7# ES TEH

1.5K 104 81
                                    

"Gue juga kepo kenapa lo ga suka sama gue. I Love you."

Vana meregangkan badanya sambil menguap. Ia tak sadar dirinya tertidur tadi malam saat membaca novel kesayanganya.

Buku yang berjudul Artha itu sudah terhimpit oleh tubuhnya. Bahkan handphonenya sudah jatuh dan retak di lantai akibat tidurnya yang dikatakan tidak bisa diam.

Ia melirik jam weker yang berada di nakas. Ia menghela nafasnya lalu berjalan lemas kekamar mandi.

Vana gadis itu, paling benci mandi pagi karena menurutnya mandi pagi bisa membakar semangat tidurnya.

tok..tok..tok..

"Non! Itu sarapanya udah siap," seru bik Siti sambil menggedor pintu kamar Vana.

"SEBENTAR BI! LAGI MANDI!" jawab Vana dengan lantang karena ia sedang berada dikamar mandi.

Mengetahui Vana sudah mandi akhirnya bi Siti turun dan bersiap mencuci peralatan memasak yang ia gunakan tadi.

Vana turun setelah memakai pakaian khusus sekolahnya, ia duduk di meja makan paling kanan yang berhadapan langsung dengan ruang keluarga.

Vana mengernyitkan keningnya saat melihat sehelai rambut yang berdiri tegak layaknya sinema upin ipin yang ia tonton setelah pulang sekolah.

Ia bangkit dari kursinya berjalan menghampiri orang itu.

"LO DATENG!!!!!!!" ujar Vana senang saat mengetahui Varo abang nya tiba tiba datang kerumahnya dan ia tak menyadari sama sekali.

Vana langsung memeluk abangnya dengan erat bahkan Varo sampai mengambil nafas dari mulut yang ia buka lebar lebar saat Vana tak melonggarkan pelukannya.

"G-gue sesek!" kesal Varo saat adiknya tak henti hentinya menciumi pipinya dan memeluknya erat.

"Hehe sorry bro," ujar Vana melepaskan pelukannya.

"Gimana gue tambah ganteng kan?" tanya Varo dengan PD nya kepada Vana yang disambut jitakan kecil di kening Varo.

"Demi langit dan bumi, gue gapernah punya sodara ganteng sejak lahir." Jawab Vana lalu berjalan balik menuju meja makan.

Varo mendengus kesal lalu memutar balikkan badanya kebelakang menatap adiknya yang sudah duduk di meja makan.

"Ga pernah sekali- kali lo muji gue!" ketus Varo lalu beranjak berdiri menghampiri adiknya.

"Ya terus? apa masalahnya kalo gue ga muji lo?" tanya vana sambil menusukkan roti panggangnya menggunaka garpu dan memakannya.

Varo mengambil roti dari piring yang sudah disediakan untuknya lalu memakanya sambil berdiri, "Intinya gue ga mau tau lo harus muji gue semaksimal mungkin, kalo lo ga mau muji gue jangan harap tu laptop bisa jadi milik lo," cibir Varo membuat Vana melotot.

"Kok gitu sih? perjanjianya kan cuman gue ga boleh pacaran kok sampe bawa bawa muji lo sih! Au ah gue minta mama aja lo pelit! kutu kupret!" dengus Vana kesal lalu meminum susu coklatnya sampai kandas tak tersisa.

"Yee, dasar kebo durhaka gue doain gabakal dapet jodoh lo," ujar Varo.

Vana berkacak pinggang melihat Varo yang sudah semena-mena mengejeknya, "Eh Gajah thailand, lo doain gue ga dapet jodoh sedangkan lo jodoh aja kabur ketemu ama lo,"

Varo mulai berkacak pinggang dan mulai terpancing perdebatan itu, "Sekarang gini gue tanya, lo itu adek gue ga sih?"

"Dengan sangat terpaksa mama ngeluarin gue biar lo ga nangis lagi karna ga punya temen dirumah," ujar Vana.

BARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang