27. (Pasca Putus)

3.1K 86 38
                                    

New version!

You Are Mine

.

Happy reading🌼

Jangan lupa tinggalkan jejak ya:)

____________________________

"Kenapa, lo jadi ogeb gini, sih?!"

Damian berdecak keras ketika Reva terus menerus mengomelinya. Gadis itu berdiri di hadapanya seraya berkacak pinggang. Tatapan yang tadinya begitu meneduhkan berubah nyalang saat ia memberitahu pasal dirinya yang memutuskan Rindu.

"Otak, lo gesrek apa gimana?"

"Yang ada kalo, dia tahu masalahnya malah jadi rumit!"

"Sia-sia, dong pengorbanan, gue selama ini."

Enggan menyahuti ocehan Reva yang semakin menyudutkan, Damian menggaruk kepalanya bingung. Mengapa Reva jadi secerewet ini? Perasaan dulu saat mereka masih menjalin hubungan dia kalem binti adem ayem.

"Kenapa, diem? Nggak bisa jawab?!"

"Gimana mau jawab orang, lonya ngomel terus." Akhirnya Damian memilih menimpali.

Merasa disalahkan, mata Reva melotot geram. "Kok, lo jadi nyalahin, gue, sih?!"

Kan, serba salah.

Damian pun menggusah napas pelan. Menarik lembut tangan Reva, membawa agar duduk di sebelahnya--di atas ranjang kamar. "Jangan marah-marah terus. Nggak takut cepet tua, hm?"

"Cih! Nggak usah mengalihkan topik!"

Damian menggeleng heran. Sepertinya ia harus rela mengalah.

Mengerti dengan apa yang harus Damian perbuat, dengan penuh perhatian telapak tangannya berangsur mengusap belakang kepala Reva. Berniat menyusutkan emosi kecil yang tengah menguasai hati gadis manis ini.

"Jadi gimana? Kenapa, lo malah mutusin dia?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir mungil Reva. Pertanda bahwa ketenangannya sudah stabil dari pada sebelumnya.

Damian tersenyum tipis. Kini Reva sudah bisa di ajak berbicara dengan kepala dingin. Anggap saja acara mengomelannya tadi merupakan kekhilafan semata.

"Yang jadi saksi sewaktu, gue mutusin Rindu itu si dia." Damian mulai menerangkan. "Gue, nggak sebodoh itu nekat mutusin hubungan, tanpa tujuan. Yang pasti tujuan ini demi kebaikan dan tidak merugikan."

Mendengar kalimat terakhir dari rangkaian kata tersebut, Rindu mendengus sebal. Ia merasa tersinggung juga tersindir. Menyebalkan!

"So?"

"Gue, mau buat kejutan untuk adik kesayangan, lo."

Kejutan? Oke. Reva sedikit paham akan jalan pikiran mantannya ini.

______________________________

Dengan hati-hati kaki Rindu berpijak pada anak tangga satu persatu. Kedua tangannya yang memegang tumpukan buku ia turunkan kebawah agar sudut pandangnya lebih leluasa. Sesekali ia mendesis kesal kala merasa kesusahan membawa buku tugas teman sekelasnya itu.

You Are Mine [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang