27# HADIAH

626 23 1
                                    

Alizah menatap lekat mata Radit begitupun Radit, "S-sorry gue gak sengaja Al."

Alizah menggeleng dan tersenyum, "Gak papa, tadi kaget aja."

"Al, nih gue be—"

Lisa tiba-tiba menghentikan ucapannnya, saat kedua orang tersebut melihat kearahnya, "Sorry, gue ganggu ya?" ucap Lisa ragu sambil memegang erat minumannya.

Alizah segera menepiskan tangan Radit dan lengannya, "Ah engga kok Lis, yuk balik lagi kesana."

Setelah itu dengan cepat Alizah menarik tangan Lisa, Alizah menatap sekilas Radit sedangkan Lisa hanya menatap kedepan bahkan dirinya enggan menatap cowok itu.

"Lis jadi beli bukunya?" tanya Alizah saat mereka sudah berada di dalam mobil.

Lisa tampak berfikir, "Kayaknya gausah deh Al, belum butuh-butuh banget sih."

Alizah mengangguk, "Jadi kita pulang?"

"Pulang aja, udah capek juga gue," balas Vana yang diangguki Alizah.

Malam ini Bara dan teman-teman nya sedang berkumpul di rumahnya, suasana rumahnya tampak sepi karena bi Ina dan pak Budi sudah pulang sejak tadi sore, papanya pun juga belum pulang dan besar kemungkinan tidak akan pulang kerumah.

"Ini mau diapain?" tanya Rendi sambil mengangkat sehelai pita bewarna merah.

"Gue juga ga tau, kalian emang yakin bisa hiasin?" tanya Bara menatap Alka, Regan, Darka dan Alfred.

Mereka ber empat mengangguk, "Bagus deh , Oh ya Ren bisa gak lo besok ngelacak dia terus arahin buat sampe ke basecamp kita."

"Ada rencana lagi bos?" tanya Arkan bingung.

Bara mengangguk, "Rencana spesial, kalian gak boleh tau."

Radit hanya geleng-geleng kepala dibuatnya, "Gue sama Raksa mau cari cemilan dulu, ada yang mau ikut?"

Radit berdiri dan beranjak untuk pergi sebentar, "Gue ikut!" seru Zafran semangat.

"Yuk, ada yang mau nitip?" tanya Raksa.

"MOCHI!" teriak mereka bersamaan.

"Jangan lupa minum gue lagi pengen," pinta Aziz membuat Raksa tertawa.

"Okey, ntar dibeliin."

Mereka bertiga keluar dari kamar Bara dan pergi meninggalkan rumah Bara, "Bos gue bingung, pita nya lilitin kemana?" tanya Rendi saat sudah berdiri sambil melilitkan pita tersebut kelehernya.

"Rendi bisa ancur itu ntar, lo lilitin sana di tiang balkon gue," ucap Bara membuat Rendi mengangguk.

"Aziz, buangin dong sampah gue yang deket balkon," pinta Bara kepada cowok kribo didepan nya, Aziz hanya mendengus kesal lalu menuruti permintaan Bara.

"Buset! Rokok lo banyak bener disini!" seru Aziz sambil menenteng tong sampah bewarna ungu itu.

Zidan hanya terkekeh, "Pengen mati muda ya gitu."

"Namanya hidup, kalo gak dinikmatin pas masa muda masa tua nya sengsara," tutur Bari yang sedang berkutik dengan sebuah kotak kado yang berisikan banyak sekali produk kecantikan wanita.

"Kata siapa?" tanya Darka kepada Bari.

"Kata gue barusan." ujar cowok itu membuat Darka mendengus kesal, ia kira Bari mengutip salah satu kata motivator terkenal.

BARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang