kamu tetap tutup mata. Jangan dibuka dulu sebelum, aku minta."

Mengangguk mengiyakan, mendadak kegugupan datang menyerang diri Rindu. Saking geroginya ia memainkan jemari tangannya sendiri guna menetralkan segala gundah. Ah, sial! Kenapa ia menjadi segugup ini? Kayak mau dilamar aja!

Damian pun segera mengambil sesuatu yang telah disiapkan. Memposisikan diri dihadapan Rindu, ia menekuk kaki kiri kemudian menjadikan lutut sebelah kanannya sebagai tumpuan.

Jika kalian berpikir cowok itu mengenakan jas formal, maka kalian salah besar. Sebab Damian hanya memakai kaos hitam lalu dipadu kemeja navy berlengan panjang yang digulung hingga siku. Seluruh kancingnya pun sengaja dibuka.

"Sekarang buka mata, kamu ...."

Sesuai intruksi Damian, Rindu membuka matanya perlahan. Mengerjap berulang kali, memperjelas pandangan yang sempat buram. Ia sontak menutup mulutnya terkejut saat disuguhi pemandangan yang menurutnya sangat istimewa. Terlebih kini Damian menyodorkan bunga mawar kepadanya. Apakah ini ... mimpi?

"Untuk kamu, sang bidadari ku." Rindu menerima bunga dari Damian dengan perasaan terharu. Netranya refleks mengamati lilin yang disusun membentuk love mengitari dirinya serta Damian. Sosweet!

You Are Mine [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang