New version!
You Are Mine
.
Happy reading🙃
_______________________________
Siapa sangka, urusan penting yang Sila maksud yaitu bertemu Damian. Mereka tengah duduk di teras rumah kosong yang memang biasanya orang gunakan untuk nongkrong. Pertemuan ini bukan tanpa alasan, Sila sendiri lah yang meminta Damian datang ke sini guna membahas hal pribadi yang akhir-akhir ini membuatnya gelisah.
"Gue harus gimana, Dam? Gue, harus jujur atau terus ngerahasiain kesalahan ini dari Rindu? Gue ... ngerasa nggak enak sama dia."
Berbeda dengan Sila yang nampak uring-uringan, Damian justru santai-santai saja. Cowok itu duduk diatas pembatas seraya bermain benda pipih yang kini ada di tangannya. Sebenarnya ia sedang sangat malas membahas masalah tersebut sekarang. "Seenaknya, lo aja. Gue, juga nggak tau lo harus gimana."
"Lo, kok malah ngomong gitu, sih? Lo, nggak merasa bersalah? Lo, nggak mikir perasaan Rindu gimana kalo dia sampe tau?"
Damian mendesah. Sahabat gadisnya ini benar-benar bawel.
"Kita ngelakuin hal itu nggak sengaja. Pasti Rindu ngerti," jawab Damian enteng, matanya masih saja fokus pada layar ponsel.
Sila menggeram kesal. Merebut paksa ponsel milik Damian lalu mengantonginya, ia pun menjitak kepala Damian gemas. Bagaimana bisa cowok ini begitu menggampangkan masalah yang bisa merusak nama baiknya sekaligus merusak suatu hubungan. Damian sinting!
"Apa, sih? Balikin nggak Hp, gue." Damian terlihat marah, menyodorkan telapak tangannya meminta ponselnya balik.
"Nggak! Lo, harus nyariin, gue jalan keluar dari masalah ini dulu. Gue, nggak mau Rindu nanti malah mikir yang aneh-aneh!"
"Ribet, ya, lo!"
"Kok, gitu, sih? Emang bener, lo itu cowok brengsek, yah!"
Damian berdecih melihat mata Sila yang berkaca-kaca. Kenapa cewek secengeng ini? Mengingat kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu, ia menyandarkan kepalanya di dinding. Andai dirinya lebih pandai mengontrol diri, mungkin kesalahan rumit itu tidak akan pernah terjadi.
Kesalahan yang berawal saat Damian mengantar Sila ke rumah setelah dia mengalami sedikit musibah di jalan? Kalian masih ingat insiden itu, 'kan?
Singkat cerita, Damian membantu Sila mengobati lukanya dengan cekatan. Sebagai bentuk simpati, Damian mau melakukannya sebab dia adalah sahabat dari Rindu, sehingga nalurinya memerintah untuk berbuat kebaikan.
Apalagi kala itu tak ada seorang pun disana. Damian berpikir pasti Sila akan kerepotan jika mengurus rasa sakitnya sendiri.
Namun, karena terlalu hanyut oleh suasana, apalagi mereka hanya berdua di ruang tengah ... tiba-tiba tatapan mereka saling beradu. Terkunci dalam waktu seperkian detik. Angin yang masuk melalui celah ventilasi membuat hawa kian menghanyutkan. Kedekatan mereka pun begitu intim sampai-sampai Damian memiringkan kepalanya hingga benda kenyal milik masing-masing menyatu. Tangan bebas Damian bergerak memegang pinggang sila kemudian tangan yang lain bertugas menekan tengkung Sila guna memperdalam cumbuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine [Terbit]
Ficção AdolescenteTerbit dengan judul 'Aku, kamu, dan Masa lalu.' _______________________________ "Kamu lebih pilih aku pacar kamu, atau dia masa lalu kamu?" -Rindu "Sorry, untuk saat ini gue lebih pilih dia. Karena dia lebih membutuhkan gue dan gu...