17. (Sakit tapi tak berdarah)

1.6K 106 89
                                    

New version!

You Are Mine

.

Jangan lupa tinggalkan
jejak ya😊

Happy reading💕

_____________________________

"Iya. Aku ... suka sama, Damian."

Damian mengusap wajahnya kasar. Perkataan Reva tempo hari sukses mengusik ketenangannya. Bukan hanya itu, sejak pengakuan yang Rindu dengan secara langsung dari bibir Reva, gadis itu menjadi sedikit pendiam.

Di keadaan seperti ini lah Damian menjadi lebih khawatir. Diamnya seorang perempuan itu berbahaya!

Tak dapat di pungkiri, jantung Damian seketika berdebar tatkala diam-diam Reva mengakui perasaanya. Padahal tanpa ia ketahui, Damian mendengarnya meskipun tak terlalu jelas namun syukur indra pendengaran cowok itu masih berfungsi dengan baik.

Entah lah. Damian sendiri masih bingung apa penyebab jantungnya berdetak tak menentu. Apakah karena ... ungkapan yang Reva lakukan? Berarti tandanya ....

Karena saking frustasinya, Damian mengacak rambut gusar. Mengundang beberapa atensi mata meskipun sekilas. Soal yang seharusnya ia kerjakan sekarang justru terabaikan. Otaknya terlalu fokus memikirkan dua gadis yang memiliki posisi masing-masing di hati.

Ah, bermasalah dengan cewek sungguh memusingkan!

"Dam! Cara ngejawab nomor 2, gimana?"

Damian berdecak kala lengannya diguncang oleh Bimo. Cowok itu tengah berkutat dengan soal tugas matematika yang di berikan oleh guru piket sebagai pengganti jam pelajaran pertama dikarenakan sang guru mata pelajaran tengah berhalangan hadir.

Sebenarnya bisa saja Bimo memilih untuk tidak mengerjakan atau hanya menyalin jawaban dari teman yang dianggap berotak encer. Namun kali ini tiab-tiba ia ingin menyelesaikan soal dengan hasil pemikirannya sendiri. Ternyata hidayah itu benar-benar ada.

"Gue lagi pusing jangan berisik," jawab Damian mengibaskan cekalan jemari Bimo.

"Ya minum obat lah," sahut Bimo seenaknya.

Bimo meringis lebar ketika di hadiahi lirikan tajam mata Damian. Merasa sudah menyerah, akhirnya ia beranjak dari kursi lantas menghampiri meja dimana murid sang juara kelas berada. Apalagi tujuannya selain menyontek?

Sayang, hidayah yang di kirimkan kepada Bimo berefek sebentar.

Tak mau memusingkan yang sudah-sudah, Damian beralih membaca beberapa soal matematika yang tersaji. Belum sempat menorehkan tinta di kertas, bunyi notifikasi ponsel merubah niat Damian dalam sekejap. Begitu membuka pesan yang di dapat, gurat khawatir terpancar nyata pada air muka cowok tampan itu. Tanpa berpikir panjang, ia segera memasukan seluruh alat tulis yang tergeletak diatas meja ke dalam tas kemudian mengangkelknya di sebelah bahu. Buru-buru, sepasang kaki Damian melangkah keluar kelas mengabaikan panggilan Bimo yang menyerukan namanya.

"Mau kemana?"

Derap kaki Damian terpaksa tertahan saat tubuhnya berpapasan dengan dua gadis di depan toilet wanita. Napas Damian tampak memburu, seakan tengah mengejar sesuatu yang memang sangat penting.

You Are Mine [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang