20. The Slave : it happens again.

8.1K 364 13
                                    

Comment for next part
Vote for next part
Mature content ! (17+)
adegan dewasa.
Happy reading !

***

Adam sedang duduk di halaman belakang kala putrinya— Kathreena datang dan duduk di sebelahnya. Adam tak menyunggingkan senyum atau apa karna pada dasarnya hubungannya dengan Kathreena seperti orang kaya pada umumnya yang gila berkerja dan mengacuhkan keluarga.

Kathreena terdengar menghela nafas, Adam tetap saja berkutat dengan ipad nya dan tentu saja itu tentang perkerjaan.

Setelah kemarin ia bertemu dengan Sabella dan mengatakan kebenaran yang ia tau, Kathreena rasanya ingin cepat mengatakan kepada papanya suatu kebohongan atau fitnah tentang Sabella agar papanya dengan cepat menceraikan Sabella.

Tapi, dari awal Kathreena mengetahui hubungan papanya dengan Sabella, Adam sangat jelas menyayangi Sabella sebagaimana yang ia tunjukkan pada mama Kathreena— Amy. Dan kemungkinan besar Adam tidak akan mempercayai kata Kathreena yang jelas ingin menghancurkan hubungan mereka.

"Pa, aku mau bicara." Ucap Kathreena membuka suara. Adam hanya berdeham menandakan bahwa Kathreena tinggal berbicara dan Adam akan mendengarkannya di sela ia berkerja.

"Aku ketemu Sabella." Adam spontan tak berkutik dan menatap tajam ke arah Kathreena. "Pelankan suara kamu." Perintahnya.

"Aku juga udah bilang ke dia kalau aku tau dia simpanan papa."

Adam menghela nafas, ia memberhentikan perkerjaannya. "Dimana dia ?"

"Perempuan itu ada dirumah mertua papa sendiri." Adam menatap Kathreena tajam. Ia menghela nafas, betul perkiraannya Sabella pulang kerumah ayahnya.

"Jangan kurang ajar kamu. Panggil dia Mami."

Kathreena terkekeh. "Mami Sabella bilang dia bakalan cerai sama papa." Ucapnya sarkastik. Ia sedikit meledek kata 'Mami Sabella'.

"Aku udah tau semuanya, pa." Ucapnya lagi. "Nampaknya kita punya sifat yang sama. Buktinya,  kita sama-sama membunuh anak kita."

Rahang Adam mengeras, tangannya menggenggam ipad kuat hingga ujung jarinya memutih. Adam lalu berdiri, berniat meninggalkan Kathreena sendiri. Sebelum ia melangkahkan kaki ia berdiri menatap Kathreena. "Kalau mama kamu tau, papa anggap itu ulahmu."

"Kalau papa ceraikan perempuan itu, aku gak bakalan bilang semuanya ke mama." Ucap Kathreena memberhentikan langkah Adam.

"Berani-berani nya kamu." Seru Adam tegas.

"Ceraikan dia pa. Dia gak bahagia sama papa. Begitu juga aku, mama dan Rey. Kita gak bahagia sama papa kalau papa masih sibuk sama perempuan itu !"

Adam berjalan mendekat ke arah Kathreena dengan rahang yang mengeras. "Ingat kamu, kamu juga punya rahasia di tangan papa. Mama bakalan lebih kecewa sama kamu."

Lalu adam berlalu hendak masuk ke dalam rumah. "Ingat pa ! Papa hampir ngebunuh Sabella ! Papa ngebunuh adik aku ! Lepaskan dia biar dia bisa bahagia !" Ucap Kathreena di sela air matanya mengalir.

Kathreena menahan isak tangisnya. Dia berujar dengan lantang bukan karna ia sengaja. Mamanya baru saja mengantar Rey ke tempat les, otomatis tidak akan ada yang mendengarnya kecuali pembantu rumah tangganya.

Ia menepis setiap air matanya yang mengalir di pipinya. Ia tak mau terlihat lemah jika papanya melihat ia sekarang, ia tak mau papanya akan menjadikan mamanya sebagai senjata jika terjadi perkelahian yang serupa di masa mendatang.

Kathreena menarik nafas panjang lalu berlalu masuk ke dalam rumah. Saat hendak masuk ke kamarnya ia melihat papanya keluar dari kamar dengan pakaian rapi dan membawa kunci mobil. Kathreena yakin, papanya akan bertemu dengan Sabella. Ia sangat yakin.

The Last Psycho's SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang