18. The Slave : forbidden love.

8.3K 417 20
                                    

Comment for next part
Vote for next part
Happy reading !

***

Sabella sedang duduk di teras rumahnya ketika Kathreena datang dengan tas kertas di pelukannya. Ia tersenyum sambil melambaikan tangannya pada Sabella. Sabella membalas senyumannya dengan hangat, ia mulai menerima Kathreena sebagai anaknya juga— anak tiri.

Walaupun Kathreena lahir dari perempuan yang Sabella lumayan benci tapi saat melihat Kathreena ia merasa lebih bahagia. Tapi perasaan itu tiba-tiba sirna mengingat perlakuan Adam kepadanya. Ia menatap Kathreena dengan tatapan dingin begitu ia masuk ke dalam teras rumah Sabella.

"Hai, Sabella." Sapanya.

Sabella tersenyum, ia lalu mempersilahkan Kathreena duduk di sebelahnya. Itu tempat duduk Adam ketika pertama kali mereka bertemu hampir satu tahun yang lalu.

Kathreena mengeluarkan sesuatu dari tas kertas yang ia bawa. Itu sebuah album foto. Tapi tampak familiar di penglihatan Sabella.

Sampulnya berwarna putih dengan tulisan 'S & A'. Sabella sempat berpikir keras. Itu seperti album foto miliknya dan Adam yang Adam bawa di mobil Jeep Wrengler nya untuk menghilangkan perasaan rindu ketika mereka jauh.

Sabella jelas sudah lama tak melihatnya.

Mata Sabella terbelak begitu benar-benar menyadarinya. Itu benar album fotonya dengan Adam. Sabella tremor, ia yakin ia sudah pucat pasi sekarang.

Kathreena membuka sampulnya, menampakkan foto Adam dan Sabella yang tengah berciuman di kolam rumah Sabella.

Jantung Sabella berdetak tak karuan, ia tak berani menatap Kathreena yang kini tengah membuka lembar demi lembar album foto tersebut.

Dominan isi album foto tersebut hanyalah foto Adam dan Sabella yang pre wedding di rumah Sabella dan fotograpernya adalah Egi. Hampir di ujung, foto mereka yang tengah melaksanakan ijab qabul dengan beberapa keluarga Sabella.

Sabella menelan salivanya payah. Ia benar-benar tak tau berbuat apa sekarang. Kathreena jelas sudah mengetahui hubungannya dengan Adam. Tapi bagaimana dengan Amy ? Apakah ia mengetahuinya juga. Sabella penasaran ingin tau, jikalau hanya Kathreena yang tau mungkin ia bisa sedikit menyogok Kathreena.

Sabella melirik Sabella ketika Kathreena menutup sampul album foto. Kathreena tersenyum— walaupun tersenyum dingin.

"Mama ?" Kathreena menyeringai.

"Harus aku panggil apa kamu sekarang ? Mama ? Mami ? Bunda ? Ibu ?" Tanyanya dengan nada sarkastik.

"Bahkan kamu terlihat seperti seorang kakak bagiku." Ucapnya lagi setengah tertawa.

"Kamu gak jauh tua dariku." Kathreena terkekeh di ujung ucapannya.

Sabella tak berani membuka suara. Bahkan ia tidak membuka suara pun bibirnya sudah bergetar hebat. "Aku sempat marah pas dengar cerita versimu kemarin lusa. Papa gak cerita seperti itu."

Sabella menatap Kathreena. Jadi Adam sudah memberi tau Kathreena lebih dulu ? Apa-apaan si bajingan itu ?

"Mas Adam cerita sama kamu ?" Tanya Sabella lirih hampir tak terdengar.

"Bahkan aku jenguk kamu pas kamu dirawat dirumah sakit."

Sabella menyerngit. Ia tak mengerti sekarang.

"Bingung ya ?" Tanya Kathreena sarkastik.

"Kebetulan aku ketemu Papa di malam kamu di rawat. Aku kerumah sakit untuk ketemu dokter pribadiku. Papa tau itu, dan papa langsung sadar bahwa aku baru saja menggugurkan kandunganku."

The Last Psycho's SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang