kenapa sih lo pinter banget senyum?
-Vana
Vana menghela nafasnya bingung dengan pilihan yang tercantum disebuah kertas dihadapannya.
Ia mengetuk-ngetukkan jarinya dimeja sambil berfikir keras.
Lisa menatap jengah kawan sebangkunya ini, "Mending basket aja deh Van, soalnya voli udah penuh tu," tunjuknya sambil menaruh kepalanya dimeja.
Vana menoleh, "Emang basket tu enak ya?" Lisa melotot dan langsung memegang kening Vana, "Lo waras kan? Emang lo gak tau basket? Itu ekskul paling top disini! Lahir dizaman apa lo?" Beruntun pertanyaan yang dilontarkan Lisa kepada Vana.
Vana hanya tersenyum kikuk, "Lo lagi ngerap ya?" tanyanya sambil menggaruk tengkuknya.
Lisa menghembuskan nafasnya kasar tak akan ada habisnya berbicara dengan gadis di sampingnya ini, "Gue nanya Vana bukan ngerap kayak oppa oppa korea," Vana hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Yaudah deh gue pilih basket!" serunya sambil menuliskannya di kertas formulir itu.
Setelah menuliskannya Vana mengajak Lisa untuk menemaninya bertemu dengan ketua Basket.
"Dimana sih si ketua basketnya Van?" tanya Lisa karena sedari tadi mereka keliling sekolah dan tak menemukan si ketua Basket itu.
"Gue juga bingung Lis, padahal di formulir nya disuruh ngasih di lapangan basket. Nah ini boro boro orang aja gak ada," keluhnya.
Akhirnya Vana menghampiri salah satu kakak kelas kenalannya, "Kak permisi," serunya.
Kakak kelas yang bernama tifanny itu menoleh, "Oh, Apa dek?"
"Kakak tau ketua Basket biasanya dimana ya?" Tifanny tampak berfikir dan akhirnya menjawab, "Biasanya sih di kantin kalau gak rooftop, coba cari aja," jawabnya dengan senyuman manis.
Vana tersenyum, "Makasih kak," Tifanny pun mengangguk dan melanggang pergi.
Vana dan Lisa pun akhirnya menuju kantin dan melihat disekitar, tidak ada tanda tanda ketua basket itu.
Dari informasi yang mereka dapat si ketua basket itu sering membawa bola basket saat jam istirahat.
Akhirnya mereka memutuskan untuk ketempat selanjutnya yaitu rooftop.
Sampailah mereka didepan pintu rooftop itu saat Vana ingin membuka knop pintu, Lisa menahan lengannya.
Vana menoleh dan memberikan raut wajah seakan 'Apa lagi?' Lisa menoleh kanan kiri, "Gue takut," jawabnya setengah berbisik.
"Tenang ada gue," balas Vana dan langsung membuka knop pintu tersebut, sedangkan Lisa hanya mengikut dibelakangnya sambil menunduk.
Suara pintu membuat tiga orang yang sedang menghisap benda mungil berasap itu menoleh lalu dengan cepat membuangnya dan menginjaknya.
"Eh lo lagi? Ngapain kesini?!" ketus Bara.
Vana menatap jengah Bara ia tak menyangka bahwa ketua Basket itu adalah si pentolan korek ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [ON GOING]
Teen Fiction[UPDATE SABTU-MINGGU] Budayakan follow terlebih dahulu lalu baca dan jangan lupa vote dan comment nya, hargai karya saya ya hihi. Bara Amerisium Wilhelm, panggilanya Bara. Cowok yang memiliki badan bagus dan selalu memikat kaum hawa di SMA Garena. K...