New version!
You Are Mine
.
Happy reading💕
_____________________________
Meja persegi panjang di ruang makan itu di isi oleh tiga orang. Salah satu dari mereka sibuk bermain ponsel, mengabaikan sarapan yang telah tersaji di depan mata. Sampai suara wanita yang mengintrupsi mengalihkan perhatiannya kepada sang empunya suara tersebut.
"Hp, kamu nggak bakal ilang kalo, kamu berpaling buat sarapan, Dam," kata Amel-- Ibu Damian menegur.
Sontak Damian meletakan ponselnya ke atas meja. Menanggapi perkataan sang Ibu dengan anggukan singkat. Tak bersuara sedikit pun, Damian mulai menyantap nasi goreng yang ada di diring tanpa selera. Entah lah, akhir-akhir ini ia sangat egan menyentuh makanan meskipun setitik.
Arlan yang menyadari perubahan sikap sang anak belakangan ini pun berdehem, mengambil atensi Damain seketika. Alis cowok itu bertaut, menunggu kalimat yang akan terlontar dari bibir sang ayah. Menjadi kebiasaan Arlan saat ingin berbicara kepada Damian pasti mengawali dengan deheman seperti tadi.
"Habisin dulu sarapannya. Masalah nggak akan kelar walaupun di pikirin tapi tanpa ada tindakan," ucap Arlan seolah dapat membaca pikiran putra semata wayangnya itu.
Mendengar ucapan itu, kunyahan mulut Damian memelan. Ia menghela napas perlahan. Dan lagi-lagi cowok bersragam SMA itu hanya mampu mengangguk.
Amel yang mengerti Arlan akan segera berangkat ke kantor pun bergerak menyium punggung tangan lelaki itu. Sebelum Arlan juga menyium ringan kening si isteri.
Selepas perginya Arlan, Amel kembali memandang Damian. Cowok itu sudah menghabiskan jatah sarapannya. Bersamaan dengan tangan Damian yang terulur mengambil segelas air, mulut Amel terbuka hendak berujar, "Mamah tau masalah apa yang lagi, kamu hadapin sekarang. Dan Mamah, harap kamu bisa menyelesaikan tanpa ada yang tersakiti atau di rugikan."
"Iya, Mah," jawab Damian sekenanya begitu selesai meminum air putih, "ya udah. Aku, berangkat sekolah, dulu."
"Sebentar."
Langkah kaki Damian tertahan. Ia menoleh ketika Amel mencegah barusan.
"Kapan-kapan bawa, Rindu ke sini ya. Mamah, kangen sama dia. Udah lama nggak ketemu." Amel tersenyum manis. Menatap Damian penuh harap. Ia tahu jika anaknya ini sedang memiliki problem dengan gadis yang berstatus menjadi kekasihnya kini.
Tak langsung mengiyakan, Damian terdiam beberapa detik. Karena tak mau ambil pusing ia kemudian membalas, "nggak janji."
Yang otomatis membuat Amel memasang raut kecewa.
"Tapi, aku usahakan," lanjut Damian lantas beranjak seraya membawa tas ransel hitam di sebelah bahu.
"Mamah tunggu kedatangan, calon mantu Mamah itu!" Amel berseru semangat, "biar nanti sekalian, Mamah bisa bantu masalah kalian ...."
____________________________
Di hari jum'at pagi ini SMA tempat Rindu bersekolah tengah mengadakan kegiatan kerja bakti. Oleh sebab itu, semua murid di sibukan dengan pekerjaan di kelas masing-masing. Selain itu, ada juga yang mengambil alih di area luar kelas seperti lapangan utama contohnya. Meskipun tidak terlau kotor, tetapi tempat tersebut masih perlu di bersihkan. Mereka pun berpencar, mengambil peralatan yang sekirannya di butuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine [Terbit]
Teen FictionTerbit dengan judul 'Aku, kamu, dan Masa lalu.' _______________________________ "Kamu lebih pilih aku pacar kamu, atau dia masa lalu kamu?" -Rindu "Sorry, untuk saat ini gue lebih pilih dia. Karena dia lebih membutuhkan gue dan gu...