5. The King : next to his slave.

16K 547 5
                                    

Comment for next part
Vote for next part

***

Decan memperhatikan wanita di sampingnya dengan seksama. Wanita itu tengah duduk di mobil Decan dengan derai air mata yang tiada hentinya. Ia sedari tadi tak mau membuka suara, bahkan ia hanya menatap kosong ke luar jendela.

Decan menghembuskan nafas menyerah, hari sudah gelap. Ia harusnya sudah pulang dan nonton pertandingan sepak bola di TV. Tapi ia sekarang disini, terjebak dengan wanita yang ia selamatkan dari bunuh diri. Walaupun ia memang berniat membunuh wanita ini tetapi wanita ini tidak sama sekali memasang bahasa tubuh bahwa ia curiga dengan apa yang Decan lakukan tadi.

Tapi Decan tak mau ambil pusing, cepat atau lambat ia harus membunuh wanita ini agar semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan seperti laporan polisi tentang dirinya yang membuang abu di danau.

Decan menyalakan mesin mobil. Tapi wanita itu malah menatap Decan.

"Kita mau kemana ?" Tanya nya.

Decan menarik nafas dalam. "Pulang. Kamu gak mau pulang ?"

Wanita itu mengalihkan pandangannya ke luar jendela lagi. Baru saja Decan hendak meninjak pegas  wanita itu tiba-tiba menyentuh lengan Decan.

"Aku bawa mobil, aku bisa pulang sendiri."

Decan mengehal nafas lagi. "Hei, aku gak mungkin biarin cewek yang aku selamatin dari bunuh diri pulang sendiri. Kamu kira aku bakalan percaya kamu pulang gitu aja ?"

Wanita itu menggeleng, "aku janji gak bakalan ngelakuin hal bodoh itu lagi."

"sampai kerumah ?" Decan menaikkan alisnya.

Wanita itu memejamkan matanya, ia menghembuskan nafas pilu. "Aku gak bisa pulang kerumah. Untuk saat ini enggak." Ucapnya lirih.

"Terus kamu mau kemana ? Bunuh diri ?"

Wanita itu menyerngit lemah, "hei, aku udah janji gak bakalan coba bunuh diri lagi." Protesnya.

"Kamu kira aku bakalan percaya gitu aja ?"

Wanita itu melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya, ia membuka pintu mobil tapi Decan menahanannya. Wanita ini tentu saja gak boleh lari begitu saja.

"Lepasin, aku mau pulang."

Decan menggeleng. Ia menarik pintu mobil, menutupnya lagi lalu menguncinya.

"Kamu mau pulang kemana ?"

"Kemana aja yang penting gak ke rumahku." Jawabnya sedikit menekan kata 'rumahku'.

"Mau kerumahku ?" Tanya Decan.

Wanita itu menatap Decan meneliti. Bahasa tubuhnya mulai menunjukkan bahwa ia tidak aman sekarang.

"Kalau kamu berpikir aku jahat, kenapa aku nolong kamu tadi." Decan menaikkan kedua bahunya. Ia lalu menatap kedepan, memegang kemudi. "Kalau gak mau juga gakpapa, tapi kamu harus tau aku gak bakalan biarin kamu pergi sendiri."

Wanita itu tampak berpikir, Decan melihatnya dari ekor matanya.

"Aku gak punya pilihan lain." Ucapnya tiba-tiba.

The Last Psycho's SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang